Foto: Muhammad Aminudin
Sebuah monumen mengenang jasa Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) ada di Kota Malang. Lokasinya masih di kawasan Jalan Ijen, atau depan Gereja Katedral. Jalan didepannya pun dikenal sebagai Jalan Pahlawan Trip.
Monumen ini diresmikan oleh Presiden Soekarno tahun 1959 untuk mengenang gugurnya 35 prajurit TRIP dalam mempertahankan kemerdekaan atas Agresi Belanda I tahun 1947.
Deretan nama-nama pejuang juga diukir dalam dinding kompleks monumen. Tidak banyak yang tahu, pejuang pelajar ini gugur sampai berkorban nyawa melawan Belanda.
TRIP merupakan embrio dari lahirnya Barisan Keamanan Rakyat (BKR) ketika tentara Jepang melawan Sekutu, di tahun 1945 lahirnya BKR pelajar diikuti prajurit berusia 15-18 tahun bergabung bersama tentara melawan penjajah, kemudian berubah nama menjadi Tentara Keamanan Rakyat Pelajar (TKRP), dan pada tahun 17 Januari 1946 menjadi TRIP.Saat Agresi Belanda I, pertahanan Kota Malang dibagi menjado tiga sektor, timur (Rampal), tengah (Kayutangan), serta barat (Ijen Raya). Pada 30 Juni 1947, pasukan TRIP tetap bertahan di wilayah Ijen Raya dipimpin Komandan Susanto, keesokan harinya, Belanda mengepung wilayah Ijen Raya dengan membawa tank amphibi.
Berondongan senjata Belanda banyak membuat pasukan TRIP hanya bersenjata seadanya gugur sepanjang Jalan Salak, kini dikenal sebagai Jalan Pahlawan TRIP, ada 35 pasukan gugur dan sembilan orang ditawan.
Belanda pun berhasil menduduki Kota Malang usai perang senjata selama hampir 5 jam itu.
Masyarakat kemudian memakamkan para pejuang TRIP berjumlah 35 orang secara massal di Monumen Pahlawan TRIP saat ini. Seperti ditulis Kolonel (purnawirawan) Bogen Sudjadi dalam bukunya tentang sejarah gugur 35 pejuang TRIP Juli 2006.
Monumen dengan wujud dua patung pelajar memanggul senjata turut didirikan untuk mengenang kegigihan mereka melawan penjajah.
Berdirinya Museum Brawijaya terletak hampir satu kilometer arah selatan tak lain karena perjuangan pasukan TRIP. Disana diletakkan beragam sisa peperangan, termasuk tank amphibi milik Belanda digunakan menggempur wilayah Kota Malang dalam Agresi Militer Belanda I tahun 1947.
Komandan Kodim 0833 Kota Malang Letkol Inf Nurul Yakin, mengatakan, Monumen TRIP adalah warisan perjuangan bangsa, dimana para menggambarkan kegigihan para pejuang mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
"Jadi jangan dilihat hanya sebuah monumen saja. Itu adalah warisan perjuangan bangsa. Sebagai pengingat jasa para pahlawan, sekaligus memotivasi semangat para generasi muda untuk melanjutkan semangat perjuangan mereka," ungkap Yakin kepada detikcom disela menghadiri disertasi doktor Kapolres Malang Kota AKBP Hairuddin Hasibuan di Universitas Brawijaya, Selasa (15/8/2017).
Dikatakan, TRIP adalah pejuang berasal dari Tentara Republik Indonesia Pelajar. Sementara Malang, merupakan kota pelajar, dimana banyak berdiri perguruan tinggi menciptakan para sarjana dari seluruh Indonesia.
"Apa semangat pelajar zaman dahulu saat penjajahan, mereka sambil belajar juga berjuang untuk kemerdekaan negara tercinta Republik Indonesia. Semangat ini tentunya bisa menular dan dilaksanakan para pelajar tengah menimba ilmu di Kota Malang untuk berjuang meraih prestasi," beber Dandim.
Menurut dia, pelajar saat ini memiliki perbedaan dengan pelajar di jaman dahulu atau TRIP. Dari segi waktu, dan kesempatan serta prestasi akan jauh lebih daripada TRIP.
"Bayangkan dulu belajar sambil berjuang, sekarang hanya belajar saja harusnya jauh lebih baik prestasinya," harap Dandim.
Sumber : https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-3600747/monumen-trip-di-malang-simbol-kegigihan-pelajar-usir-penjajah
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.