bali
287 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Jethungan
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jethungan sering dimainkan saat-saat waktu senggang, seperti sore hari atau malam hari. Anak-anak yang hendak memainkan dolanan jethungan biasanya setelah berkumpul, menyepakati beberapa peraturan sederhana, misalnya, pembatasan wilayah permainan, tidak diperkenankan masuk rumah (jika bermain di luar rumah), harus melihat sungguh-sungguh yang ditunjuk (dithor, disekit), waktu menutup mata tidak boleh melirik, tidak boleh terus-menerus menunggu pangkalan (tunggu brok), dan sebagainya. Jika mereka sudah membuat peraturan sederhana, mereka memilih sebuah pangkalan untuk dijadikan pusat permainan, misalnya pohon, sudut tembok, gardu ronda, tembok gapura, sudut pagar, tiang rumah, atau lainnya. Pangkalan sebisa mungkin mudah dijangkau oleh semua pemain. Semua anak yang akan bermain, misalnya berjumlah tujuh anak (A,B,C,D,E,F, dan G), harus melakukan hompimpah terlebih dahulu untuk menentukan kalah menang. Saat telah terdapat satu pemain yang jaga maka anak-anak yang menang "sut/suit&q...

avatar
Widra
Gambar Entri
Tarian Lawung Ageng
Tarian Tarian
Daerah Istimewa Yogyakarta

Beksan (Tari) Lawung merupakan seni tari klasik gaya Yogyakarta. Diciptakan oleh Sultan Hamengkubuwano I. Tarian ini terinspirasi dari perlombaan watangan yang merupakan latihan ketangkasan berkuda dan memainkan tombak (sebuah tongkat panjang kurang lebih 3 m berujung tumpul, dan silang menyodok untuk menjatuhkan lawan) yang biasa dilakukan oleh Abdi Dalem Prajutrit pada masa lalu. Gerakan-gerakannya mengandung unsur heroik, patriotik, dan berkarakter maskulin. Dialog yang digunakan dalam tarian merupakan campuran dari bahasa Madura, Melayu, dan Jawa. Dialog tersebut umumnya adalah perintah-perintah dalam satuan keprajuritan. Dialog yang digunakan merupakan campuran dari bahasa Madura, bahasa Melayu dan bahasa Jawa. Ada lima peran dalam Beksan Lawung Ageng; jajar, lurah, botoh, ploncon, dan salaotho . Jajar terdiri dari empat penari, berperan sebagai prajurit muda yang penuh dengan semangat. Dalam struktur keprajuritan, jajar adalah pangkat paling rendah bagi seorang prajurit....

avatar
Widra
Gambar Entri
Kain Lurik Corak Kluwung
Motif Kain Motif Kain
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kata lurik sendiri berasal dari bahasa Jawa Kuno ‘lorek’ yang berarti lajur, belang atau pun garis. Kain lurik yang memiliki motif sederhana ini memiliki segudang filosofi yang mengandung harapan, nasihat, bahkan kekuatan spiritual yang masih dipercaya dan menjadi adat dan tradisi. Corak kluwung memiliki arti pelangi. Secara simbolis kain lurik ini dilukiskan dengan garis-garis lebar beraneka warna seperti pelangi yang menjadi tanda keajaiban alam dan tanda kebesaran Sang Pencipta. Dalam budaya Jawa kain lurik corak kluwung dianggap sakral dan mempunyai fungsi tolak bala, sehingga lebih sering dipakai pada upacara sakral seperti pernikahan, mitoni dan labuhan. Saat upacara pengantin, kain lurik biasanya diletakkan di bawah bantal pengantin. Harapannya agar kedua mempelai bisa mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan dalam berumah tangga. Untuk acara mitoni pada bulan ke-7 kehamilan, kain lurik biasa dipakai sebagai lambang pengharapan agar anak yang dikandung kelak bisa sel...

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Lurik Corak Lompatan
Motif Kain Motif Kain
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kata lompatan bisa disama artikan dengan terlewatkan dari bahaya maut. Kain lurik dengan corak lompatan ini umumnya sering digunakan sebagai kemben saat upacara mitoni. Fungsi utamanya adalah untuk tolak bala. Referensi: https://fitinline.com/article/read/makna-tersembunyi-dibalik-8-corak-kain-lurik-serta-tips-memilih-dan-merawatnya/

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Lurik Corak Tuluh Watu
Motif Kain Motif Kain
Daerah Istimewa Yogyakarta

Tuluh watu memiliki arti batu yang bersinar dan dianggap bertuah sebagai penolak bala. Kata tuluh dapat juga diartikan sebagai kuat atau perkasa. Sebagai salah satu motif yang cukup sakral, kain luruh corak tuluh watu dahulu hanya boleh dipakai oleh orang tertentu yang berkepribadian kuat dan luhur. Kain lurik coran tuluh watu bisa dipakai untuk upacara ruwatan sukerta dan sebagai pelengkap sesajen upacara labuhan. Khusus di lingkungan pedesaan kain lurik ini juga biasa dipakai oleh para pedangan wanita untuk membawa barang karena dipercaya mempunyai kekuatan di dalamnya. Sumber: https://fitinline.com/article/read/makna-tersembunyi-dibalik-8-corak-kain-lurik-serta-tips-memilih-dan-merawatnya/

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Bolu Emprit Makanan Tradisional Yogyakarta
Makanan Minuman Makanan Minuman
Daerah Istimewa Yogyakarta

Bolu Emprit adalah makanan tradisional Yogyakarta yang kini sudah mulai langka. Makanan tradisional tersebut kian menghilang karena tergerus oleh zaman. Mungkin makanan tersebut sudah asing di telinga generasi muda yang kini lebih menyukai camilan hits kekinian. Saat ini, sudah jarang ditemui penjual asongan atau warung yang menjual bolu emprit. Seperti di Semin, Gunung Kidul, Yogyakarta sedikit ditemui warung yang menjual makanan tersebut, kalaupun ada jarang masyarakat yang membelinya. Namun, bolu emprit dapat ditemui di toko oleh-oleh atau pasar tradisional. Bolu Emprit merupakan salah satu makanan tradisional Yogyakarta berbentuk setengah lingkaran, bertekstur keras, dan memiliki rasa manis. Bolu emprit memiliki berbagai macam warna seperti merah muda, putih, hijau, dan coklat, tetapi yang biasanya ditemui yaitu bolu emprit bewarna merah muda dan putih. Bolu emprit terbuat dari kelapa parut dan tepung tapioka, sehingga menghasilkan teksur keras dan berukuran kecil. Hal tersebut...

avatar
Haha_amaliaayoni_21
Gambar Entri
Refleksi Realitas dan Hiperrealitas Jean Baudrillard Pada Keraton Yogyakarta
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Adanya manusia menjadi penyebab munculnya kebudayaan. Kebudayaan sangat penting dalam kehidupan manusia sebab kebudayaan tidak hanya merupakan hasil olah budi dari intelektualitas manusia, tetapi juga memberi pelajaran melalui simbol-simbol (Permadi 2022). Manusia juga menjadikan kebudayaan sebagai pedoman dalam berperilaku dan beraktivitas individu maupun sosial sehingga dapat menciptakan identitas diri pada kelompok masyarakat (Kirom 2021). Indonesia, memiliki banyak sekali kebudayan, salah satu contoh kebudayaan yang masih eksis dan dilestarikan saat ini adalah Keraton Yogyakarta. Keraton Yogyakarta merupakan kompleks utama kerajaan Yogyakarta Hadiningrat yang dibangun oleh Hamengku Buwana I sebagai bentuk implementasi simbolisasi orang Jawa yang diserap dari agama Islam dalam bentuk spiritualitas Kejawaan. Sampai pada era sekarang (Sri Sultan Hamengku Buwana X), bangunan Keraton Yogyakarta masih dilestarikan karena memi...

avatar
Journalaksa
Gambar Entri
Monumen Cepet
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pada tanggal 2 Januari 1949 pasukan Belanda yang bermarkas di Watuadeg diserang pasukan KODM Pakem pimpinan Letda Asropah dan pasukan TP pimpinan Kapten Martono. Pasukan Belanda lari ke arah selatan, sampai di dusun Cepet jam 06.30 dihadang pasukan Subadri dari Gatep. Pertempuran terjadi sampai jam 10.00 wib. Korban dari pihak Belanda 4 orang. Kemudian pada tanggal 11 Januari 1949 terjadi pertempuran kembali antara Tentara Republik dengan pasukan Belanda. Dalam pertempuran ini gugur 2 orang dari Tentara Republik, yaitu : Letda Kasijan. Agen Polisi Soekardjo. Alamat : Cepet, Purwobinangun, Pakem

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline