Wayang ini terbuat dari kayu (entah itu kayu mentaos, pinus atau waru) layaknya Wayang Golek dari Tanah Sunda, namun Wayang Timplong cuman dibuat nampak samping seperti Wayang Kulit, berbeda dengan Wayang Golek yang dibuat secara menyeluruh. Kesenian tradisional Wayang Timplong, menurut historinya dimulai dari Dusun Kedung Bajul, Desa Jetis, Sub-Distrik Pace, Nganjuk sejak tahun 1910. Instrumen gamelannya yang digunakan untuk musik pengiring juga begitu sederhana, cuman terdiri dari Gambang yang terbuat dari bambu atau kayu, kempul, kendang dan ketuk kenong. Seni dan budaya kita memang sangat banyak, ya. Yuk, kita jaga dan lestarikan terus kesenian-kesenian tersebut. Karena bagaimana pun kesenian tersebut juga bagian dari karakter bangsa kita. Sumber : https://www.idntimes.com/hype/fun-fact/riyan-sumarno/6-kesenian-jawa-timur-c1c2/full
Perang Bangkat merupakan upacara perkawinan yang terdapat di suku Osing (Using). Upacara adat suku Using ini cukup menarik untuk diketahui. Sebab upacara ini sarat dengan nilai-nilai filosofi perkawinan, sebelum kedua mempelai resmi menjadi pasangan suami istri. Suku Osing atau disebut juga sebagai “wong Blambangan” ini berawal sejak berakhirnya masa kekuasaan Majapahit sekitar tahun 1478 M. Jatuhnya kekuasaan Majapahit ini membuat beberapa warganya berlari ke beberapa tempat termasuk Banyuwangi. Seperti sebuah peperangan, itulah sebabnya mengapa upacara ini dinamakan Perang Bangkat. Meskipun dinamakan Perang Bangkat, namun perang dalam upacara ini bukanlah sebuah peperangan fisik. Perang dalam upacara ini ialah perang argumentasi yang berisi petuah-petuah. Perang dalam upacara ini dikemas seperti sebuah drama antara pihak mempelai laki-laki sebagai raja dan pihak mempelai perempuan sebagai ratu. Tata caranya, yaitu kedua belah pihak dipisahk...
Upacara bersih desa merupakan salah satu warisan budaya lokal yang perlu dilestarikan, dan masyarakat desa di lereng Gunung Bromo ini telah membuktikannya. Hal tersebut memang perlu, sehingga masyarakat tetap dapat menangkap semangat kebersamaan dan gotong-royong, serta rasa peduli dengan budaya sendiri tanpa harus mengorbankan keyakinan yang mereka anut. Lokasi Tradisi Bersih Desa Desa Pusungmalang termasuk wilayah Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan, terletak di lereng Gunung Penanjakan salah satu anak Gunung Bromo. Dari kota Pasuruan menuju ke desa tersebut akan melewati beberapa desa antara lain, desa Gondangwetan, desa Pasrepan, desa Puspo dan kemudian naik menelusuri bukit-bukit yang ber kelok-kelok dan terjal kurang lebih selama dua jam perjalanan, barulah sampai ke Desa Pusungmalang ini. Desa Pusungmalang terdiri atas lima Dusun yaitu: Dusun Mangu, Wonogriyo, Kenongo, Jagungsromo, dan Dusun Pusungmalang. Tim Balai Arkeologi Yogyakarta sudah empat tahap (sa...
Foto: Muhammad Aminudin Sebuah monumen mengenang jasa Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) ada di Kota Malang. Lokasinya masih di kawasan Jalan Ijen, atau depan Gereja Katedral. Jalan didepannya pun dikenal sebagai Jalan Pahlawan Trip. Monumen ini diresmikan oleh Presiden Soekarno tahun 1959 untuk mengenang gugurnya 35 prajurit TRIP dalam mempertahankan kemerdekaan atas Agresi Belanda I tahun 1947. Deretan nama-nama pejuang juga diukir dalam dinding kompleks monumen. Tidak banyak yang tahu, pejuang pelajar ini gugur sampai berkorban nyawa melawan Belanda. TRIP merupakan embrio dari lahirnya Barisan Keamanan Rakyat (BKR) ketika tentara Jepang melawan Sekutu, di tahun 1945 lahirnya BKR pelajar diikuti prajurit berusia 15-18 tahun bergabung bersama tentara melawan penjajah, kemudian berubah nama menjadi Tentara Keamanan Rakyat Pelajar (TKRP), dan pada tahun 17 Januari 1946 menjadi TRIP.Saat Agresi Belanda I, pertahanan Kota Malang dibagi menj...
Dewi Sanggalangit terkenal karena kecantikannya. Ia adalah puteri raja Kediri. Banyak pangeran dan raja-raja ingin meminangnya untuk dijadikan sebagai istri. Namun sayang, ia belum memiliki keinginan untuk menikah. Hal ini membuat kedua orang tuanya bingung. Sebab, mereka ingin menimang seorang cucu. Mereka pun mendesak sang Putri agar cepat menikah. Karena itu, sang Putri akhirnya mau menikah, namun dengan syarat dihibur oleh tontonan yang menarik. Tontonan itu harus belum pernah ada. Tontonan ini harus semacam tarian yang diiringi gamelan, dilengkapi barisan kuda kembar, dan ada binatang berkepala duanya. Tak lama setelah itu, sang Raja mengadakan sayembara, isinya persis seperti yang diminta oleh sang Putri. Para pelamar yang tadinya bersemangat menjadi banyak yang ciut nyalinya. Banyak dari mereka yang akhirnya mengundurkan diri. Akhirnya tinggal dua orang saja yang tersisa. Mereka adalah Raja Singabarong dari Kerajaan Lodaya dan Raja Kelana Swandana dari Kerajaan Bandar...
