Tari Kancet Papatai adalah tarian perang tradisional masyarakat suku Dayak di Kalimantan timur. Tarian ini merupakan kesenian tradisional dalam bentuk tari-tarian perang yang bercerita tentang seorang pahlawan Dayak Kenyah yang sedang berperang melawan musuh. Tarian ini juga menggambarkan tentang keberanian para pria atau ajai suku Dayak Kenyah dalam berperang, mulai perang sampai dengan upacara pemberian gelar bagi pria atau ajai yang sudah berhasil mengenyahkan musuhnya. Gerakan Tarian Kancet Papatai di dominasi oleh gerakan yang gesit, lincah dan juga akrobatik. Kancet Papatai diiringi dengan lagu Sak Paku dan hanya menggunakan alat musik sampe. Gerakan saling serang dengan gerakan yang gesit di padukan dengan seni tari yang indah membuat tarian ini terlihat mempesona. Pada gerakannya tarian ini di awali dengan tarian dan gerakan teatrikal dari para penari. Kemudian di lanjutkan dengan gerakan dan teriakan yang saling memprovokasi. Lalu setelah itu akan...
Museum Mulawarman, Kota Kutai Kartanagara Openingstijden: Senin – Kamis: 09.00 – 16.00 WIT, Jumat: 09.00 – 11.30, Sabtu – Minggu: 09.00 – 16.00 Plaats: Kota Kutai Kartanagara Provincie: Kalimantan Timur Land: IND Type organisatie: Museum...
Luar biasa, gambar cadas (lukisan gua) atau dalam Bahasa Inggris disebut rock painting tertua, ternyata ditemukan di Indonesia. Itulah yang terungkap dari hasil penelitian arkeologi yang dilakukan tim dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) bekerja sama dengan peneliti dari Griffith University (Queensland, Australia) dan ITB (Bandung). Lukisan figuratif tertua di dunia itu berasal dari masa sekitar 40.000 tahun yang lalu, dan ditemukan pada sejumlah gua yang terdapat di Semenanjung Sangkulirang-Mangkalihat, Kalimantan Timur. Untuk menguji usia lukisan gua atau gambar cadas tersebut, tim menggunakan metode uranium-series geochemistry terhadap sampel kalsium karbonat, dan hasilnya ditemukan penanggalan sekitar 40.000 tahun lalu. Mendikbud, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, dikerumuni wartawan. (Foto: BDHS) Keberhasilan t...
Bahan-bahan 3-4 orang Cumi Panggang Cumi 2 ekor (kurleb 1/4kg) 1 Jeruk nipis 3 Bawang putih 1 cm Jahe (atau bisa juga dicampur ke sambalnya, selera) Garam dan Gula (sesuai selera) 1 sdt Minyak wijen 1/2 sdm Saus Tiram 1 sdm Kecap manis Sambal 7 Cabe keriting 9 Cabe rawit 2 Bawang putih 7 Bawang merah secukupnya Terasi...
Uraian latar belakang ini didasarkan pada pemahaman mengenai masalah-masalah budaya dalam perubahan masyarakat yang terjadi di negeri kita, yang sebagian terjadi karena tuntutan pembangunan, dan sebagian lagi terjadi secara alami (tanpa arahan yang disengaja dari luar masyarakat yang bersangkutan). Paparan ini juga didasarkan pada informasi yang terdapat dalam sejumlah bacaan berkenaan dengan "suku terasing" yang telah dikeluarkan oleh Departemen Sosial RI. Meskipun telah diajukan keberatan mengenai sebutan "suku terasing", dan ada usu) untuk menggantinya dengan "suku berkembang", pandangan tentang masalah itu tetap, yaitu bahwa suku-suku tertentu itu, yang juga dianggap "terbelakang" dapat terjangkau oleh proses pembangunan". Hal itu kiranya memang perlu agar seluruh bangsa Indonesia memperoleh kesempatan yang sama untuk maju. Sumber: http://repositori.kemdikbud.go.id/7729/
Sampe merupakan alat musik tradisional khas Indonesia yang masih terjaga kelestariannya sampai saat ini. Penemu sekaligus pemain berasal dari suku Dayak Melayu Tuan. Kegunaan sampe pada zaman dulu adalah mengiringi upacara adat Kalimantan Timur. Setelah berganti zaman, kegunaan makin bertambah yaitu sebagai penghibur bagi warga setempat. Sampe juga difungsikan sebagai alat penyampaian perasaan baik rasa rindu, gembira, sayang bahkan duka. Sejarah Sampe Sampe merupakan salah satu dari aneka macam alat musik tradisional kalimantan timur paling populer saat ini. Alat musik Kaltim ini sekarang sudah dimainkan oleh siapa saja tanpa ada pengecualian baik dewasa atau orang tua. Konon pada zaman dulu ada perbedaan ketika memainkan sampe di waktu siang atau malam hari. Saat siang hari, suara nada yang dihasilkan menggambarkan perasaan bahagia. Sebaliknya jika malam, nadanya menggambarkan perasaan sedih dan syahdu. Kepercayaan akan kesakralan alat musik sampe terhadap situasi ters...
Bahan-bahan: Bahan A 50 ml santan instan 75 ml air 1 sdt kayu manis bubuk Bahan B 150 ml santan instan 350 ml air 1/2 sdt garam 100 gr gula merah 20 sdm Tepung beras Cara membuat: Bahan A : didihkan bahan A (air, santan, dan kayu manis bubuk) sisihkan. Cairkan dan didihkan gula merah, sebagian air (100 ml), dan garam. Bahan B : Kemudian sisa air (250 ml), dicampurkan dengan santan instan, dan tepung beras aduk rata. Cairan gula merah yang sudah mendidih dicampur dengan adonan B (tepung beras, santan instan, dan air). Lalu tambahkan 3/4 adonan A, aduk rata. Setelah itu kukus kurleb 20 menit. Setelah itu tuangkan 1/4 adonan A ke kukusan, lalu taburi lagi dengan bubuk kayu manis secukupnya. Kukus lagi kurleb 20 menit
Ebook naskah dayak kenyah sumber: https://jakarta.shh.mpg.de/docs/buku_kenyah_part2.pdf
Amplang merupakan salah satu camilan yang berasal dari Samarinda, Kalimantan Timur. Camilan ini memiliki tekstur renyah dan gurih serta umumnya berwarna putih. Bentuk dari amplang cukup beragam ada yang berbentuk stik, memanjang, hingga berbentuk kuku macan. Bahan dasar pembuatannya adalah tepung tapioka, ikan, dan rempah. Awalnya cemilan ini di produksi di Kota Samarinda. Namun dengan bertambahnya minat orang-orang terhadap amplang, cemilan ini kemudian merambah ke berbagai daerah di Kalimantan Timur hingga akhirnya menjadi oleh-oleh wajib khas Kalimantan Timur. Amplang telah ada sejak tahun 1970an. Awalnya camilan ini dibuat menggunakan ikan belida (ikan pipih) sebab di Kalimantan Timur, khususnya kota Samarinda memiliki Sungai Mahakam sebagai wilayah penghasil ikan. Akan tetapi, karena ketersedian ikan belida yang terus berkurang akhirnya bahan dasar amplang diganti menggunakan beberapa jenis ikan yang juga banyak tersedia di Kalimantan Timur seperti ikan tenggiri, bandeng, dan...