×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Tradisi

Provinsi

Banten

Asal Daerah

Tangerang

Sedekah Bumi

Tanggal 02 Aug 2015 oleh Oase .

Sekitar tahun 1950-an ada seorang tokoh Tionghoa peranakan bernama Pek Chunyo dan tokoh pemuda Betawi bernama Bosin yang berkompromi untuk menyelenggarakan kegiatan Sedekah Bumi, dengan alasan bahwa "kita buang air di bumi, makan kita dari bumi". Di daerah Lengkong setiap tahunnya ada "kewajiban" untuk mensyukuri keberadaan manusia di bumi, dalam bentuk perayaan makan makanan hasil bumi diselingi tontonan topeng dan doa bersama. Kegiatan tersebut berlangsung hingga tahun 1952, diikuti oleh 30 kepala keluargaLengkong, diiringi hiburan tontonan topeng grup tholay Tangerang, dilanjutkan makan dan doa bersama dengan harapan tahun berikutnya mendapatkan keberkahan.

Pada tahun 1953, tiga tahun menjelang Pemilu 1955, terjadi kekacauan di hampir semua wilayah Indonesia dan berdampak pula dengan situasi keamanan masyarakat Lengkong. Pada masa itu adalah masanya "gerombolan" atau sebuah pemberontakan dalam bentuk perampokan massal kepada masyarakat yang dilakukan oleh para "pejuang" dan "pasukan sekutu" yang menetap dan kecewa terhadap pemerintah saat itu.

Tahun 1960 amil Bosin hijrah ke Kulon Banten untuk memperdalam ilmu agama Islam di sebuah pesantren terkenal. Pek Chunyo seorang diri memimpin kegiatan Sedekah Bumi, beliau ditemani sahabat amil Bosin yang bernama Tirtonadi, seorang tokoh masyarakat Lengkong sampai tahun 1962. Tahun 1962-1965 pecahlah peristiwa "Gestok", yang disebut oleh Presiden Sukarno berarti Gerakan Satu Oktober yang digerakkan langgsung oleh "PKI" dipimpin DN Aidit. Terjadi kekacauan negeri yang mengakibatkan kegiatan Sedekah Bumi vakum. Tahun 1965 Pek Chunyo akhirnya meninggal.

Setelah ditinggal amil Bosin ke Kulon Banten untuk belajar agama dan meninggalnya Pek Chunyo, tradisi Sedekah Bumi masyarakat Lengkong vakum hingga tahun 2000-an. Tahun 2014 tradisi Sedekah Bumi kembali digelar oleh masyarakat lengkong yang dipelopori oleh Apen, salah satu keturunan Pek Chunyo hingga tahun 2015.

Menurut Koh Apen tokoh penggerak sedekah bumi tahun 2009, 2012, 2015 di Lengkong, awal mula sedekah bumi adalah warisan adat istiadat leluhur Tionghoa yang berbaur dengan kebiasaan masyarakat Betawi di Lengkong, Serpong, Tangerang Selatan, Banten diselenggarakan tiap tiga tahun sekali setelah panen.

“Sedekah bumi itu adalah suatu bentuk ungkapan rasa syukur masyarakat Tionghoa peranakan dan masyarakat Betawi di Lengkong, Tangerang Selatan, Banten sehabis panen, dengan menyelenggarakan makan bersama dari hasil tanaman padi, buah-buahan, tumbuh-tumbuhan yang telah ditanam,” ungkapnya (9/7/2015) di kediamannya, Kampung Perigi RT. 018/05 Lengkong Karya, Serpong Utara, Tangerang Selatan, Banten.

Dijelaskannya bahwa sedekah bumi terselenggara setiap tiga tahun sekali menurut penanggalan Tionghoa, leluhur Keluarga Besar She Ghow. Sejak tahun 1950-an Pek Chunyo yang merupakan Tionghoa peranakan bersama dengan amil Bosin dan Tirtonadi dari Betawi mengungkapkan rasa syukurnya setelah panen dalam bentuk Sedekah Bumi. “Setelah ditinggalkan oleh ketiga tokoh pencetus Sedekah Bumi tersebut di tahun 1962, tradisi sedekah bumi vakum,” jelasnya. 

Tahun 1963 tradisi sedekah bumi kembali berlangsung yang dipimpin langsung oleh istri mendiang almarhum Pek Chunyo yang biasa dipanggil Ny. Kana hingga beliau meninggal tahun 1970. Memasuki tahun 1980, Koh Apen dari Jakarta hijrah ke Lengkong menemani dan mengurus orang tuanya She Ghow.

“Beliau selalu berpesan sekaligus memberikan amanat kepada kami bahwa “wajib” mengurusi makam Keluarga Besar She Ghow dan tradisi sedekah bumi, hingga akhir hayat,” tegasnya.

Pesan dan amanat tersebut terus terngiang. Pada akhirnya di tahun 1982, kami bersama tokoh masyarakat lainnya, Koh Apen, Chang Pe, Jok Wa, Koh Engle, In Chan memulai kembali tradisi sedekah bumi sekaligus membangun tugu yang disebut “Tugu Lengkong” sebagai tanda prosesi sedekah bumi di tahun berikutnya.

“Keberadaan Tugu Lengkong selain sebagai tanda sekaligus menjadi pusat batas teritorial administratif antara Kelurahan Lengkong Wetan dengan Kelurahan Lengkong Karya,”.  Tradisi Sedekah Bumi masyarakat Lengkong adalah tradisi akulturasi tiga budaya, yaitu budaya Tiongkok, budaya Sunda, dan budaya Betawi yang diselenggarakan oleh masyarakat Lengkong.

 

 

Sumber: http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/2095/tradisi-sedekah-bumi-masyarakat-lengkong

DISKUSI


TERBARU


Ketipung ngroto

Oleh Levyy_pembanteng | 19 Apr 2024.
Alat musik/panjak bantengan

Ketipung Ngroto*** Adalah alat musik seperti kendang namun dimainkan oleh dua orang.Dalam satu set ketipung ngroto terdapat 2 ketipung lanang dan we...

Rek Ayo Rek

Oleh Annisatyas | 19 Apr 2024.
Seni

Lagu Rek Ayo Rek adalah salah satu lagu asli Surabaya. Lagu ini diciptakan dengan bahasa khas "Suroboyo-an" oleh Is Haryanto. Rek Ayo Rek j...

Simpa Odja

Oleh Andi Redo | 05 Apr 2024.
Ornamen

Simpa Odja adalah ornamen wajib dalam setiap upacara di Kerajaan Gowa Tallo. Ornamen ini terdiri dari dua perangkat yang disatukan yaitu "Simpa&...

Ogoh-Ogoh, Dari...

Oleh Dodik0707 | 28 Feb 2024.
tradisi

Ogoh-Ogoh, Dari Filosofi Hingga Eksistensinya Malang - Jelang Hari Raya Nyepi, warga Dusun Jengglong, Desa Sukodadi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Mal...

Na Nialhotan (D...

Oleh Batakologi | 06 Feb 2024.
Makanan

Dali Nihorbo atau di Pulau Samosir disebut dengan Na Nialhotan. Dibuat dari susu kerbau yang dimasak dengan garam dan bahan pengental. Ada 3 pilihan...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...