×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Tradisi

Provinsi

Sulawesi Selatan

Asal Daerah

Tana Toraja

Keindahan di Balik Kematian

Tanggal 14 Aug 2018 oleh OSKM18_16918333_Patricia .

Di suatu daratan tinggi sekitar 300 kilometer dari ibukota Sulawesi Selatan, kota Makasar, terdapat sekelompok masyarakat yang memiliki sebuah keunikan. Keunikan tersebut merupakan sebuah pandangan yang mengubah sebuah hal negatif menjadi hal yang positif. Keunikan tersebut adalah pandangan rakyat Tana Toraja terhadap kematian. Saat seseorang yang kita kasihi meninggalkan kita, tentu kita akan merasa sedih. Kita sendiri, bersama orang lain, akan berduka atas meninggalnya orang tersebut. Namun di Tana Toraja, kematian dipandang sebagai sebuah kejadian yang layak diraya dengan jiwa yang positif. 
 
Biasanya jika ada yang meninggal, jenazah dikubur dalam waktu yang singkat, yang didampingi oleh ibadah, dengan hati yang berduka. Tetapi orang Toraja memiliki ritual yang berbeda.  Ada banyak keluarga yang masih menyimpan jenazah anggota keluarga mereka di rumah mereka dalam waktu yang lama setelah meninggalnya orang tersebut. Bahkan penyimpanan mayat ini bisa mencapai beberapa tahun lamanya. Orang Toraja akan menjaga dan mengurus mayat tersebut dengan cara memberinya pakaian, menaruhnya di kamarnya tersendiri, bahkan menghidangkan makanan dan minuman. Mayat dianggap dan diperlakukan seperti orang yang masih hidup Untuk mencegah mayat agar tidak membusuk, mayat disuntik dengan formalin, sebuah jenis pengawet. Menurut beberapa warga disana, jika mayat dikubur secara langsung, mereka akan merasa lebih sedih. Mereka melakukan tradisi ini untuk menyesuaikan diri dengan perpisahan dengan orang yang telah meninggal. 
 
Tidak hanya menyimpan mayat, ritual pemakaman juga dikenal dari Tana Toraja. Kebanyakan pemakaman memiliki suasana yang sedih, namun di Toraja, pemakaman menjadi sesuatu yang dirayakan oleh banyak orang dengan suasana yang lebih bahagia dan positif. Pemakaman juga menjadi kesempatan dimana anggota keluarga atau warga yang tinggal sangat jauh bisa datang dan bertemu dengan orang lain. Sebuah perayaan pemakaman bisa mengambil waktu beberapa hari hingga beberapa tahun, tidak hanya satu hari secara langsung. Awalnya, mayat dibawa dengan sebuah peti mati dengan bentuk yang tradisional dan memiliki motif khas Toraja. Peti mati tersebut bisa disimpan dalam sebuah Tongkonan - rumah tradisional Toraja - untuk beberapa hari sebelum dikubur. Tongkonan menjadi sesuatu yang sering bermunculan dalam proses pemakaman ini. Di keliling Tongkonan terdapat beberapa jenis hewan, terutama kerbau dan babi. Babi seringkali akan menjadi makanan bagi tamu acara pemakaman tersebut. Kerbau menjadi elemen yang sangat penting dalam budaya Toraja, termasuk dalam sebuah pemakaman. Kerbau juga bisa melambangkan kekayaan dan tingkat kepentingan dari orang yang telah meninggal. Karena kerbau adalah hewan yang sangat mahal, jika ada banyak kerbau dalam sebuah pemakaman, bahwa dapat dikatakan bahwa orang yang meninggal tersebut adalah orang yang kaya atau orang yang sangat penting. 
 
Walaupun perayaan untuk sebuah pemakaman adalah hal yang sangat penting bagi orang Toraja, perayaan tersebut mengambil banyak biaya. Beberapa keluarga bahkan harus menabung bertahun-tahun hanya untuk mengadakan sebuah pemakaman. Ini tidak hanya terjadi kepada orang-orang yang mengadakan pemakaman tersebut, tetapi bisa terjadi kepada tamu - keluarga atau teman - yang mendonasikan seekor hewan untuk acara yang dikunjunginya. Rupanya, sebuah donasi atau hadiah harus dibalas dengan sesuatu yang lebih baik atau lebih besar lagi. Jika tidak mampu, maka akan ada beban kepada generasi yang mendatang.
 
Jadi kematian di Tana Toraja tidak dipandang sebagai sesuatu yang sedih, tetapi sesuatu yang pantas dirayakan dengan baik dan memerlukan banyak pengorbanan, biaya, dan sumber daya dengan jumlah yang tidak sedikit. 
 
 
#OSKMITB2018
 
 
Sumber:
https://www.nationalgeographic.com/magazine/2016/04/death-dying-grief-funeral-ceremony-corpse/
https://www.remotelands.com/travelogues/torajaland-bringing-the-world-of-the-dead-to-life/
https://guardian.ng/life/tana-toraja-the-land-where-the-dead-are-fed-and-clothed/
 
 

DISKUSI


TERBARU


Bakso Titoti Wo...

Oleh Deni Andrian | 10 Jan 2025.
Makanan

Bakso titoti wonogiri gitu gaes ya hahahahhahahahahah

Tempong khas Te...

Oleh Deni Andrian | 10 Jan 2025.
Makanan

Bahan-bahan 12 porsi 1 papan tempe besar 1 genggam daun kemangi Bumbu Halus: 3 siung bawang putih 5 buah bawang merah 5 buah cabai rawit merah (op...

Mpaa Sere (Tari...

Oleh Aji_permana | 07 Jan 2025.
Tradisi

Mpaa Sere adalah tarian tradisional yang bertujuan untuk menyambut tamu penting sebagai bentuk penghormatan, sambil sesekali memperlihat ketangkasan...

Mpa'a Oro Gata

Oleh Aji_permana | 29 Dec 2024.
Tradisi

Mpa'a Oro Gata adalah salah satu permainan tradisional dari Bima, Nusa Tenggara Barat, yang diwariskan dari generasi ke generasi. Secara harfiah, ist...

Mpaa Kabanca (T...

Oleh Aji_permana | 28 Dec 2024.
Tradisi

Mpaa Kabanca adalah tradisi unik di Bima yang melibatkan atraksi di atas kuda. Dalam tradisi ini, peserta saling mengejek dan memperlihatkan kemampua...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...