×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Tata Nilai Hidup

Provinsi

Jawa Barat

Tri Tangtu

Tanggal 03 May 2016 oleh hokky saavedra.

Tri Tangtu, atau sering pula disebut sebagai pikukuh tilu, atau hukum tilu, merupakan konsep cara pandang hidup orang Sunda. Secara etimologis berasal dari kata Tri artinya tiga, tangtu artinya pasti atau ketentuan. Konsep tri tangtu adalah, ”tiga untuk ber-satu, satu untuk ber-tiga”, artinya ”tiga hal” itu sebenarnya adalah ”satu hal”, demikian juga sebaliknya. 
 
Di dalam masyarakat adat Sunda, tri tangtu merupakan wawasan, pakem atau ’kitab ahlak budaya’ sebagai rujukan perilaku yang meliputi hal:
  1. tri tangtu dina raga atau salira,  
  2. tri tangtu di buwana
  3. tri tangtu di nagara.

Konsep tri tangtu dina raga, merupakan wawasan atau tuntunan yang menyangkut pribadi diri manusia. Manusia memiliki aspek sebagai makhluk yang,

  1. pribadi
  2. sosial bermasyarakat
  3. ber-Tuhan 

Ketiga hal tersebut harus diselaraskan demi tercipta raga manusia yang sempurna. Tekad dan Ucap tidak akan berbuah apapun tanpa Lampah. Demikian pula, tidak akan ada Lampah tanpa Tekad dan Ucap. Itulah salah satu makna asas kesatuan tiga dina raga.

Konsep tri tangtu di nagara, merupakan wawasan hukum norma yang mengatur kehidupan masing-masing individu dan kelompok di dalam sebuah wilayah kekuasaan, atau ketatanegaraan. Hubungan kekuasaan bermasyarakat bernegara tersebut terlontar misalnya sebagai ungkapan,
  1. resi, keilmuan dan sumber ajaran kebijakan 
  2. ratu, kekuasaan dan sumber norma 
  3. rama, keterlaksanan sistem nilai manusia.

Di kalangan penganut kepercayaan Sunda Wiwitan di Cigugur-Kuningan, dikenal misalnya ungkapan Rama Panyipta, Rama Pangwedar, dan Rama Panyusun. Hal ini sejalan dengan ungkapan lainnya, parentah, panyaur dan pamundut yang berlaku di masyarakat adat Kampung Naga.

Tri tangtu di buana, sering disetarakan dengan konsep Tria Politika (politik demokrasi Barat) yang membagi kekuasaan menjadi tiga: Yudikatif, Legislatif, dan Eksekutif.
 
Konsep tri tangtu di buwana, yang berkaitan dengan penataan lingkungan hidup dan semesta alam. Dalam hal ini, ekosistem manusia dilihat sebagai tiga aspek,
 
  1. leuweung larangan, aspek semesta yang bernilai sakral dan mesti lestari.
  2. leuweung tutupan, aspek semesta yang menyangga kehidupan masyarakat manusia.
  3. leuweung garapan. aspek semesta yang menjadi usaha kerja nafkah manusia.

Ketiga aspek ini merupakan satu kesatuan dalam semesta buwana manusia. Salah satu dari ketiganya lepas, maka kehidupan menjadi tidak harmonis dan akhirnya menimbulkan ketidakselarasan, kekacauan, dan bencana. Kekacauan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat akhir-akhir ini, atau kerusakan alam yang mengakibatkan berbagai bencana, adalah akibat dari lepasnya salah satu ikatan tadi.

[disarikan dari berbagai sumber termasuk wawancara]

DISKUSI


TERBARU


ANALISIS FENOME...

Oleh Keishashanie | 21 Apr 2024.
Keagamaan

Agama Hindu Kaharingan yang muncul di kalangan suku Dayak sejak tahun 1980. Agama ini merupakan perpaduan antara agama Hindu dan kepercayaan lokal su...

Kue Pilin atau...

Oleh Upikgadangdirantau | 20 Apr 2024.
Kue Tradisional

Kue pilin atau disebut juga kue bapilin ini adalah kue kering khas Sumatera Barat.Seperti namanya kue tradisional ini berbentuk pilinan atau tamb...

Bika Panggang

Oleh Upikgadangdirantau | 20 Apr 2024.
kue tradisional

Bika Panggang atau bisa juga disebut Bika bakar merupakan salah satu kue tradisional daerah Sumatera Barat. Kue Bika ini sangat berbeda dengan Bika...

Ketipung ngroto

Oleh Levyy_pembanteng | 19 Apr 2024.
Alat musik/panjak bantengan

Ketipung Ngroto*** Adalah alat musik seperti kendang namun dimainkan oleh dua orang.Dalam satu set ketipung ngroto terdapat 2 ketipung lanang dan we...

Rek Ayo Rek

Oleh Annisatyas | 19 Apr 2024.
Seni

Lagu Rek Ayo Rek adalah salah satu lagu asli Surabaya. Lagu ini diciptakan dengan bahasa khas "Suroboyo-an" oleh Is Haryanto. Rek Ayo Rek j...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...