Salah satu adat Suku Bugis yang jarang diketahui masyarakat luas adalah adat naik rumah atau adat saat memiliki rumah baru, adat ini juga sudah mulai luntur sedikit demi sedikit. Apabila seseorang memiliki rumah baru, dan memiliki anggota keluarga atupun tetangga yang masih bayi, maka anak bayi yang pertama kali masuk rumah baru tersebut disentuhkan tangannya dengan air yang ditampung di dalam rumah. Masyarakat Suku Bugis percaya bahwa apabila hal ini dilakukan maka tuan rumah bias mendapatkan rezeki yang bagus. Alasan ritual ini karena anak bayi dipercaya sebagai pembawa keberuntungan. Serta air yang sifatnya dingin, air yang dingin sebagai simbol rezeki dingin, artinya rezeki yang banyak, bagus, berkah, dan halal.
Massuro Baca Massuro baca merupakan salah satu budaya yang berasal dari suku Bugis, Sulawesi Selatan. Budaya ini merupakan ritual turun temurun yang sampai sekarang masih dilestarikan masyarakat, baik itu masyarakat pedesaan maupun masyarakat perkotaan. Massuro baca lebih dikenal dengan berdoa bersama untuk para leluhur dan juga sebagai bentuk rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa. Ritual ini biasanya dilakukan pada saat menjelang bulan Ramadhan dan menjelang hari raya lebaran dengan cara menghidangkan aneka hidangan atau masakan seperti nasi, ayam goreng, sup, ikan bakar serta kemenyan dan dupa yang berasap. Semua ini dihidangkan dalam suatu wadah (baki) yang biasanya memuat 4-5 macam hidangan. Setelah semuanya dipersiapkan, para anggota keluarga dalam rumah tersebut akan duduk bersila mengelilingi hidangan sambil ikut membaca doa syukur dan mendoakan para leluhur. Selain itu, masyarakat percaya bahwa massuro baca ini juga bertujuan untuk mendoakan para anggota keluarga agar s...
Toraja merupakan sebuah daerah yang penuh dengan sejuta keunikan, salah satunya dari upacara pemakamannya yang sering disebut rambu solo’. Upacara Rambu Solo’ adalah upacara adat kematian untuk mengantar kerabat yang meninggal. Walaupun hanya sebuah ritual kematian, tapi penyelenggaraannya diadakan layaknya sebuah pesta besar. Hal ini dilakukan, karena masyarakat Toraja percaya bahwa roh kerabat yang meninggal belum benar-benar meninggal sebelum dilengkapi dengan U pacara Rambu Solo ’. Prosesi upacara pemakaman ini terdiri dari beberapa susunan acara. Dimana dalam setiap acara tersebut Anda bisa menyaksikan nilai-nilai kebudayaan yang sampai sekarang masih dipertahankan oleh masyarakat Toraja. Masyarakat toraja percaya bahwa, arwah yang meninggal akan bertranformasi, menjadi arwah gentayangan (Bombo), arwah setingkat dewa (To Mebali Puang), atau arwah pelindung (Deata Dalam adat istiadat Tana Toraja, masyarakat mempercayai bahwa setela...
Tana Toraja di Sulawesi Selatan sudah sejak lama terkenal akan alamnya yang permai dan adat yang beragam. Selain Rambu Solo, sebenarnya ada satu ritual adat nan langka di Toraja, yakni Ma' Nene', yakni ritual membersihkan dan mengganti busana jenazah leluhur. Ritual ini memang hanya dikenal masyarakat Baruppu di pedalaman Toraja Utara. Biasanya, Ma' Nene' digelar tiap bulan Agustus. Saat Ma' Nene' berlangsung, peti-peti mati para leluhur, tokoh dan orang tua, dikeluarkan dari makam-makam dan liang batu dan diletakkan di arena upacara. Di sana, sanak keluarga dan para kerabat sudah berkumpul. Secara perlahan, mereka mengeluarkan jenazah (baik yang masih utuh maupun yang tinggal tulang-belulang) dan mengganti busana yang melekat di tubuh jenazah dengan yang baru.Mereka memperlakukan sang mayat seolah-olah masih hidup dan tetap menjadi bagian keluarga besar. Ritual Ma' Nene' oleh masyarakat Baruppu dianggap sebagai wujud kecintaan mereka pada par...
