Jawa Tengah, terdiri dari beberapa kabupaten atau kota. Tidak sedikit dari kota-kota itu memiliki budaya atau kebiasaan yang unik sehingga menarik untuk dibahas. Salah satunya yaitu dari cara prosesi lamaran di tiap-tiap kota pasti berbeda. Salah satu kota yang saya ingin bahas kali ini yaitu kota Brebes yang terletak disebelah utara Jawa Tengah, Indonesia. Kemarin, saya mudik ke kampung halaman untuk melaksanakan Hari Raya Idul Fitri bersama keluarga besar, yaitu di Brebes. Dan saat tahun itu juga tepat sekali tahun dimana anak dari Kakak Ibu Kandung saya (Sepupu) ingin dilamar oleh calon suaminya. Uniknya di kampung saya ini (Brebes), Lamaran harus dilakukan setelah Hari Raya Idul Fitri, agar lamaran ini di anggap sah dan diterima oleh masyarakat. Sebelum prosesi lamaran, saat malam takbiran menjelang Idul Fitri mempelai pria akan mendatangi calon mempelai wanitanya dengan membawa mercon (petasan) sebanyak-banyaknya untuk merayakan malam takbiran bersama calon mempelai wan...
Ngupati sapi, atau dalam bahasa Indonesianya berarti membuat ketupat untuk sapi. Biasanya, orang-orang Blora melakukan tradisi ini setelah masa panen padi tiba, di hari Jumat Pahing. Asal mula ritual ini diadakan karena pada zaman dahulu, sapi digunakan untuk membajak sawah, jadi setelah panen, para petani mengadakan syukuran dan rasa terima kasih kepada Tuhan dan juga sapi yang telah berjasa untuk membajak sawah mereka. Di zaman dahulu, orang-orang melakukan tradisi ini dengan cara membuat ketupat lalu membawa ketupat tersebut ke sawah sambil menggembala sapi-sapi mereka. dan dimakan sembari menunggu sapi-sapi mereka memakan rumput. Di masa sekarang, tradisi Ngupati Sapi tidak lagi dilaksanakan di sawah dan membawa ketupat ke sawah. Tapi, dilaksanakan dengan cara membuat ketupat beserta lauknya dan dibagi-bagikan kepada tetangga atau orang tak mampu di sekitar, meskipun pelaksanaannya tetap di hari Jumat Pahing setelah panen padi tiba. #OSKMITB2018
Punggahan Indonesia, negara yang dihuni oleh lebih dari 260 juta jiwa yang heterogen, menghadirkan berbagai macam keunikan di tiap sisinya. Negara yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam ini memiliki banyak tradisi untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Salah satunya adalah Punggahan. Punggahan adalah salah satu tradisi yang terdapat di Jawa (seperti Jawa Barat, Jawa Tengah), dengan cara memperingatinya yang berbeda-beda. Tradisi Punggahan sudah ada sejak dulu, meski belum jelas darimana asal-usulnya tradisi ini tercipta. Ada yang berpendapat bahwa tradisi ini asli dari Islam atau ajaran Hindu yang diterapkan pada Islam oleh Wali untuk mengajak masyarakat masuk ke Islam. Punggahan Terdengar Asing Apa arti dari Punggahan? Punggahan berasal dari bahasa Jawa yaitu kata Munggah , yang berarti naik atau memasuki tempat yang lebih tinggi. Yang dimaksudkan naik di sin...
Sawan Pengantin adalah kepercayaan adat orang Jawa Tengah di daerah Kebumen, yaitu ketika sepasang suami istri membawa anak balitanya ke acara hajatan di mana salah satu pihak pengantin ada yang baru pertama kali mantu / menikahkan anak sulungnya, anak balita tersebut akan menjadi sakit. Balita tersebut dipercaya telah diikuti oleh sebuah 'makhluk halus' dan akan mengalami gejala seperti demam tinggi di malam hari yang berulang selama 2-3 malam. Demam ini tidak kunjung turun panasnya walau sudah berobat ke dokter. Anak yang terkena sawan pengantin juga dapat mengalami gejala lain seperti kejang-kejang, yang dipercaya disebabkan karena balita 'kesurupan' setan. Jika tidak mengambil langkah-langkah lebih lanjut, maka sawan pengantin akan menyebabkan gangguan pada sisi psikologis balita. Gejala lain yang dapat dideteksi antara lain: Anak akan rewel pada jam-jam tertentu, terutama ketika menjelang maghrib dan ketika tengah malam. Anak mudah deg-dega...
Upacara Adat Puputan Puputan adalah upacara tradisi yang berasal dari daerah Jawa. Hampir di seluruh daerah di Jawa Tengah, Jawa Timur dan sekitarnya melakukan upacara ini. Upacara Puputan adalah upacara yang dilakukan pada saat bayi lepas tali pusarnya. Waktu Pelaksanaan Upacara Puputan ini biasanya berbeda-beda dan tidak bergantung pada umur bayi tetapi pada waktu terlepasnya tali pusar. Jadi tidak ada waktu yang pas dan waktunya berlainan setiap bayi. Setelah terlepas, tali pusar disimpan dalam gulungan kapas dan dimasukkan ke dalam toples kecil. Ada sebagian yang menguburkan toples berisi tali pusar ke dalam tanah di sekitar rumah. Biasanya, tali pusar rata-rata terlpas dengan sendirinya selama 7 hari. Acara ini bisa dirayakan dengan keluarga kecil atau inti saja (Bapak, Ibu, Anak) atau bersama keluarga besar dan tetangga terdekat. Dalam acara disiapkan makan-makanan khas seperti Nasi Gud...
