Winongos adalah jenis kuliner tradisional yang bahan bakunya berasal dari alam sekitar.
Bahan:
Terdiri dari daun pepaya / kates, atau jenis sayuran lain. Misalnya : sayur paku (pakis), daun ubi kayu, dll.
Jenis kuliner ini adalah makanan khas Minahasa yang sering disajikan dan sangat digemari dan disukai oleh banyak orang Minahasa bahkan oleh orang selain orang Minahasa, karena rasa dan nikmatnya makanan ini. Orang Minahasa rasanya belum merasa puas apabila menghadiri acara pesta jika belum menikmati sayuran winongos ini. Winongos berasal dari kata bahasa Tontemboan, yang adalah sub-etnik bahasa Minahasa, kata wongos berarti : layu = mengenai daun, dan/atau masak dan/atau dibuat menjadi layu atau mengerut/masak misalnya : daging atau ikan, dll.
Dalam hal ini layu/masak, karena dimasak atau karena dibungkus dengan sesuatu benda atau karena proses alam atau karena dibuat menjadi layu/masak. Prosesnya baik karena dikerjakan oleh alam maupun juga oleh buatan tangan manusia. Kata dasarnya, wongos yang artinya layu. Mendapat sisipan in yang berarti dibuat menjadi.
Dalam bahasa Tontemboan sisipan in berubah menjadi awalan di, dalam Struktur Tata Bahasa Indonesia. Jadilah kata itu winongos sebuah hasil karya kuliner yang sangat digemari, disukai, diminati oleh orang Minahasa atau bahkan oleh orang luar Minahasa. Bahkan oleh orang Ambon, Palembang, Papua.
Bahan dasar untuk membuat kuliner winongos ini adalah :
1. Daun Pepaya/Kates. Sesuai banyaknya dengan keperluan atau keinginan dan selera yang dibutuhkan untuk dimasak atau kebutuhan yang akan dimasak untuk dihidangkan. (atau sayuran jenis lain sesuai selera)
2. Cabe/rica sesuai selera. . Cabe atau rica adalah penyedap rasa pedas. Boleh juga cabe tidak dihaluskan atau hanya ditumbuk secara kasar atau tidak dihaluskan dan langsung diletakkan atau disisipkan di antara dedaunan sayur yang akan dan siap dimasak.
3. Dapat juga ditambahkan bawang batang atau bawang merah secukupnya atau sesuai selera. Tapi, tanpa bawang batang atau bawang merah pun, bisa.
4. Garam, secukupnya atau sesuai selera. Sekarang, kadangkala ditambah dengan bumbu penyedap rasa secukupnya atau sesuai kebutuhan atau selera.
5. Sebagai penyedap dan pengawet supaya sayuran cepat matang, (itulah arti winongos yang sebenarnya = menjadi layu atau masak), sediakan jeroan sapi, ayam, babi, dll.
Alat atau Media yang disiapkan untuk memasak :
- Siapkan Bambu / Bulu jenis khusus yang tumbuh subur serta banyak ditanam di kintal belakang rumah atau di kebun penduduk/masyarakat. Disebut bulu wowong atau mata. Potonglah seukuran ruasnya atau pada bukunya.
Persiapan:
- Siapkan belanga tanah.
- Atau memakai belanga goreng.
- Siapkan tungku api jika dimasak menggunakan belanga tanah atau belanga goreng.
- Siapkan perapian atau bara untuk pembakaran bulu wowong bila memasak menggunakan media bulu. Seperti memasak bulu jenis kuliner nasi jahe. Jadi siapkan tempat khusus di halaman rumah untuk memasak. Dapat juga dimasak dengan menggunakan kompor /gas.
Cara Pengolahan:
Sumber:
https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&detailCatat=7072
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja
Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...