Sawan Pengantin adalah kepercayaan adat orang Jawa Tengah di daerah Kebumen, yaitu ketika sepasang suami istri membawa anak balitanya ke acara hajatan di mana salah satu pihak pengantin ada yang baru pertama kali mantu / menikahkan anak sulungnya, anak balita tersebut akan menjadi sakit. Balita tersebut dipercaya telah diikuti oleh sebuah 'makhluk halus' dan akan mengalami gejala seperti demam tinggi di malam hari yang berulang selama 2-3 malam. Demam ini tidak kunjung turun panasnya walau sudah berobat ke dokter.
Anak yang terkena sawan pengantin juga dapat mengalami gejala lain seperti kejang-kejang, yang dipercaya disebabkan karena balita 'kesurupan' setan. Jika tidak mengambil langkah-langkah lebih lanjut, maka sawan pengantin akan menyebabkan gangguan pada sisi psikologis balita.
Gejala lain yang dapat dideteksi antara lain:
Sawan juga terdapat variasi yang disebut 'wangke', yang disebabkan karena membawa bayi atau balita ke pemakaman umum. Lalu balita juga akan diikuti makhluk halus pulang dan mengalami gejala-gejala tersebut.
Untuk menyembuhkannya dari 'sawan pengantin', balita tidak perlu diberikan makanan dan minuman, hanya harus dibuat tenang dahulu. Lalu balita harus dimandikan dengan air rendaman baju pengantin yang berkaitan, dan juga memasukan suatu ramuan bernama 'cebongan'. Cebongan adalah suatu ramuan yang berisi bumbu dapur yang dibagikan saat acara hajatan. Ramuan tersebut berisi antara lain kunyit, nasi, arang dapur, dan janur kuning.
Setelah dimandikan, biasanya balita akan berangsur sembuh. Begitu juga seiringnya bertambahnya umur, anak akan lebih mudah menghindari sawan pengantin.
Artikel ini dibuat dengan melakukan wawancara sederhana dengan karyawan sang penulis yang berasal dari Kebumen, Jawa Tengah, serta dilengkapi dari situs di bawah ini. Semoga artikel ini bermanfaat bagi pembacanya.
Sumber: http://parjoks.com/bayi-kena-sawan-pengantin-penyebab-dan-gejala/
#OSKMITB2018
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang