Ritual
Ritual
Ritual Adat Nusa Tenggara Timur Kabupaten Sikka
Glen Mahe, Ritual Ucap Syukur Suku Tana
- 20 Desember 2018

Fakta bahwa bumi Flores kaya dengan budaya terlihat dari keragaman tradisi masyarakatnya. Etnis Tana Ai, -satu dari lima etnis di Sikka, misalnya memiliki seremoni Glen Mahe, sebuah ungkapan syukur atas berkat Yang Maha Kuasa.Ratusan warga mendatangi ritual adat yang berada di tengah hutan rimbun berjarak sekira 400 meter dari pemukiman kampung.

Glen Mahe dilaksanakan setiap 5 tahun sekali atau lebih, tergantung pada hasil pertemuan yang digelar Tana Puan atau kepala suku bersama Marang (panglima perang) serta ketiga pemimpin suku Wulo, Ketang Kaliraga dan Lewar Lau Wolo. Hasil perundingan tersebut lalu disampaikan kepada warga, atau anak suku, dan bila disetujui maka Glen Mahe akan dilaksanakan sesuai jadwal waktu yang telah disepakati.

Glen Mahe sudah dilaksanakan sejak Mahe, pusat ritual adat didirikan sejak tahun 1800-an, gunanya untuk mensyukuri apa yang diperoleh selama kurun waktu tersebut dengan memberikan kurban kepada Ina Nian Tana dan leluhur yang sudah meninggal. Saat di Mahe, para kepala suku dan Marang melantunkan doa, mensyukuri dan meminta kepada Ina Nian Tana, Allah pencipta langit dan bumi, serta keselamatan pada para leluhur atau nenek moyang yang telah meninggal.

Ratusan warga suku akan  mendatangi Mahe, pusat digelarnya ritual. Meski hujan mengguyur dan jalan tanah becek, tidak menyurutkan niat warga menyaksikan puncak ritual yang akan ditutup dengan penyembelihan hewan kurban.

Marang dan segenap kepala suku berdiri di pintu masuk melakukan penyambutan tamu dari luar Boganatar. Setiap undangan dan para tetamu yang hadir diberikan berkat di dahi dan disuguhkan sirih pinang dan arak. Ritual Kahe Orong merupakan sapaan penerimaan kepada tamu undangan. Sebuah bentuk penghormatan, penghargaan kepada para tamu yang hadir untuk menyaksikan ritual adat.

Glen Mahe diawali dengan ritual Tabi Lalan artinya membersihkan Wua Mahe, lokasi pusat digelarnya ritual adat, dengan membuat pondok dari Ilalang dan bambu yang diambil di sekitar Mahe. Ritual berikutnya yaitu Roa Waning, atau membawa gong dan gendang ke Wua Mahe, yang berlanjut dengan Sapi Rawin Dolo Wohon atau membersihkan gendang dan Tage Waning Taba Gedang yaitu menyembelih seekor ayam. Ritual berpuncak pada Takun Botik atau Guna, yaitu memberi persembahan kepada sang pemberi kekuatan lewat seekor hewan (babi) berukuran kecil.

Setelah melantunkan doa dan menari bersama di depan Kanga, mezbah atau altar persembahan hewan kurban, satu per satu hewan pun disembelih. Dagingnya lalu dibagikan kepada segenap tamu dan warga suku yang hadir dalam ritual tersebut.

Salah satu pesan dengan diadakannya ritual adat ini, yakni kita harus menjaga kelestarian hutan dan alam kita. Mahe selalu berada di daerah yang sejuk, rimbun dengan pepohonan, mencerminkan rasa cinta orang Tana Ai kepada bumi dan langit ciptaan Ina Nian Tana, Ama Lero Wulan. Pesan leluhur ini harus terus dilestarikan dengan menjaga hutan dan mata air, serta tidak melakukan perambahan hutan dan pembakaran. Ucapan syukur Glen Mahe merupakan respon dari berkat semesta alam atas segala keberhasilan hasil panen dan rejeki yang diberikan oleh alam. Etnis Tana Ai di Boganatar sebagian besar adalah petani. Dengan demikian menjaga sumber kehidupan seperti hutan dan ekosistem menjadi sebuah keharusan bagi mereka.

Ritual diakhiri dengan ucapan doa, Tudi Laba, yaitu permohonan yang dilantunkan agar semua anak suku semakin bijak, pandai, rajin dan memiliki kemauan untuk berbuat kebaikan bagi sesama dan alam semesta. Dalam ritual ini, orang yang memiliki harapan tertentu, -seperti ingin berhasil dalam pekerjaan dan pendidikan serta mohon kesembuhan, dapat membawa pesan yang disimbolkan dalam ayam atau telur.

Selama ritual juga dilakukan Piong atau Takun Botik, sebuah ritual memberi makan dan minum kepada leluhur, Wuha Mahe, Guna Dewa, serta Ina Nian Tana dan Ama Lero Wulan Allah Pencipta Langit dan Bumi yang diletakkan di beberapa sudut halaman rumah yang diletakkan dalam wadah tempurung kelapa.

sumber : http://www.mongabay.co.id/2017/12/02/glen-mahe-ritual-ucapan-syukur-suku-tana-ai-boganatar-di-sikka/

 

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline