Pada zaman dahulu orang tua di NTT belum tahu menulis dan membaca sehingga di zaman sekarang tidak ada sejarah berupa tulisan karena hanya diceritakandari mulut ke mulut. Penjual yang datang ke pulau timor namanya disebut - sebut sehingga dikenal diseluruh pulau timor, karena harum cendana dipulau timor seribu tahun yang lalu. Pada zaman itu juga sudah ada penguni tetap yang disebut atoin meto (orang asli tanah timor). Tahun 1436 bangsa asing yang membeli kayu cendana mengenal para tua - tua adat di pulau timor tempat kayu cendana hidup. Orang timor mrnjual kayu cendana kepada orang dari jawa, india, cina. Mereka menjualnya tapi tidak menerima uang namun mereka menukarnya dengan kain, uang perak, uang mas, parang, pisau, kaca dan lain - lain sebagainya. Sejarah orang timor yang sebenarnya, kita tidak ketahui, tetapi diceritakan dari mulut ke mulut bahwa orang timor berasal dari papua dan Malaysia. Mereka hidup berpindah- pindah tempat karena factor makanan . jadi jika makanan ditempat itu sudah habis maka mereka akan berpindah ke tempat yang lain. Kemudian ada pendatang baru lagi yang datang dipulau timor dari keturunan melayu yang berkulit putih dan berambut air dari sinamuti malaka atau Malaysia. Mereka tinggal di tutuala dan besikama (belu selatan) kemudian mereka menamakan tempat itu malaka keturunan melayu di tanah belu selatan dan mereka mendirikan satu kerajaan yang disebut dengan wewiku wehali. Menurut cerita dan pemberitahuan yang kita ketahui bahwa orang timor yang ada di TTS berasal dari Eropa. Kemudian mereka menjadi tuan rumah di TTS dan nama orang asing tidak disebut -sebut lagi yang perlu kita ketahui orang TTS beradik kakak dengan orang TTU, orang BELU, orang TIM- TIM, orang KESER, TANIMBAR, PAPUA, MALUKU, SULAWESI, ROTE dan SABU. Semua itu terjadi karena harum kayu cendana di TTs dan juga system perdagangan yang dilakukan oleh nenek moyang kita dengan nenek moyang cina, india, portugis, belanda dan lain- lain. Oleh karena itu, tenun sarung dan selimut dari orang timor menjadi barang paling berharga dalam peristiwa kawin mawin orang papua. Cerita ini sudah ada dari zaman dahulu sampai sekarang dan terkenal di kabupaten TTS tiga suku besar yang disebut dengan nama BANAM (AMANUBAN), ONAM ( AMANATUN ), OENAM ( MOLLO ). Ketiga suku ini bersatu hati membangun tanah TTS.
Sumber: https://nusantaralogin.blogspot.co.id/2013/07/kumpulan-cerita-daerah-nusa-tenggara.html?m=1
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.