Ritual
Ritual
Tradisi Sulawesi Selatan Tana Toraja
Keindahan di Balik Kematian
- 14 Agustus 2018
Di suatu daratan tinggi sekitar 300 kilometer dari ibukota Sulawesi Selatan, kota Makasar, terdapat sekelompok masyarakat yang memiliki sebuah keunikan. Keunikan tersebut merupakan sebuah pandangan yang mengubah sebuah hal negatif menjadi hal yang positif. Keunikan tersebut adalah pandangan rakyat Tana Toraja terhadap kematian. Saat seseorang yang kita kasihi meninggalkan kita, tentu kita akan merasa sedih. Kita sendiri, bersama orang lain, akan berduka atas meninggalnya orang tersebut. Namun di Tana Toraja, kematian dipandang sebagai sebuah kejadian yang layak diraya dengan jiwa yang positif. 
 
Biasanya jika ada yang meninggal, jenazah dikubur dalam waktu yang singkat, yang didampingi oleh ibadah, dengan hati yang berduka. Tetapi orang Toraja memiliki ritual yang berbeda.  Ada banyak keluarga yang masih menyimpan jenazah anggota keluarga mereka di rumah mereka dalam waktu yang lama setelah meninggalnya orang tersebut. Bahkan penyimpanan mayat ini bisa mencapai beberapa tahun lamanya. Orang Toraja akan menjaga dan mengurus mayat tersebut dengan cara memberinya pakaian, menaruhnya di kamarnya tersendiri, bahkan menghidangkan makanan dan minuman. Mayat dianggap dan diperlakukan seperti orang yang masih hidup Untuk mencegah mayat agar tidak membusuk, mayat disuntik dengan formalin, sebuah jenis pengawet. Menurut beberapa warga disana, jika mayat dikubur secara langsung, mereka akan merasa lebih sedih. Mereka melakukan tradisi ini untuk menyesuaikan diri dengan perpisahan dengan orang yang telah meninggal. 
 
Tidak hanya menyimpan mayat, ritual pemakaman juga dikenal dari Tana Toraja. Kebanyakan pemakaman memiliki suasana yang sedih, namun di Toraja, pemakaman menjadi sesuatu yang dirayakan oleh banyak orang dengan suasana yang lebih bahagia dan positif. Pemakaman juga menjadi kesempatan dimana anggota keluarga atau warga yang tinggal sangat jauh bisa datang dan bertemu dengan orang lain. Sebuah perayaan pemakaman bisa mengambil waktu beberapa hari hingga beberapa tahun, tidak hanya satu hari secara langsung. Awalnya, mayat dibawa dengan sebuah peti mati dengan bentuk yang tradisional dan memiliki motif khas Toraja. Peti mati tersebut bisa disimpan dalam sebuah Tongkonan - rumah tradisional Toraja - untuk beberapa hari sebelum dikubur. Tongkonan menjadi sesuatu yang sering bermunculan dalam proses pemakaman ini. Di keliling Tongkonan terdapat beberapa jenis hewan, terutama kerbau dan babi. Babi seringkali akan menjadi makanan bagi tamu acara pemakaman tersebut. Kerbau menjadi elemen yang sangat penting dalam budaya Toraja, termasuk dalam sebuah pemakaman. Kerbau juga bisa melambangkan kekayaan dan tingkat kepentingan dari orang yang telah meninggal. Karena kerbau adalah hewan yang sangat mahal, jika ada banyak kerbau dalam sebuah pemakaman, bahwa dapat dikatakan bahwa orang yang meninggal tersebut adalah orang yang kaya atau orang yang sangat penting. 
 
Walaupun perayaan untuk sebuah pemakaman adalah hal yang sangat penting bagi orang Toraja, perayaan tersebut mengambil banyak biaya. Beberapa keluarga bahkan harus menabung bertahun-tahun hanya untuk mengadakan sebuah pemakaman. Ini tidak hanya terjadi kepada orang-orang yang mengadakan pemakaman tersebut, tetapi bisa terjadi kepada tamu - keluarga atau teman - yang mendonasikan seekor hewan untuk acara yang dikunjunginya. Rupanya, sebuah donasi atau hadiah harus dibalas dengan sesuatu yang lebih baik atau lebih besar lagi. Jika tidak mampu, maka akan ada beban kepada generasi yang mendatang.
 
Jadi kematian di Tana Toraja tidak dipandang sebagai sesuatu yang sedih, tetapi sesuatu yang pantas dirayakan dengan baik dan memerlukan banyak pengorbanan, biaya, dan sumber daya dengan jumlah yang tidak sedikit. 
 
 
#OSKMITB2018
 
 
Sumber:
https://www.nationalgeographic.com/magazine/2016/04/death-dying-grief-funeral-ceremony-corpse/
https://www.remotelands.com/travelogues/torajaland-bringing-the-world-of-the-dead-to-life/
https://guardian.ng/life/tana-toraja-the-land-where-the-dead-are-fed-and-clothed/
 
 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline