SEJARAH SINGKAT 1. LATAR BELAKANG PEMBENTUKAN KELOMPOK DANA SEHAT Pelaksanaan upaya kesehatan dana sehat masyarakat kelurahan Mawali sebenarnya dilatarbelakangi oleh upaya kegiatan gotong-royong atau mapalus duka yang dikenal dengan istilah mapalus sosial duka, di mana setiap ada anggota masyarakat yang mengalami kedukaan, setiap keluarga secara sukarela memberikan sumbangan uang maupun bahan makanan, berupa beras, gula, bihun (laksa), ubi-ubian, pisang dll. Untuk mengumpulkan sumbangan ini, secara sukarela tanpa diperintah, beberapa lelaki mengambil inisiatif untuk berkeliling dari rumah ke rumah untuk menjemput sumbangan. Kecuali untuk beras, gula dan bihun, biasanya dibawa langsung oleh ibu-ibu ke rumah duka. Kegiatan ini berlangsung terus tanpa dikendalikan oleh siapapun. Kemudian, mapalus sosial duka ini dilanjutkan dengan kegiatan mapalus pembangunan untuk membangun rumah sehat, pagar halaman, jamban sehat dan mapalus kebun. Setelah sukses dengan semua kegiatan m...
CERITA GUMANSALANGI Untuk mendalami kebudayaan sangihe, sebaiknya memahami sastera lisan sangihe, sastera lisan sangihe adalah salah satu bukti peninggalan kebudayaan sangihe masa lalu yang masih dilestarikan sampai saat ini. Dari beberapa sastera lisan sangihe yang paling melegenda adalah cerita Gumansalangi. Dari cerita tersebut kita dapat melihat keberadaan sangihe dari penduduk mula-mula sampai terbentuknya kerajaan-kerajaan yang menjadi dasar terbentuknya sebuah suku yang dinamakan suku sangihe . Kisah Gumansalangi sebagai penduduk mula-mula tergambar secara utuh dalam “ Tamo ” karena tam...
Asal mula Suku Mongondow berasal dari keturunan Gumalangit dan Tendeduata serta Tumotoibokol dan Tumotoibokat. Tempat tinggal mereka di gunung Komasaan (wilayah Bintauna). Makin lama turunan kedua keluarga itu semakin banyak, sehingga mereka mulai menyebar ke timur di Tudu in Lombagin, Buntalo, Pondoli', Ginolantungan. Ke pedalaman di tempat bernama Tudu in Passi, Tudu in Lolayan, Tudu in Sia', Tudu in Bumbungon, Mahag, Siniow dan lain-lain. Peristiwa perpindahan ini terjadi sekitar abad 8 dan 9. Pokok pencaharian adalah berburu, mengolah sagu hutan, atau mencari sejenis umbi hutan, menangkap ikan. Pada umumnya mereka belum mengenal cara bercocok tanam. dalam perkembangan selanjutnya Suku Mongondow mendirikan kerajaan dengan nama Kerajaan Bolaang. Kerajaan Bolaang di kemudian hari lebih di kenal sebagai kerajaan Bolaang Mongondow. Perkembangan Pada abad 13 para Bogani (pemimpin kelompok masyarakat Mongondow yang menduduki wilayah tertentu) bersatu membentuk satu pemerintahan kerajaan...
Bahan bola kambing : 350gr daging kambing cincang 5sdm tepung tapioka 1butir telur ayam 1buah bawang prei, cincang 2siung bawang putih 1sdt garam 1sdt merica Bahan sup : ¼ buah bawang bombay, cincang 2siung bawang putih 1sdt merica bubuk 1sdm garam 500ml air Cara memasak : Campur semua bahan bola kambing jadi satu, bentuk bulat dengan bantuan 2 sendok, masikkan dalam air mendidih, jika sudah terapung angkat tiriskan Tumis semua bumbu bahan sup tambakan air, tunggu hingga mendidih lalu masukkan bola – bola kambing Angkat dan sajikan selagi hangat Happy Cooking ! :) Sumber: http://resep-khas-sulawesi.blogspot.com/2012/02/sup-bola-bola-kambing-manado-sulawesi.html
Winongos adalah jenis kuliner tradisional yang bahan bakunya berasal dari alam sekitar. Bahan: Terdiri dari daun pepaya / kates, atau jenis sayuran lain. Misalnya : sayur paku (pakis), daun ubi kayu, dll. Jenis kuliner ini adalah makanan khas Minahasa yang sering disajikan dan sangat digemari dan disukai oleh banyak orang Minahasa bahkan oleh orang selain orang Minahasa, karena rasa dan nikmatnya makanan ini. Orang Minahasa rasanya belum merasa puas apabila menghadiri acara pesta jika belum menikmati sayuran winongos ini. Winongos berasal dari kata bahasa Tontemboan, yang adalah sub-etnik bahasa Minahasa, kata wongos berarti : layu = mengenai daun, dan/atau masak dan/atau dibuat menjadi layu atau mengerut/masak misalnya : daging atau ikan, dll. Dalam hal ini layu/masak, karena dimasak atau karena dibungkus dengan sesuatu benda atau karena proses alam atau karena dibuat menjadi layu/masak. Prosesnya baik karena dikerjakan oleh alam maupun juga oleh buatan tangan manus...
Naskah ini merupakan fotokopi yang diberi judul Fotocopie van de Grote Batakse. Tersimpan di Perpustakaan Nasional RI dengan kode naskah VT 233. Terdapat ilustrasi kuda pada naskah yang tertulis menggunakan bahasa Batak dan aksara Batak ini. Naskah ini berjumlah 120 halaman. Belum diketahui naskah asli (bukan fotokopi) berada di mana. Naskah ini merupakan subkoleksi Verschillende Talen.