Arti dari kata riweh adalah keringat. Kata ini melambangkan daya upaya sekuar tenaga. Tujuan penggunaan motif ini sendiri adalah menginspirasi pengguna agar lebih gigih dan berjuang sekuat tenaga dalam berusaha atau mencapai tujuan. Sumber: https://infobatik.id/batik-indramayu-motif-sawat-riweh/
Unsur Motif Crepung Pada Batik Sawat Riwog Unsur motif tambahan yang terakhir yaitu crepung. Crepung adalah lintah laut. Lintah laut ini merupakan salah satu binatang biota laut yang ada di laut Indramayu. Bentuk crepung hampir mirip dengan irisan buah semangka. Bentuk crepung yang menggelembung menggambarkan bahwa crepung sebagai binatang penghisap darah, dan pada saat menggelembung menandakan bahwa crepung habis menghisap darah. Bentuk crepung digambarkan lengkap dengan riwog atau bulu-bulu yang menghiasi seluruh badan crepung. Riwog ini terbentuk dari bentuk garis lurus yang memenuhi badan crepung bagian samping. Sedangkan pada bagian dalam tubuh crepung terdapat isen-isen yaitu isen-isen sawut dan cecek. Pada Batik Sawat Riwog terdapat beberapa unsur motif pendukung yang disusun secara berulang-ulang, serta tambahan isen-isen yang mengisi seluruh bidang kain. Secara visual penerapan komposisi motif hampir seimbang dengan motif-motif pendukung lainnya, dengan...
Nama pada Motif Sejuring berasal dari kata segaring, yang menandakan kotak-kotak jaring nelayan. Seperti diketahui bahwa Kabupaten Indramayu kaya akan potensi sumber daya lautnya, maka banyak nelayan baik yang tradisional maupun modern mencari ikan dengan menggunakan jaring. Bentuknya kotak-kotak yang biasanya diperbaiki di rumahnya. Konon motif ini merupakan simbol dan doa agar hasil yang diperoleh selama melaut menjadi berkah kehidupan. Sumber: https://infobatik.id/batik-indramayu-motif-sejuring/
Sawat berarti hiasan penganten di pelaminan maupun dalam pesta tarian adat yang berbentuk menyerupai sayap atau kupu-kupu, dipasang di lengan tangan bagian atas. Sawat yang berbentuk mahkota dipasang di atas kepala penganten. Dahulu, pasangan penganten di Daerah Babadan dan Panganjang diarak diiringi aksi tarian, musik dan atraksi seni rakyat. Sumber: https://infobatik.id/batik-indramayu-motif-sawat-penganten/
Motif Batik Rama menggambarkan bentuk mahkota segitiga kerajaan yang mirip dengan mahkota pengantin Jakarta. Pada zaman dahulu, mahkota ini banyak dipakai pada upacara pernikahan adat di desa Babadan dan Panganjang yang merupakan daerah pembatikan. Pengantin diarak oleh keluarga dan warga sekitar diiringi tari tarian khas daerah. Sumber: https://infobatik.id/batik-indramayu-motif-rama/
Motif Batik Rajeg wesi diambil dari bahasa Jawa yang artinya pagar yang terbuat dari besi. Dipahami setiap rumah atau pekarangan yang dipagar apalagi terbuat dari besi itu maknanya adalah pengamanan yang kokoh. Rumah yang diberi pagar besi dimaksudkan agar bisa memberi rasa aman pada penghuni di rumah tersebut. Rasa nyaman dan aman menjadi suatu bentuk kebutuhan hidup manusia. Agar ia tak terganggu oleh binatang liar, oleh mahluk jahat, oleh berbagai macam bahaya yang mengancam. Oranamen khas rajeg wesi dihiasi oleh motif ikan sesuai dengan daerah pesisir Indramayu. Sumber: https://infobatik.id/batik-indramayu-motif-rajeg-wesi/
Motif Sawat Biskuit menggambarkan perpaduaan antara sawat dan biskuit yang cukup familiar dipergunakan pada acara tertetu di masyarakat. Kata sawat berarti sayap, simbol sawat ini sering dijumpaik di kerajaan-kerajaan dahulu yang dipakai sebagai mahkota atau simbol kekuasaan. Sedangkan biskuit adalah salah satu jenis makanan yang dahulu ditemui pada acara-acara tertentu saja, seperti hari besar dan perayaan tertentu saja. Biskuit pada zaman itu menjadi makanan mewah yang hanya disajikan pada acara adat pernikahan rakyat Indramayu dimana pengantin dipakaikan sawat/mahkota pada lengan tangannya. Sumber: https://infobatik.id/batik-indramayu-motif-sawat-biskuit/
Motif Batik Obar-abir pembuatannya terisnpirasi dari diangkatnya kejadian ombak laut yang cukup besar pada saat angin kencang sehingga para pelaut berusaha sekuat tenaga menyelamatkan diri dan akhirnya terdampar di Pantai Tirtamaya yang dulu namanya pantai Balongan karena disana ditemukan balong yang gede, airnya cukup dingin padahal ditepi pantai. Di dalamnya banyak dijumpai biota laut antara lainnya binatang laut, rumput laut, karang laut dan lain sebagainya. Sampai kini balong tersebut masih tetap dipelihara, maka Desa tersebut dinamakan Desa Balongan, Desa Kilang Minyak. Motif Obar-abir adalah motif dasar yang dilambangkan sebagai ombak lautan yang tersusun rapi dan berkejar-kejaran menuju pantai pasir. Motif ini dilengkapi dengan isenan (isi) yang terdiri dari keanekaragaman flora dan fauna pesisir Indramayu. Sumber: https://infobatik.id/batik-indramayu-motif-obar-abir/
Motif Sawat Pentil Kuista merupakan kombinasi antara gambar sawat dan pohon kuista yang banyak dijumpai peduduk dalam acara kenduri pada waktu itu. Sawat adalah mahkota penganten yang dipasang di kedua tangan diatas siku. Kuista adalah sejenis pohon yang banyak tumbuh disekitar Desa Babadan, Centigi dan Rambatan, buahnya bulat seperti bola, kulitnya keras, warnanya krem kecoklat-coklatan, rasa buahnya pada saat mentah sangat hambar dan ketika matang rasanya manis,biasanya dibuat sirup campolay dan rujak. Sumber: https://infobatik.id/batik-indramayu-motif-sawat-pentil-kuista/