Menenun adalah pekerjaan, memakai adalah kehormatan Jes A. Therik dalam bukunya Tenun Ikat dari Timur pernah menuliskan sepenggal puisi berjudul “Mengukur Tenun Nusa Tenggara Timur” dengan sajak yang begitu menggugah. Bila kau datang berlabuh nun di tempat kami yang jauh Kau akan mendapatkan sambutan dalam kepolosan Mereka akan bersenang hati menunjukkan karya seni abadi Yang orang buta pun dapat merasa keangungannya yang luar biasa Kami tidak mengada - ada , tidak meniru semena - mena Kami tak dapat berpura - pura , tetapi dapat mengira - ngira Hanya kepada kawan , budaya ini akan kami turunkan Dan bukan kepada mereka , yang hanya merusak segala - galanya Demikianlah agar orang mengerti , apa sebenarnya citra kami Cita dan citra Nusa Tenggara Timur...
Sasando merupakan alat musik tradisional khas pulau Rote, Nusa tenggara Timur. Di pulau Rote, istilah Sasando sering disebut sasandu yang berarti alat yang bergetar atau berbunyi. Cara memainkan alat musik ini dengan dipetik. Konon, Sasando digunakan di kalangan masyarakat Rote sejak abad ke-7. Sekilas bentuk sasando mirip alat musik petik lainnya, seperti gitar, biola, dan kecapi. Namun, uniknya Sasando memiliki bunyi merdu khas yang berbeda.Sasando terbuat dari daun lontar dan bambu. Sedangkan dawainya terbuat dari kawat halus seperti senar string. Sasando adalah alat musik tradisional yang perlu dirawat rutin, teman-teman. Setiap lima tahun sekali daun lontar harus diganti, karena daun ini mudah berjamur. Memainkan alat musik Sasando tidaklah mudah, Dibutuhkan harmonisasi perasaan dan teknik sehingga tercipta alunan nada merdu. Selain itu juga, diperlukan keterampilan jari jemari untuk memetik dawai seperti pada harpa. Akan tetapi, Sasando dimainkan menggunakan dua tangan...
Tradisi tinju ini diwariskan oleh leluhur secara turun temurun sampai pada masa sekarang. Sagi dijalankan hampir di setiap wilayah Soa secara berurutan, mulai dari Desa Mengeruda, Piga, Tarawaja/Wulilade, Seso (Sagi Libu) Masu, dan Loa. Pelaksanaan Sagi pada bulan Mei dan biasanya berakhir pada bulan Juli dan proses perhitungan bulan biasanya melalui perhitungan bulan secara tradisional atau kalender tradisional masyarakat setempat. Di daerah Soa tahapan-tahapan pelaksanaan Sagi hampir sama di setiap desa, perbedaan hanya pada saat penutupan Sagi seperti di Desa Piga dan Mengeruda diakhiri dengan upacara adat Sogo.Berikut pelaksanaan Sagi di Desa Masu dan Piga : Tahapan Persiapan Tinju Di desa Masu,Sagi diawali dengan kesepakatan adat dari rumah pemangku Budaya Sagi(Mori Raghu Sagi ). Pada tahapan ini akan dimulai acara penggantungan pinang ( Teo heu ) , di sebuah tempat yang ditentukan yaitu menhir kayu ( Ngadhu ) untuk selanjutnya dibuat kesepak...
Acara Ka Sa’o Seka Dolu Wogo untuk mewarisi tradisi budaya adat Ngada, di Wogo desa Ratogesa Kecamatan Golewa Kabupaten Ngada NTT (Minggu 10/6/2018). Bagi masyarakat Bajawa, rumah adat adalah lambang kekuatan antara laki-laki dan perempuan. Ada 29 Sa’o atau rumah besar yang tersebar di dalam kampung tradisi Wogo, Desa Ratogesa Kecamatan Golewa yang siap untuk menerima kedatangan seluruh keluarga besar yang merupakan keturunan dari Sa’o Seka Dolu. Sa’o Seka Dolu ini, didirikan pada tanggal 12/9/1994 dan Keturunan dari Sa’o Saka Dolu atau rumah besar Saka dolu ini, tersebar di wilayah Kabupaten Ngada bahkan dari luar Kabupaten Ngada yang ikut serta dalam acara tradisi Ngada yaitu Ka Sa’o atau bentuk syukuran. Acara yang digelar selama 3 hari ini, menunjukan kerja sama, kebersamaan dalam Woe Ngete / suku ngete, selama kurung waktu 1 bulan proses pekerjaan atau bangun rumah adat. Acara Ka Sa’o di Wogo, Desa Ratogesa Kecamatan Golew...