Di suatu daratan tinggi sekitar 300 kilometer dari ibukota Sulawesi Selatan, kota Makasar, terdapat sekelompok masyarakat yang memiliki sebuah keunikan. Keunikan tersebut merupakan sebuah pandangan yang mengubah sebuah hal negatif menjadi hal yang positif. Keunikan tersebut adalah pandangan rakyat Tana Toraja terhadap kematian. Saat seseorang yang kita kasihi meninggalkan kita, tentu kita akan merasa sedih. Kita sendiri, bersama orang lain, akan berduka atas meninggalnya orang tersebut. Namun di Tana Toraja, kematian dipandang sebagai sebuah kejadian yang layak diraya dengan jiwa yang positif. Biasanya jika ada yang meninggal, jenazah dikubur dalam waktu yang singkat, yang didampingi oleh ibadah, dengan hati yang berduka. Tetapi orang Toraja memiliki ritual yang berbeda. Ada banyak keluarga yang masih menyimpan jenazah anggota keluarga mereka di rumah mereka dalam waktu yang lama setelah meninggalnya orang tersebut. Bahkan penyimpanan mayat ini bisa mencap...
TRADISI MA’NENE, RITUAL GANTI PAKAIAN MAYAT DI TANA TORAJA Sudah sejak lama, Tana Toraja dikenal oleh masyarakat dengan tradisi dan ritual yang amat unik. Mulai dari makanan, bentuk bangunan, serta tradisi perayaan orang mati yang dikenal menghabiskan uang hingga 1 Milyar Rupiah. Nah, di artikel ini akan dibahas mengenai tradisi Ma’Nene,yaitu tradisi merawat dan mengganti pakaian mayat/jenazah. Ma’nene bisa mempunyai dua arti. Orang Toraja umumnya memahami nene atau nenek, sebagaimana lazimnya di tempat lain, sebagai orang tua dari orang tua kita atau orang yang sudah sepuh. Namun, di Tonga Riu, nene artinya mayat. Mau sudah berusia senja atau masih belia saat meninggal, panggilannya sama-sama nene. Dengan imbuhan ”ma” di depannya, Ma’nene bisa diartikan sebagai ”merawat mayat”. Trades Ma’Nene dilakukan masyarakat untuk menunjukan kehormatan dan kasih sayangnya. Tradisi dimul...
Upacara mayat berjalan di Tana Toraja yang sekaligus menjadi budaya tersebut dikenal dengan nama Ma'Nene. Upacara adat tersebut dilakukan dalam rangka mengganti pakaian mayat para leluhur. Terbilang unik dan khas, mengingat ritual Ma'nene dilakukan khusus oleh masyarakat Baruppu, di pedalaman Toraja Utara. Ritual Ma'nene dilakukan setiap tiga tahun sekali dan biasanya dilakukan pada bulan Agustus. Hal tersebut mengingat upacara Ma'Nene hanya boleh dilaksanakan setelah musim panen yakni yang jatuh pada bulan Agustus. Masyarakat adat Toraja percaya jika ritual Ma' Nene tidak dilakukan sebelum masa panen, maka akan sawah-sawah dan ladang mereka akan mengalami kerusakan dengan banyaknya tikus dan ulat yang datang tiba-tiba. Prosesi Ma'Nene itu sendiri diawali dengan mengunjungi lokasi tempat dimakamkan para leluhur masyarakat setempat yakni di pekuburan Patane di Lembang Paton, Kecamatan Sariale, ibu kota Kabupaten Toraja Utara, seperti yang dilansir dari...
Menre Bola Baru (Upacara Adat Bugis Naik Rumah) Dalam budaya masyarakat Bugis ketika sebuah keluarga akan membangun rumah atau pindah ke rumah baru terdapat serangkaian upacara adat yang harus dijalankan, mulai saat persiapan bahan-bahan untuk membangun rumah, ketika rumah akan dibangun/didirikan, lalu ketika rumah tersebut siap untuk ditinggali, bahkan saat rumah tersebut sudah dihuni. Rangkaian upacara adat tersebut adalah sebagai berikut : Tahap Upacara Makkarawa Bola. Makkarawa Bola terdiri dari dua kata yaitu Makkarawa (memegang) dan Bola (rumah), jadi makkarawa bola bisa diartikan memegang, mengerjakan, atau membuat peralatan rumah yang telah direncanakan untuk didirikan dengan maksud untuk memohon restu kepada Tuhan agar diberikan perlindungan dan keselamatan dalam penyelesaian rumah yang akan dibangun tersebut. Tempat dan waktu upacara ini diadakan di tempat dimana bahan–bahan itu dikerjakan oleh Panre (tukang) karena bahan–bahan i...
Percaya atau tidak percaya, ini adalah tradisi atau ritual mayat berjalan di Tana Toraja, Sulawesi yang dilakukan setiap tiga tahun sekali. Masyarakat disana percaya bahwa leluhur mereka yang telah meninggal sekalipun harus tetap dirawat. Mayat akan digali dan diangkat dari kuburnya, lalu didoakan, dibersihkan, dipakaikan baju, diarak keliling kampung dan kemudian dikembalikan lagi ke dalam peti. Kabarnya, mayat dapat berdiri tegak dan berjalan sendiri. Sumber: http://www.tentik.com/10-ritual-menyeramkan-yang-pernah-dipraktekan-di-indonesia/