Fakta bahwa bumi Flores kaya dengan budaya terlihat dari keragaman tradisi masyarakatnya. Etnis Tana Ai, -satu dari lima etnis di Sikka, misalnya memiliki seremoni Glen Mahe, sebuah ungkapan syukur atas berkat Yang Maha Kuasa.Ratusan warga mendatangi ritual adat yang berada di tengah hutan rimbun berjarak sekira 400 meter dari pemukiman kampung.
Glen Mahe dilaksanakan setiap 5 tahun sekali atau lebih, tergantung pada hasil pertemuan yang digelar Tana Puan atau kepala suku bersama Marang (panglima perang) serta ketiga pemimpin suku Wulo, Ketang Kaliraga dan Lewar Lau Wolo. Hasil perundingan tersebut lalu disampaikan kepada warga, atau anak suku, dan bila disetujui maka Glen Mahe akan dilaksanakan sesuai jadwal waktu yang telah disepakati.
Glen Mahe sudah dilaksanakan sejak Mahe, pusat ritual adat didirikan sejak tahun 1800-an, gunanya untuk mensyukuri apa yang diperoleh selama kurun waktu tersebut dengan memberikan kurban kepada Ina Nian Tana dan leluhur yang sudah meninggal. Saat di Mahe, para kepala suku dan Marang melantunkan doa, mensyukuri dan meminta kepada Ina Nian Tana, Allah pencipta langit dan bumi, serta keselamatan pada para leluhur atau nenek moyang yang telah meninggal.
Ratusan warga suku akan mendatangi Mahe, pusat digelarnya ritual. Meski hujan mengguyur dan jalan tanah becek, tidak menyurutkan niat warga menyaksikan puncak ritual yang akan ditutup dengan penyembelihan hewan kurban.
Marang dan segenap kepala suku berdiri di pintu masuk melakukan penyambutan tamu dari luar Boganatar. Setiap undangan dan para tetamu yang hadir diberikan berkat di dahi dan disuguhkan sirih pinang dan arak. Ritual Kahe Orong merupakan sapaan penerimaan kepada tamu undangan. Sebuah bentuk penghormatan, penghargaan kepada para tamu yang hadir untuk menyaksikan ritual adat.
Glen Mahe diawali dengan ritual Tabi Lalan artinya membersihkan Wua Mahe, lokasi pusat digelarnya ritual adat, dengan membuat pondok dari Ilalang dan bambu yang diambil di sekitar Mahe. Ritual berikutnya yaitu Roa Waning, atau membawa gong dan gendang ke Wua Mahe, yang berlanjut dengan Sapi Rawin Dolo Wohon atau membersihkan gendang dan Tage Waning Taba Gedang yaitu menyembelih seekor ayam. Ritual berpuncak pada Takun Botik atau Guna, yaitu memberi persembahan kepada sang pemberi kekuatan lewat seekor hewan (babi) berukuran kecil.
Setelah melantunkan doa dan menari bersama di depan Kanga, mezbah atau altar persembahan hewan kurban, satu per satu hewan pun disembelih. Dagingnya lalu dibagikan kepada segenap tamu dan warga suku yang hadir dalam ritual tersebut.
Salah satu pesan dengan diadakannya ritual adat ini, yakni kita harus menjaga kelestarian hutan dan alam kita. Mahe selalu berada di daerah yang sejuk, rimbun dengan pepohonan, mencerminkan rasa cinta orang Tana Ai kepada bumi dan langit ciptaan Ina Nian Tana, Ama Lero Wulan. Pesan leluhur ini harus terus dilestarikan dengan menjaga hutan dan mata air, serta tidak melakukan perambahan hutan dan pembakaran. Ucapan syukur Glen Mahe merupakan respon dari berkat semesta alam atas segala keberhasilan hasil panen dan rejeki yang diberikan oleh alam. Etnis Tana Ai di Boganatar sebagian besar adalah petani. Dengan demikian menjaga sumber kehidupan seperti hutan dan ekosistem menjadi sebuah keharusan bagi mereka.
Ritual diakhiri dengan ucapan doa, Tudi Laba, yaitu permohonan yang dilantunkan agar semua anak suku semakin bijak, pandai, rajin dan memiliki kemauan untuk berbuat kebaikan bagi sesama dan alam semesta. Dalam ritual ini, orang yang memiliki harapan tertentu, -seperti ingin berhasil dalam pekerjaan dan pendidikan serta mohon kesembuhan, dapat membawa pesan yang disimbolkan dalam ayam atau telur.
Selama ritual juga dilakukan Piong atau Takun Botik, sebuah ritual memberi makan dan minum kepada leluhur, Wuha Mahe, Guna Dewa, serta Ina Nian Tana dan Ama Lero Wulan Allah Pencipta Langit dan Bumi yang diletakkan di beberapa sudut halaman rumah yang diletakkan dalam wadah tempurung kelapa.
sumber : http://www.mongabay.co.id/2017/12/02/glen-mahe-ritual-ucapan-syukur-suku-tana-ai-boganatar-di-sikka/
1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...
Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...
Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...