Tedhak Siti atau yang biasa dikenal Tedhak Siten atau juga Mudun Lemah terdiri atas kata Thedak dan Siti. Tedhak artinya turun dan Siti artinya tanah. Tedhak Siti berarti turun tanah. Ritual ini merupakan ritual budaya Jawa dimana bayi berusia 7-8 bulan sebelum bisa berjalan bayi tersebut diperkenalkan dengan tanah dan masyarakat Jawa membuat acara tersebut dengan acara syukuran. Dalam syukuran ini sang bayi didampingi oleh orang tuanya. Menurut budayawan Jawa, Ki Suryo, syukuran ini berisi semua harapan dan arahan dalam hidup. Upacara syukuran diawali dengan sang bayi dipanjatkan tangga yang terbuat dari tebu. Tebu ini dalam kepercayaan adat Jawa memiliki akronim anteping kalbu atau ketetapan hati dalam menjalani kehidupan. Setelah dipanjatkan, bayi melalui proses napaki jadah atau berjalan di atas jenang yang terbuat dari ketan. Jadah ini terdiri dari berbagai warna. Ada tujuh warna jadah yang dipakai, yaitu warna hitam, ungu, biru, hijau, merah, kuning, dan putih. Jadah yang...
Tepat seminggu setelah memasuki bulan Syawal, umat muslim di beberapa daerah di Indonesia, seperti Madura, Lombok, dan Kudus, melaksanakan suatu tradisi yang dinamakan ‘Lebaran Ketupat’. Tak lain halnya dengan salah satu desa di Kota Pekalongan. Jika Kudus merayakan lebaran ketupat ini dengan prosesi kirab gunungan seribu ketupat dan Lombok melaksanakan tradisi nyangkar , Desa Krapyak yang terletak di sebelah utara Pekalongan ini meramaikan tradisi lebaran ketupat dengan kue lopis. Setelah umat muslim melaksanakan puasa sunah enam hari di awal bulan Syawal, di hari kedelapan mereka berbondong-bondong mengarak kue lopis raksasa yang nantinya akan dipotong-potong dan dibagikan kepada masyarakat. Tak hanya kue lopis raksasa, nampaknya masing-masing rumah pun membuat kue lopis yang tentunya jauh lebih kecil untuk diri mereka sendiri. Jika berjalan menyusuri desa Krapyak saat mendekati atau beberapa hari setelah tanggal 8 Syawal, kita akan menemukan puluhan warga yang ju...
Aruh-aruh , bila diartikan ke dalam Bahasa Indonesia adalah menyapa atau memberi sapaan. Aruh-aruh merupakan kebiasaan peninggalan nenek moyang orang jawa yang sangat sederhana tetapi dapat membuktikan keramahan orang jawa dengan sesamanya. Aruh-aruh dilakukan ketika kita bertemu teman, tetangga, dan masyarakat sekitar dengan cara memberi salam, sekedar "hai", atau hanya basa basi semata. Pada era modern ini, aruh-aruh jarang sekali dilakukan di perkotaan tetapi apabila kita berkunjung ke pedesaan di Jawa Tengah maupun Timur, aruh-aruh merupakan suatu keharusan sebagai tanda sopan santun kepada sesama. Aruh-aruh tidak perlu membicarakan hal-hal berat ataupun yang bersifat pribadi, kita hanya perlu menunjukan kepedulian kita terhadap sesama dengan sedikit sapaan. Secara budaya dan kebiasaan, aruh-aruh adalah tanda sopan santun. Namun, apabila kita tinjau dari pandangan yang lebih modern, aruh-aruh memberikan manfaat bagi setiap individu. Aruh-aruh yang dilakukan dapat membua...
Sedekah Bumi Desa Lajer : Penyembelihan Delapan ekor Kerbau sampai Pertunjukan Wayang Kulit Semalaman Pada Bulan Suro, tepatnya hari Jumat Kliwon, di Desa saya sendiri, Desa Lajer, Ambal, Kebumen, Jawa Tengah, selalu diadakan sebuah tradisi yaitu Sedekah Bumi. Sebuah tradisi yang sudah dilakukan sejak ratusan tahun dan masih lestari sampai saat ini menyesuaikan perkembangan zaman. Tradisi ini berupa rangkaian prosesi yang dimulai dengan penyembelihan seekor kerbau di setiap dusun, di desa saya terdapat delapan dusun, jadi total kami menyembelih delapan ekor kerbau. Kemudian diikuti tradisi Kenduren (Kenduri) di setiap rumah pokok di dusun, setelah itu diadakan pertunjukan hiburan berupa wayang kulit pada malam minggunya. Sejatinya, hiburan wayang kulit awalnya dilaksanakan malam setelah penyembelihan kerbau, namun diganti malam minggu agar semua orang  yang bekerja dan anak sekolah dapat menonton karena esoknya hari libur. Mulanya sedekah bumi adalah sarana untuk...