38 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Istana Al Mukarramah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Kalimantan Barat

Istana Al Mukarramah merupakan nama istana dari Kesultanan Sintang. Istana ini terletak di Jalan Bintara Lingkungan 1 RT.02 RW.01 Kelurahan Kapuas Kiri Hilir, Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat, atau tepatnya berada di sebelah timur Masjid Jamik Sultan Nata.  Kerajaan Sintang didirikan oleh Demong Irawan pada abad ke-13 ( +  1262 M). Pendirian kerajaan baru ini ditandai dengan penanaman Batu Kundur oleh Demong Irawan, yaitu batu berbentuk  phallus  yang hingga kini masih dikeramatkan oleh masyarakat sekitar. Batu Kundur tersebut saat ini berada tepat di depan Kompleks Istana Al Mukarrammah Kesultanan Sintang. Bangunan istana atau pusat pemerintahan Kerajaan Sintang yang dibangun oleh Demong Irawan berada di wilayah pertemuan Sungai Melawi dan Sungai Kapuas. Daerah inilah yang menurut kosakata Dayak disebut  senetang,  yang berarti daerah di mana terdapat pertemuan beberapa aliran sungai. Lambat laun penyebutan  Seneta...

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Istana Kadriah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Kalimantan Barat

Istana Kadriah terletak Kampung Beting, Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, atau kurang lebih berjarak 200 meter dari Masjid Jami’ Sultan Syarif Abdurrahaman Alkadrie.   Syarif Abdurrahman Alkadrie merupakan anak dari seorang pendatang dari Trim Hadramaut di Jazirah Arab, Sayyid Husein Alkadrie. Menurut Ellyas Suryani Soren dalam bukunya  Sejarah Mempawah Tempo Doeloe , menerangkan bahwa Sayyid Husein Alkadrie pernah menjadi mufti peradilan agama dan menyebarkan agama Islam di Kerajaan Matan untuk mendampingi Al Habib Husein bin Yahya. Selama lima tahun menjadi mufti di Kerajaan Matan dan saat itu sudah delapan tahun beliau meninggalkan kampung halamannya, Sultan Kerajaan Matan, Sultan Muhammad Zainuddin menjodohkannya dengan salah seorang putrinya yang bernama Nyai Tua. Dari perkawinannya itu, lahirlah Syarif Abdurrahman Alkadrie pada Senin 15 Rabiul Awal tahun 1151 H atau...

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Istana Amantubillah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Kalimantan Barat

Istana Amantubillah merupakan nama istana dari Kerajaan Mempawah. Nama Amantubillah berasal dari bahasa Arab, yang berarti “Aku beriman kepada Allah”. Istana yang didominasi oleh warna biru muda ini terletak di Jalan Adiwijaya RT.04 RW.12 Kelurahan Pulau Pedalaman, Kecamatan Mempawah Timur, Kabupaten Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat.   Berdasarkan catatan sejarah, Istana Amantubillah dibangun pada masa pemerintahan Gusti Jamiril pada tahun 1761. Setelah Gusti Jamiril dinobatkan menjadi raja di Kerajaan Mempawah untuk menggantikan ayahandanya yang bernama Upu Alinu Malinu Daeng Menambon yang kelak ketika menjadi raja bergelar Pangeran Mas Surya Negara. Saat Gusti Jamiril diangkat menjadi Raja Mempawah, beliau menyandang gelar  sebagai Panembahan Adiwijaya Kesuma Jaya yang berkuasa atas seluruh rakyat yang berada di daerah Kerajaan Mempawah.   Belum berapa lama usai Gusti Jamiril dinobatkan menjadi Raja Mempawah, atas nasihat Mufti K...

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
RUMAH SANGGAR PEMUJAAN PANCA PUNTU MANG PIHIT
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Kalimantan Barat

Sejarah Puntu Mang Pihit adalah nama nenek moyang Suku Dayak Paus, beliau memperistri Tap Ya Dinekng dan memperoleh delapan anak antara lain:  Kangket Ranongk Salep Dawuk Ma Lapak Entinga Ma Dagak Gire’u Ma Limpik Kae Ma Lile Suir Ma Bangau Puntu Mang Pihit. Keluarga besar dari Puntu Mang Pihit pada awalnya bermukim di Perebu, setelah pindah dari But Tembawang. Menurut sejarah Puntu Mang Pihit adalah orang yang sangat sakti, karena kesaktiannyalah Puntu Mang Pihit bisa bertahan hidup. Ia kemudian mewariskan ilmunya kepada delapan anak-anaknya sehingga mereka memiliki kesaktian seperti orang tuanya. Setelah dewasa anak-anak dari Puntu Mangpihit masing-masing mencari daerah tempat tinggalnya. Kangket pindah ke Nengeh Tehe (Muara Tehe) Balai Karangan III, anaknya bernama Ranongk dan Salep pindah ke Labak (sekarang Dusun Kampuh, Kecamatan Kembayan), Dawuk Ma Lapak dan Entinga Ma Dagak menetap di Buh Panant (Dusun Paus),...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Rumah Panjang Dayak Belangin
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Kalimantan Barat

Hallo Folks, Saya share sedikit info dari hasil ekspedisi ( admin pulang kampung, hehe… ) kemaren mengenai model rumah panjang tradisional Dayak Belangin di Kampung Muun, Binua Behe yang sekarang sudah punah. Seperti rumpun Dayak Kanayatn pada umumnya masyarakat Dayak Belangin menyebut rumah panjang sebagai Rumah Radakng atau Humah Hadak/Radak dalam dialek Belangin. Rumah Panjang ini biasa dihuni sebanyak 8-20 keluarga, setiap rumah panjang bisa dihuni satu keluarga besar maupun keluarga yang hubungan kekerabatannya agak jauh. Tinggi rumah panjang sendiri dalam hitungan meter saya kurang tau, tapi berdasarkan informasi yang saya dapat, cukup tinggi kalo jaman sekarang ibarat kata kendaraan seperti Truk bisa parkir dikolong rumah panjang tersebut. Di Kampung Muun sendiri terakhir keberadaan rumah panjang ada sekitar 4-5 buah dan akhirnya berakhir pada sekitar tahun 1952 karena insiden kebakaran dirumah panjang yang didiami oleh kakek saya (Foto rumah-rumah yang berada...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Tugu Khatulistiwa (Equator Monument)
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Kalimantan Barat

  Tugu Khatulistiwa  atau  Equator Monument  berada di Jalan Khatulistiwa, Pontianak Utara, Provinsi  K alimantan Barat. Lokasinya berada sekitar 3 km dari pusat  K ota Pontianak, ke arah kota  M empawah. Tugu ini menjadi salah satu ikon wisata Kota Pontianak dan selalu dikunjungi masyarakat, khususnya wisatawan yang datang ke Kota Pontianak.   Sejarah mengenai pembangunan tugu ini dapat dibaca pada catatan yang terdapat di dalam gedung. Dalam catatan tersebut disebutkan bahwa : Berdasarkan catatan yang diperoleh pada tahun 1941 dari V. en. W oleh Opzichter Wiese dikutip dari Bijdragen tot de geographie dari Chef Van den topographischen dienst in Nederlandsch- Indië : Den 31 sten Maart 1928 telah datang di Pontianak satu ekspedisi Internasional yang dipimpin oleh seorang ahli Geografi berkebangsaan Belanda untuk menentukan titik/tonggak garis equator di kota Pontianak dengan konstruksi sebag...

avatar
Umukurotaa
Gambar Entri
Rumah Adat Betang Radakng Kalimantan Barat
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Kalimantan Barat

Rumah Adat Betang Radakng   Dalam bahasa Indonesia, rumah adat Betang Radakng disebut rumah panjang atau rumah Betang yang diambil dari bahasa Dayak Kanayatn. Rumah Radakng dirancang guna menampung sampai 600 orang di ruang utama. Mempunyai area halaman yang luas sehingga bisa digunakan pada acara budaya lokal. Jika memiliki panjang sekitar 138 meter dan tingginya 7 meter itu dipastikan paling mewah di Kalimantan yang berada di daerah perkotaan.   https://www.silontong.com/2018/08/15/rumah-adat-kalimantan-barat/

avatar
Roro
Gambar Entri
Adat Rumah Betang Kalimantan Barat
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Kalimantan Barat

Rumah Adat Betang Jika dilihat, bentuk dan besar rumah adat Betang bervariasi, tergantung seberapa besar dan banyak keluarga mereka. Biasanya dihuni oleh keluarga besar suku Dayak, rumah Betang bisa mempunyai panjang mencapai 150 meter dan lebar hingga 30 meter bahkan ada yang lebih. Umumnya rumah Betang di bangun dalam bentuk panggung dengan ketinggian tiga sampai lima meter dari permukaan tanah. Tujuan dari rumah panggung tersebut untuk mengantisipasi datangnya banjir. Uniknya, mereka hidup bersama dan berkelompok dalam satu rumah secara turun menurun (tradisi). Setiap rumah tangga (keluarga) menempati satu bilik (ruangan) yang di sekat-sekat dari rumah Betang yang besar tersebut, di samping itu pada umumnya suku Dayak juga memiliki rumah-rumah tunggal yang dibangun sementara waktu untuk melakukan aktivitas perladangan, hal ini disebabkan karena jauhnya jarak antara ladang dengan tempat pemukiman penduduk.   https://www.silontong.com/2018/08/15/rumah-adat-...

avatar
Roro
Gambar Entri
Adat Rumah Adat Baluk Rumah Suku Dayak Bidayuh
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Kalimantan Barat

Rumah Adat Baluk Rumah adat Baluk adalah rumah suku dayak Bidayuh. Bentuknya jika dilihat sangat berbeda dibandingkan dengan rumah adat suku-suku dayak lainnya. Rumah adat ini difungsikan oleh masyakat Suku Dayak Bidayuh dalam acara ritual tahunan (nibak’ng) setelah usai musim menuai padi dan untuk menghadapi musim penggarapan ladang tahun berikutnya. Biasanya jatuh pada tanggal 15 Juni. Bentuknya bundar dan berdiameter kurang lebih 10 meter dengan ketinggian kurang lebih 12 meter dan disanggah sekitar 20 tiang kayu dan beberapa kayu penopang lainnya serta sebatang tiang digunakan sebagai tangga yang menyerupai titian. Makna dibalik ketinggian bangunan rumah adat ini adalah menggambarkan kedudukan atau tempat Kamang Triyuh yang harus dihormati. https://www.silontong.com/2018/08/15/rumah-adat-kalimantan-barat/

avatar
Roro