Jika anda pernah berkunjung ke Surabaya, pasti tidak asing dengan patung Surabaya yaitu Sura(hiu) dan Buaya. Ada legenda yang menceritakan tentang asal usul patung ini, singkatnya adalah seperti ini. Dahulu kala hiduplah seekor Sura(hiu) dan buaya. Mereka sepakat untuk berbagi wilayah kekuasaan dan dan saling menghormati. Namun pada suatu hari Sura mencari mangsa di daerah buaya dan pada saat itu buaya mengetahuinya. Akhirnya mereka saling mengadu dan karena tidak ada yang mau mengalah, terjadilah pertempuran hebat. Pada akhirnya Sura berhasil menggigit pangkal ekor buaya sebelah kanan dan buaya berhasil menggigit ekor Sura sampai hampir putus. Kemudian Sura kembali ke daerahnya dan buaya merasa bangga karena berhasil mempertahankan daerahnya. #OSKMITB2018
Candi Selogriyo Setiap daerah pasti memiliki kebudayaannya sendiri – sendiri. Salah satu daerah yang saya jadikan contoh adalah Windusari. Windusari adalah salah satu daerah yang terletak di daerah kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Salah satu kebudayaan yang harus kita lestarikan yang berasal dari Windsari adalah Candi Selogriyo. Candi ini terletak di lokasi terpencil dari pemukiman penduduk, dan tersembunyi diantara bukit Giyanti , Condong dan Malang. Candi Selogriyo terletak di Dusun Campurejo, Desa Kembangkuning, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang. Candi ini diperkirakan dibangun pada abad ke-9 M, pada masa Kerajaan Mataram Kuno. Lokasi candi Selogriyo memang terpencil. Medannya pun masih sulit. Untuk sampai ke lokasi ini hanya ada dua alternatif, jalan kaki atau naik kendaraan beroda dua sejauh 2 km. Ol...
GPIB Immanuel, atau yang dikenal dengan nama Gereja Immanuel, merupakan sebuah Gereja bersejarah yang terletak di daerah Gambir, Jakarta Pusat. Peletakan batu pertama Gereja yang dirancang oleh J.H. Horst ini dilaksanakan pada tanggal 24 Agustus 1935 dan selesai pada 24 Agustus 1939. Gereja ini dulunya bernama Willemskerk untuk menghormati raja Willem I, raja Belanda yang berkuasa dari tahun 1813 sampai tahun 1840. Pilar-pilar putih bergaya Eropa klasik menopang teras Gereja ini. Tangga masuk Gereja ini berbahan kayu jati yang tingginya lebih dari 5 meter. Pohon-pohon rindang yang ada di halaman Gereja ini juga menambah kesan hijau pada Gereja ini. Masuk lebih dalam, bangku-bangku gereja terbentang. Ada dua bagian bangku yakni di sisi tengah dan di sisi tembok. Bangku di tengah dalam terbujur dalam beberapa baris, sementara deretan bangku sisi tembok melengkung. Hal paling menarik ketika sampai di ruang utama Gereja Immanuel Jakarta adalah pipa-pipa orgel cantik ya...
Rumah si Pitung sebenarnya adalah rumah saudagar kaya yang bernama Haji Naipin. Beliau menghibahkan rumahnya kepada si Pitung. Si Pitung dikejar-kejar Kompeni Belanda karena dia penentang garis keras kompeni Belanda. Si Pitung menjadikan rumah tersebut untuk padepokan silat. Ia berniat membantu Rakyat Betawi supaya berani melawan Kompeni Belanda dan jangan mau dijajah terus. Rumah si Pitung letaknya dekat Pantai Marunda, dekat masjid Al-Alam juga. Bentuk rumahnya seperti rumah panggung dengan kamar tidur 1, ruang tamu, ruang makan, dapur, dan pintu belakang. Rumah si Pitung adalah saksi perjuangan si Pitung untuk menentang kebengisan Kompeni Belanda. Oleh karena itu, pemerintah DKI Jakarta menjadikan rumah si Pitung sebagai Cagar Budaya Betawi di Pesisir Pantai Utara Jakarta. Rumah si Pitung telah mengalami beberapa kali perbaikan sampai saat ini. Dari awal masih tanah hingga sudah diperbaiki jalanan akses menuju rumah Pitung. Dan menjadi salah satu tempat destinasi wisata jakar...
Rumah si Pitung sebenarnya adalah rumah saudagar kaya yang bernama Haji Naipin. Beliau menghibahkan rumahnya kepada si Pitung. Si Pitung dikejar-kejar Kompeni Belanda karena dia penentang garis keras kompeni Belanda. Si Pitung menjadikan rumah tersebut untuk padepokan silat. Ia berniat membantu Rakyat Betawi supaya berani melawan Kompeni Belanda dan jangan mau dijajah terus. Rumah si Pitung letaknya dekat Pantai Marunda, dekat masjid Al-Alam juga. Bentuk rumahnya seperti rumah panggung dengan kamar tidur 1, ruang tamu, ruang makan, dapur, dan pintu belakang. Rumah si Pitung adalah saksi perjuangan si Pitung untuk menentang kebengisan Kompeni Belanda. Oleh karena itu, pemerintah DKI Jakarta menjadikan rumah si Pitung sebagai Cagar Budaya Betawi di Pesisir Pantai Utara Jakarta. Rumah si Pitung telah mengalami beberapa kali perbaikan sampai saat ini. Dari awal masih tanah hingga sudah diperbaiki jalanan akses menuju rumah Pitung. Dan menjadi salah satu tempat destinasi wisata jakar...
