Masjid At-Taqwa Lerabaeng terletak di Desa Wakopsir, Kecamatan Alor Barat Daya, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sebelah utara dengan bukit, sebelah selatan selat Ombay, sebelah barat merupakan perkebunan penduduk, dan sebelah timur berbatasan dengan sungai Erbah. Deskripsi Bangunan Masjid At-Taqwa Lerabaeng dibangun di atas bukit dan berbentuk bangunan panggung (berkolong) tanpa paku atau pasak, tetapi diikat dengan tali rotan. Di atas pondasi semen hjberdiri tiang-tiang penyangga bangunan dari kayu merah berjumlah 16 tiang. Serambi masjid terletak di bagian depan ruang utama, dari ruang serambi kemudian masuk ke ruang utama melalui pintu yang terdapat pada dinding timur. Pada puncak dinding ruang dalam terdapat kayu nitas berukir sulur-sulur dan dipakai sebagai tempat menyimpan al-Qur’an dan kitab-kitab lain serta peralatan keperluan masjid. Di tengah ruangan utama terdapat empat tiang soko guru berbentuk empat persegi dan mengecil pada bagi...
Pada zaman dahulu orang tua di NTT belum tahu menulis dan membaca sehingga di zaman sekarang tidak ada sejarah berupa tulisan karena hanya diceritakandari mulut ke mulut. Penjual yang datang ke pulau timor namanya disebut - sebut sehingga dikenal diseluruh pulau timor, karena harum cendana dipulau timor seribu tahun yang lalu. Pada zaman itu juga sudah ada penguni tetap yang disebut atoin meto (orang asli tanah timor). Tahun 1436 bangsa asing yang membeli kayu cendana mengenal para tua - tua adat di pulau timor tempat kayu cendana hidup. Orang timor mrnjual kayu cendana kepada orang dari jawa, india, cina. Mereka menjualnya tapi tidak menerima uang namun mereka menukarnya dengan kain, uang perak, uang mas, parang, pisau, kaca dan lain - lain sebagainya. Sejarah orang timor yang sebenarnya, kita tidak ketahui, tetapi diceritakan dari mulut ke mulut bahwa orang timor berasal dari papua dan Malaysia. Mereka hidup berpindah- pindah tempat karena factor makanan . jadi jika makanan ditempat...
Pada zaman dahulu kala ada seorang yang bernama bapak Benafa asal dari Molo. Bapak tersebut datang dari suatu tempat yang bernama Papi termasuk Desa Kusi. Ketika bapak Benafa datang ada sebuah tempat yang dibawa untuk menampung air (Kusi), serta hewan piaraannya yaitu kerbau. Setelah bapak Benafa tiba di Papi tempat ini sangat sempit,akhir bapak Benafa meneruskan perjalanannya bertemu dengan seorang yang bernama Papi Haumolos Leosa'e. Mereka berdua terus berjalan ke tempat yang bernama Taniuk. Setelah tiba di Taniuk mereka memandang ke tempat ini (Maluku) luas dan sangat besar dan mereka sepakat sebagai adik kakak untuk tinggal di tempat ini. Dan pada saat itu bapak Benafa memberikan 2 ekor kerbau kepada adiknya. - Jantan (Namaunme) - Betina (Bihoeman) Di saat itu nama kampung tersebut Mahoku. Maka dari kedua ekor sapi yang diberikan bapak Benafa kepada adiknya, memakan pohon lontar yang ada di sekitar kampong itu dan akhirnya nama kampung ini menjadi Tuapakas. - Tua ( Pohon Lontar) -...
Pakaian Harian di Kupang Sehari-hari masyarakat Kupang dari berbagai suku mengenakan pakaian hampir seperti busana upacara adat namun tidak menggunakan aksesori dan perhiasan. Pria mengenakan selimut dan kemeja putih dilengkapi dengan ikat pinggang besar dan dipergagah dengan pengikat bernama destar. Sedangkan wanita memakai sarung dengan teknik dua kali lipatan dan dililit pada pinggang agar sarung tidak melorot jatuh ke bawah. Untuk bagian atas dikenakan kebaya saja yang disulam menyerupai kutang atau bra. A. Suku Rote Mayoritas suku Rote mendiami Kepulauan Rote, juga disebut Pulau Roti, adalah sebuah pulau di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Rote merupakan wilayah paling selatan Indonesia. Pulau ini terkenal dengan kekhasan budidaya lontar, wisata alam pantai, musik sasando, dan topi adat Ti’i Langga. Rote berstatus sebagai kabupaten dengan nama Kabupaten Rote Ndao. Pulau-pulau kecil yang mengelilingi pulau Rote antara lain Pulau Ndao,Nda...
Uut sagu yang sangat jarang kita dengar merupakan camilan khas dari Kota Kupang, ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur. Meskipun nama makanan ini mengandung kata sagu namun sama sekali tak terdapat bahan makanan sagu dalam camilan ini. Di Kota Kupang kita tidak akan menemukan tanaman sagu karena sagu hanya terdapat di daerah Papua dan Maluku, namun Kupang memiliki banyak tanaman jagung dan bahkan digunakan sebagai makanan utama selain nasi. Camilan unik ini merupakan perpaduan antara jagung dan kelapa. Camilan ini bisa dengan mudah dibuat di rumah kapanpun seperti yang kita inginkan. Bahan untuk dapat membuat makanan ini antara lain adalah jagung yang sudah tua atau kering bisa jagung berwarna kuning maupun putih, namun umumnya digunakan yang berwarna putih; kelapa parut yang semakin banyak akan menambah gurihnya camilan ini; serta gula pasir jika ingin menambah rasa manis. Cara membuat makanan ini pertama-tama bersihkan jagung dan ambil bijinya, dan rendam di air selama 24 j...
Di pantai Kerajaan Termanu ada sebuah batu karang yang menjulang tinggi melebihi tingginya sebatang pohon kelapa dan tak mudah memanjatnya. Batu karang yang tinggi itu dinamai orang “Batu Termanu” karena terletak di kerajaan Termanu. “Apakah Batu Termanu itu istimewa ?” Keistimewan, sebetulnya tidak. Tetapi orang-orang disini sendiri, yang menyebabkan batu itu menjadi istimewa. Menurut kata orang, batu itu dapat mendatangkan hujan. Dikatakan juga bahwa batu itu berasal dari pulau Seram- Maluku. Dari Seram, batu itu pergi kepulau Timor. Tetapi di Timor ia sedih sekali, sebab tidak seorang pun yang mau datang membawa “sesajen” kepadanya. Karena tidak tahan menderita kesedihan ini, maka batu itu pindah ke pulau Rote. Mula-mula ia datang kekerajaan Dengka. Tetapi rakyat kerajaan Dengka ini pun sama halnya dengan rakyat dipulau Timor, tidak mau memberi korban kepada batu itu, lalu batu itu berpindah lagi kekerajaan O’Epao. Di O’Epao...
Di Tanalein alat musik ini disebut Leto, di Desa Lamanole Flores Timur disebut Tatabuang. Rupanya mirip dengan nama Totobuang alat musik dari Maluku. Kemungkinan besar alat musik ini dibawa oleh suku Kera (Keraf) dari Maluku. Sebutan Tatabuang hanya terdapat di Lemonale, dan di desa ini banyak terdapat orang suku Kera yang menyebut dalam sejarah pelayaran menggunakan perahu kora-kora. Terdapat sebuah erita bahwa asal muasal alat musik ini dari seorang anak yang selalu mau mengikuti orang tuanya ke kebun. Setiap hari sang anak selalu menangis, dan ini sangat mengganggu kepergian mereka kek kebun. Untuk mengatasinya sang ayah membuat alat musik ini untuk sang anak. Di Lemonale permainan Tatabuang melalui dua cara, yaitu digantung seperti Leto dan yang lain diletakkan di atas pangkuan. Tatabuang dibuat dari batangan kayu Sukun yang digantung berbentuk bulat dan hati dari kayu tersebut dikeluarkan. Tatabuang yang digantung bernama Letor di Sikka dan yang dipangku bernama Preso...