Alkisah dahulu kala terdapat sebuah desa yang terpencil jauh dari Negeri Majapahit. Di sana hidup seorang brahmana bernama Begawan Tunggulmanik. la tinggal bernama cucunya yang sangat tampan bernama Damarwulan. "Cucuku, pergilah engkau ke Kota Raja Majapahit," kata Begawan Tunggulmanik kepada Damarwulan pada suatu pagi. Damarwulan menyambut permintaan kakeknya dengan penuh keraguan. Namun Begawan Tunggulmanik menyarankan supaya Damarwulan menemui pamannya yang bernama Logender yang menjabat sebagai patih di Kerajaan Majapahit. Damarwulan dengan berat hati meninggalkan desanya tercinta. Setelah menempuh perjalanan panjang akhirnya Ia tiba di Kota Raja Majapahit dan sampai di kediaman Patih Logender. "Hhm..., jadi kamu yang bernama Damarwulan?" tanya Patih Logender. "Ya, Paman," jawab Damarwulan dengan hormat. Kemudian Ia menceritakan asal-usulnya dengan jelas. Kehadiran Damarwulan tidak disukai oleh kedua anak lakilaki Patih Logender yang bernama Layang K...
Di kalangan masyarakat Jawa Timur, Indonesia ada satu legenda cerita rakyat yang beredar dan dituturkan turun temurun tentang kisah JAKA SEGER dan RARA ANTENG. Legenda yang mengisahkan tentang percintaan antara Jaka Seger dan Rara Anteng ini menerangkan tentang asal-usul GUNUNG BRAHMA (BROMO) dan GUNUNG BATOK, serta asal-usul nama SUKU TENGGER, yaitu sebuah suku yang tinggal di sekitar Gunung Bromo. Bagi suku Tengger, Gunung Bromo merupakan gunung yang suci. Itulah sebabnya, setiap setahun sekali, yaitu setiap bulan Purnama pada bulan ke-10 tahun Saka, mereka melaksanakan upacara yang dikenal dengan YADNYA KASADA terutama bagi saudara-saudari penganut agama Hindu. Konon, keberadaan upacara tersebut juga diyakini berasal dari legenda cerita rakyat Jaka Seger dan Rara Anteng ini. Di sebuah rumah sederhana di lereng Gunung Bromo, seorang laki-laki setengah baya sedang duduk menunggu istrinya yang akan melahirkan anak kedua mereka. L...
Kabupaten dengan sebutan Bumi Angkling Dhama ini bukan hanya memiliki makanan khas tapi juga memiliki minuman khas Bojonegoro. Wedang tape adalah minuman khas Bojonegoro yang sangat diminati oleh masyarakat Boonegoro pastinya. Wedang tape di Bojonegoro menggunakan tape ketan hitam sebagai bahan utamanya, di campur dengan santan yang panas dan bahan lainnya menjadikan wedang tape Bojonegoro cocok di nikmati di malam hari apalagi ketika hujan turun. Buat kamu yang masih pusing nyari tempat tongkrongan atau ngobrol sambil menikmati wedang tape ini kamu langsung saja datang ke jalan KH Mansyur di Bojonegoro, di sana terdapat warung yang khusus menyediakan wedang tape. Warung di sini selalu ramai dan penuh tak hayal, karena keberadaan warung ini sudah ada sejak tahun 1950, waktu yang sudah lama bukan. Tertarik untuk mencoba minuman khas Bojonegoro yang satu ini? Sumber : https://azzamaviero.com/makanan-khas-bojonegoro/
Kekeramatan Gunung Kelud Kediri, Ritual Sesaji Sarana Raih Wangsit Gunung Kelud merupakan salah satu tujuan wisata di Jatim yang cukup tersohor. Di balik keistimewaan tersebut, Gunung Kelud diselimuti kabut misteri terkait keberadaan gunung berpuncak strato ini. RITUAL sesaji Gunung Kelud taklepas dari sejarah yang terjadi pada masa Kerajaan Kadiri. Pada saat itu, putri Raja Kadiri, yaitu Dewi Kilisuci dilamar oleh 2 raja yang bukan dari bangsa manusia, Lembu Suro dan Mahesa Suro. Namun dengan segala tipu dayanya, Dewi Kilisuci berhasil menghindari pinangan dari kedua raja tersebut. Atas kegagalan dan tipu daya Dewi Kilisuci itulah, Lembu Suro, salah satu raja yang tertipu, sempat mengucapkan kutukan kepada orang Kadiri. “Yoh wong Kadiri, mbesuk bakal pethuk piwalesku sing makaping kaping, yoiku Kadiri bakal dadi kali, Blitar dadi latar, Tulungagung bakal dadi Kedung. (Ya, orang Kadiri besok akan mendapatkan balasanku yang sangat besar. Kadiri bakal jadi sungai, Bl...