Kebutuhan primer adalah kebutuhan pokok yang dibutuhkan manusia. Kebutuhan manusia yang terus meningkat menyebabkan ilmu pengetahuan dan teknologi juga semakin meningkat. Kebutuhan pokok manusia tersebut meliputi sandang, papan dan tentunya pangan yang tidak bilang lepas dari kehidupan manusia, karena bila tanpa pangan kita pasti tidak akan bisa bertahan hidup. Pangan dibutuhkan manusia secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Secara kuantitatif, manusia membutuhkan pasokan makanan yang cukup untuk selama hidupnya. Tentu manusia tidak mengonsumsi bahan makanan yang masih mentah dari alam. Untuk makanan tersebut memiliki rasa yang disukai dan agar layak dikonsumsi, manusia perlu mengolahnya dengan cara memasak. Memasak adalah kegiatan menyiapkan makanan untuk dimakan dengan memanaskan bahan makanan agar bahan makanan tersebut bisa dikonsumsi. Tentu memasak memerlukan alat untuk memanaskan makanan tersebut, salah satunya adalah kompor yang pasti sering kita jumpai setiap hari. Kom...
Museum Bahari adalah satu dari banyak gedung bersejarah di Indonesia. Museum ini terletak di dekat pelabuhan Sunda Kelapa di Jakarta utara dan tidak jarang menjadi tujuan wisata para turis dan masyarakat lokal. Museum Bahari menyimpan banyak benda-benda bersejarah yang berhubungan dengan maritim dan masa kolonial belanda seperti teropong, kompas, peta-peta, dan lain-lain. Bahkan kapal-kapal tradisional nelayan dan kapal bekas VOC ikut meramaikan koleksi museum Bahari. Gedung museum ini sendiri tak kalah bersejarah dengan isi koleksinya. Gedung museum Bahari merupakan satu dari sedikit peninggalan masa VOC yang masih belum berubah dari masanya. Gedung ini dibangun pada masa penjajahan Belanda secara bertahap-tahap dan pada masa itu digunakan oleh VOC untuk menyimpan rempah-rempah, kopi, teh, dan komoditi-komoditi hasil tanah Indonesia lainnya. lokasi dibangunnya gedung ini juga sudah diperhitungkan oleh Belanda kar...
Rumah Gadang adalah rumah adat suku Minangkabau.Karakteristik bangunan berarsitektur khas Minangkabau memang mudah dikenali. Hal ini membuatnya menjadi identitas masyarakat Sumatera Barat, bahkan mereka yang berada di perantauan sekalipun. Karena itulah, jika di suatu tempat ditemukan atap bangunan yang terlihat mengadaptasi bentuk tanduk kerbau, hampir bisa dipastikan ada 'urang awak' di daerah tersebut. Di luar Sumatera Barat, jenis rumah adat khas Minangkabau populer dengan sebutan rumah gadang. Di kampung halamannya sendiri, rumah tradisional ini lebih dikenal dengan sebutan 'rumah bagonjong'. Menurut sejarah aslinya, tidak semua wilayah di Sumatera Barat dapat dibangun rumah adat seperti ini. Rumah bagonjong hanya didirikan di kawasan tertentu yang berstatus nagari. Karena itulah, eksistensi rumah bagonjong atau rumah gadang di luar Minangkabau terjadi karena aturan adat yang melemah seiring perkembangan zaman. Rumah bagonjong menurut aturan aslinya...
Saat ini dikenal sebagai Masjid Raya Bandung, Masjid Agung Bandung merupakan bagian dari Catur Gatra pusat Kota Bandung. Catur Gatra memiliki arti "Empat Wujud", yang merupakan komponen utama bagi lingkungan pusat kota menurut konsep tata ruang alun-alun kota tradisional. Adapun keempat komponennya adalah: 1. alun-alun (lapang terbuka), 2. pendopo Kabupaten (bangunan istana raja), 3. tempat ibadah utama dengan bentuk dan ukuran bangunan yang monumental, dan 4. pasar sebagai pusat kegiatan ekonomi serta bertemunya kultur antarpenduduk kota. Masing-masing komponen memiliki makna dan fungsi khusus. Tempat ibadah dalam hal ini dimaksudkan sebagai pusat spiritual dan pendopo Kabupaten menjadi pusat kebudayaan dan sosial kemasyarakatan. Pasar Ciguriang yang juga seharusnya menjadi salah satu komponen, tak nampak pada tahun itu disebabkan kebakaran yang disengaja oleh Munada pada 30 Desember 1842. Hingga 1896, Bandung belum mempunyai pasar permanen. Terd...