Masyarakat Sabu Raijua di Nusa Tenggara Timur memiliki tradisi mencium yang mungkin tidak dimiliki oleh budaya lain. Menurut penelitian Guru Besar Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Prof Dr Felysianus Sanga MPd saat ini ada makna 22 ciuman yang sudah menjadi budaya masyarakat Sabu Raijua. "Makna 22 ciuman itu merupakan budaya masyarakat Sabu Raijua, namun masing-masing ciuman memiliki makna sendiri-sendiri," katanya di Kupang, Kamis (27/4/2017), saat menyampaikan "Makna Budaya Adat dan Beradaban" pada Hari Bhakti Pemasyarakatan ke-53 di Lapas Penfui Kupang. Ia mengatakan tradisi mencium bagi masyarakat di Kabupaten Sabu Raijua memiliki makna tersendiri dan dilakukan kapan saja, dimana saja dan dengan siapa saja. "Mencium hidung sama dengan menyapa orang lain," ujar Felysianus. Tradisi mencium tersebut dalam bahasa setempat disebut Henge'do, dan biasa dilakukan oleh masyarakat Sabu dikala menyambut atau bertemu dengan seseorang. Tradisi ini memiliki makn...
Fakta bahwa bumi Flores kaya dengan budaya terlihat dari keragaman tradisi masyarakatnya. Etnis Tana Ai, -satu dari lima etnis di Sikka, misalnya memiliki seremoni Glen Mahe , sebuah ungkapan syukur atas berkat Yang Maha Kuasa. Ratusan warga mendatangi ritual adat yang berada di tengah hutan rimbun berjarak sekira 400 meter dari pemukiman kampung. Glen Mahe dilaksanakan setiap 5 tahun sekali atau lebih, tergantung pada hasil pertemuan yang digelar Tana Puan atau kepala suku bersama Marang (panglima perang) serta ketiga pemimpin suku Wulo, Ketang Kaliraga dan Lewar Lau Wolo. Hasil perundingan tersebut lalu disampaikan kepada warga, atau anak suku, dan bila disetujui maka Glen Mahe akan dilaksanakan sesuai jadwal waktu yang telah disepakati. Glen Mahe sudah dilaksanakan sejak Mahe , pusat ritual adat didirikan sejak tahun 1800-an, gunanya untuk mensyukuri apa yang diperoleh selama kurun waktu tersebut dengan memberikan kurban kepada Ina Nian Tana dan lelu...
Memberi belis atau mas kawin berupa gading gajah adalah hal lumrah di kalangan masyarakat Nusa Tenggara Timur, khususnya di Flores. Pemberian belis menjadi istimewa dan terlihat elit lantaran harganya mahal karena belis berupa gading gajah ini amat jarang ditemukan di NTT. Meski tergolong memeras kocek, tapi mereka beranggapan hal ini mampu melejitkan pamor dan status sosial di mata warga.Memang tradisi penyerahan belis tidak bisa dihindarkan olehnya. Tetapi keharusan menyerahkan belis tak disangkal membuat masyarakat NTT pusing. Dia sampai harus berutang hingga meminta uang kepada orang tua serta menabung jika dia serius ingin menikahi tambatan hatinya. Kebudayaan belis justru ancaman di tengah perekonomian warga NTT makin menghimpit. sumber : https://www.merdeka.com/peristiwa/tradisi-belis-budaya-mencekik-leher-warga-ntt.html
Pesta Adat Reba adalah sebuah Kegiatan kebudayaan masyarakat di Nusa Tenggara Timur. Upacara adat tersebut diselenggarakan dalam rangka menyambut pergantian tahun. Salah satu ciri khas dari festival budaya ini adalah memakan ubi bersama-sama dan dengan diiringi tarian adat suku bena bernama Besa Uwi. Pesta Reba biasanya diselenggarakan pada bulan Desember hingga Februari. Namun, puncak acara Pesta Reba akan diselenggarakan pada pertengahan Januari, yakni pada tanggal 14-16 Januari di setiap tahunnya. Kapan Adat Reba Dilangsungkan? Pesta Reba dapat anda saksikan di Kabupaten Ngada, Pulau Flores, Provinsi NTT, yang dalam kegiatannya melibatkan beberapa kecamatan, yaitu Aimere, Bajawa, Jerebu`u, Mataloko, dan So`a. Setiap kecamatan yang ikut serta dalam upacara adat khas flores ini akan bergiliran menjadi tuan rumah setiap tahunnya, hal ini ditujukan agar setiap kecamatan diberi kehormatan dan memiliki peran secara adil. Rangkaian Kegiatan Adat Reba Sebelu...
Tradisi Peting Ghan Nalun Weru merupakan tradisi yang dilakukan oleh orang Manggarai Timur yang berlokasi di Borong, ibu kota Kabupaten Manggarai Timur. ujung Barat Pulau Flores, saya beranjak dari rumah di Kota Waelengga menuju ke Borong, ibu kota Kabupaten Manggarai Timur Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Peting Ghan Nalun Weru", Ritual Sakral Suku Nggai di Flores", https://travel.kompas.com/read/2018/04/23/064200627/-peting-ghan-nalun-weru-ritual-sakral-suku-nggai-di-flores . Penulis : Kontributor Manggarai, Markus Makur Editor : I Made Asdhiana di ujung Barat Pulau Flores, saya beranjak dari rumah di Kota Waelengga menuju ke Borong, ibu kota Kabupaten Manggarai Timur Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Peting Ghan Nalun Weru", Ritual Sakral Suku Nggai di Flores", https://travel.kompas.com/read/2018/04/23/064200627/-peting-ghan-nalun-weru-ritual-sakral-suku-nggai-di-flores . Penulis : Kontributor Manggarai, Marku...