Jawa Tengah, terdiri dari beberapa kabupaten atau kota. Tidak sedikit dari kota-kota itu memiliki budaya atau kebiasaan yang unik sehingga menarik untuk dibahas. Salah satunya yaitu dari cara prosesi lamaran di tiap-tiap kota pasti berbeda. Salah satu kota yang saya ingin bahas kali ini yaitu kota Brebes yang terletak disebelah utara Jawa Tengah, Indonesia.
Kemarin, saya mudik ke kampung halaman untuk melaksanakan Hari Raya Idul Fitri bersama keluarga besar, yaitu di Brebes. Dan saat tahun itu juga tepat sekali tahun dimana anak dari Kakak Ibu Kandung saya (Sepupu) ingin dilamar oleh calon suaminya. Uniknya di kampung saya ini (Brebes), Lamaran harus dilakukan setelah Hari Raya Idul Fitri, agar lamaran ini di anggap sah dan diterima oleh masyarakat.
Sebelum prosesi lamaran, saat malam takbiran menjelang Idul Fitri mempelai pria akan mendatangi calon mempelai wanitanya dengan membawa mercon (petasan) sebanyak-banyaknya untuk merayakan malam takbiran bersama calon mempelai wanita. Dan arti dari prosesi/ adat istiadat adalah untuk menunjukan ke masyarakat bahwa sang mempelai wanita telah memiliki pasangan.
Lalu, Seminggu setelah Idul Fitri, tibalah saatnya sepupu saya dilamar oleh Pasangannya. saat itulah saya melihat hal unik dalam adat lamaran di kampung saya, Brebes. Hari pertama, mempelai pria beserta keluarga besarnya mendatangi rumah mempelai wanita disertai dengan membawa banyak seserahan yang akan diberikan untuk Besannya (Keluarga istriya). Macam-macam seserahannya yaitu seperti kue-kue kering, buah, gorengan, dan masih banyak yang lainyya. Sementara mempelai wanita yang akan menyambut mempelai pria di rumahnya harus menyiapkan masakan rumahan sebanyak mungkin untuk keluarga pria. Mengapa mempelai wanita mempersiapkan masakan rumahan? Karena dalam adat brebes itu menunjukan bahwa mempelai wanita sudah siap untuk menikah dan dapat menjadi ibu rumah tangga yang baik. Isi dalam acara lamaran yaitu pertemuan dari kedua keluarga saling sambut menyambut, bertukar cincin, berdoa, dan yang lainnya. Setelah acara selesai, sebelum keluarga mempelai pria pulang merkea akan diberikan bingkisan yang berisi nasi dan lauk pauk atau yang biasa disebut "Berkat" oleh masyarakat Brebes.
Lalu, saat hari kedua, mempelai wanita hars mendatangi rumah mempelai pria disertai dengan membawa masakan rumahan, seperti nasi, ikan, daging, tahu, tempe, dan yang lainnya. Selain itu juga, uniknya itu saat mempelai wanita mendatangi rumah mempelai pria, Mempelai wanit atidak boleh didampingi oleh Orang tua nya. Lalu dengan siapa mempelai wanita kerumah Calonnya? Mempelai wanita akan didampingi oleh Kakak dan Adik Kandung dari orang tuanya.
Setelah semua rangkaian acara itu selesai, maka telah sah bahwa mempelai pria dan mempelai wanita telah bertunangan.
#OSKMITB2018
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang