Tekenaq Bungan Malan merupakan sebuah seni tari hasil apresiasi dari sosok Bungan Malan Peselung Luan. Tuhan bagi Dayak Kenyah ini diwujudkan dalam bentuk tarian dengan tokoh sentral seorang wanita cantik. Sesuai dengan kepercayaan Dayak Kenyah, Bungan Malan Peselung Luan merupakan Tuhan yang berbentuk seorang wanita cantik, sakti, arif, dan bijaksana. Keagungan ini diambil dalam bentuk tarian, Takenaq Bungan Malan. Sebuah babak dalam Takenaq Bungan Malan, menampilkan adegan seorang penari perempuan yang diangkat oleh para ajai (penari pria) dengan memakai gong, sebagai perlambang bahwa Bungan Malan peselung Luan sangat disanjung dan dipuja. Sumber: http://melayuonline.com/ind/culture/dig/2341/bungan-malan-peselung-luan-tuhan-bagi-dayak-kenyah-di-kalimantan-timur
Di samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, terdapat kawasan yang menjadi ikon kuliner jengkol tepatnya berada di kawasan muara Jalan Pangeran Antasari. Setiap hari, para pedagang menjajakan dagangan mereka di pinggiran jalan muara ini. Harganya pun terbilang murah, per bungkus hanya 10 ribu rupiah. Jengkol menjadi primadona karena saat ini susah didapatkan dan cara menikmatinya yang beda. Jika biasanya dibuat olahan seperti semur, di sini jengkol direbus hingga matang dan kulit terkelupas sudah tak berbau lagi dan dimakan bersama saus lalaan, yaitu santan kental yang direbus dibubuhi gula pasir dan sedikit garam dan merica bubuk sehingga akan terasa manis dan gurih. Kemudian cara makan rebusan jengkol ini dengan dicocol dengan saos santan yang disebut saos lalaan. sumber: https://www.cendananews.com/2017/12/jengkol-saos-lalaan-kuliner-khas-kota-samarinda.html Lokasi penjual: Kedai Jengkol Hj Fatimah Alamat: Jalan Dahlia 2 RT 3...
Sarung Samarinda atau Tajong Samarinda adalah jenis kain tenunan tradisional yang bisa didapatkan di Kota Samarinda , Kalimantan Timur . Kain yang juga dikenal dengan sebutan Tajong Samarinda ini populer sebagai cendera mata khas Samarinda sejak tahun 1950-an. Menurut data Dinas Kebudayaan Kota Samarinda. Tajong Samarinda adalah bentuk asimilasi budaya antara suku Bugis Wajo, Kutai dan ukiran khas Dayak. Suku Bugis Wajo dikenal sebagai penenun berbakat, di tanah Sulawesi sana mereka masih menjaga erat tradisi menenun leluhur mereka. Sarung ini ditenun dengan menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) yang disebut Gedokan . Produk yang dihasilkan untuk satu buah sarung memakan waktu 15 hari. Ciri khas Sarung Samarinda adalah bahan bakunya yang menggunakan sutera yang khusus didatangkan dari Cina. Sebelum ditenun, bahan baku sutera masih harus menjalani beberapa proses agar kuat saat dipintal. Proses pembuatan Tajong Samarinda yang ber...
Berdasarkan pengamatan dan penelitian, terlihat bahwa dalam kesenian suku bangsa Kenyah, khususnya sastra lisan mereka, terdapat semacam kidung yang menurut fungsinya dapat dikelom pokkan atas dua jenis kidung. Kedua kidung itu masing-masing adalah : (1) Kentau, yaitu kidung yang berfungsi untuk menghibur dan (2) Tidau, yaitu kidung yang berfungsi untuk meratapi kematian. Kedua jenis kidung ini, kentau dan tidau, memiliki unsur-unsur pembentuk kidung. Masing-masing unsur pembentuknya adalah : (1) Nyekilun melodi kentau dan (2) Mipet syair kentau' Hal yang patut dicatat adalah kemampuan dari pembawa kentau untuk membawakan mipet secara improvisasi bergantung pada situasi yang dihadapinya. Dalam hal ini, kreativitas dari pembawa kentau tersebut sangat dibutuhkan. Jadi, nyekilun dari kentau akan membedakan jenis kentau, dan juga membedakan kentau dari tidau, misalnya kentau yang dinyanyikan di ladang akan berbeda nyekulunnya dari kentau yang dinyanyikan di...
Kentau adalah jenis kidung Kenyah yang dibawakan untuk menghibur hati. Kentau dapat diuraikan melalui dua aspek. Pertama, dilihat dari situasi pada saat kentau dibawakan; dan, kedua, dari cara melantunkan sebuah kentau. Situasi Saat Kentau Dilantunkan Kentau dapat dikelompokkan berdasarkan situasi pada saat kentau dilantunkan. Istilah yang digunakan untuk subklasifikasi kentau adalah dayung 'lagu”. Jenis dayung yang ditemui pada saat penelitian ini adalah : Dayung Arui, yaitu dayung yang dilantunkan pada saat memanggil orang agar keluar dari amin mereka dan berkumpul di usei, beranda”, untuk menyambut tamu atau untuk bersantai. Dayung Badetiang, yaitu dayung yang dilantunkan untuk menghibur hati dan biasanya dapat pula digunakan untuk mengiringi tarian. Dayung Ajau, yaitu dayung yang dilantunkan pada saat ada kegiatan di ladang, misalnya pada saat uyen umaq 'membuka ladang', menugal menanam', maupun pada saat padei muding ...
Tidau adalah kidung yang meratapi kematian seseorang. Oleh sebab itu, tidau atau menidau tidak pernah didahului oleh kata kentau maupun dayung, misalnya dayung menidau. Menidau ini biasanya dilakukan oleh kerabat terdekat almarhum. Akan tetapi, kini tidak semua orang memiliki kemampuan untuk menidau sehingga sekarang menidau tidak selalu dilakukan oleh kerabat terdekat almarhum, melainkan oleh seseorang yang memiliki ke mampuan menidau. Amai Petangkit adalah orang yang memiliki keahlian menidau ini. Isi mipet dalam tidau adalah mengenang kembali amal dan ibadah yang telah dilakukan almarhum selama hidupnya. Selain itu, tidau berisi pula tuntutan bagi roh almarhum agar tidak tersesat di alam baka dalam perjalanannya menuju Alau Malau atau uraq arau surga. Sekali lagi terlihat, keunikan kidung suku bangsa Kenyah ini, mipet bergantung pada amal ibadah yang dilakukan almarhum semasa hidupnya. Dengan sendirinya, tidak ada mipet yang sama bagi menidau ini. Tidau penuh dengan u...
Tawek adalah gong besar terbuat dari kuningan, berukuran tinggi 20 cm, garis tengah 60 cm, ada yang berukir relief ular naga dan yang biasa polos tanpa dekorasi. Gong yang berukuran lebih kecil disebut angkong, tinggi 8 cm, garis tengah 40 cm. Kedua gong tersebut berfungsi secara berbeda dalam tata ruang, tata bunyi dan saat-saat berbeda pula. Tawek dahulu dan sampai sekarang masih barang paling berharga. Pelaku pelanggaran terhadap aturan-aturan adat diwajibkan bayar denda berupa gong. Gong besar biasanya adalah pusaka yang diwariskan, dan hanya mungkin dimiliki oleh golongan bangsawan (paren). Tawek sebagai benda berharga tinggi, tetapi tidak dikeramatkan. Fungsinya sebagai alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari terutama disaat kematian warga dan musibah kebakaran, dan juga untuk mengumpulkan warga desa pada waktu kegiatan gotong royong (ru-yung) atau berkumpul untuk menyambut kedatangan tamu penting atau pejabat pemerintahan. Tawek dibunyikan dengan alat tabuh dari jenis...
Angkong adalah gong kecil tidak pernah digunakan sebagai alat komunikasi bunyi, tidak pernah ditabuh. Angkong berfungsi sebagai alat komunikasi lambang, tanpa harus bunyi mampu memberi kesan angker dan terhormat bagi yang menggunakan maupun yang melihat saja. Fungsi angkong terutama adalah wadah darah kurban babi atau ayam, yang khusus bagi orang lelaki yang pulang sehabis mengayau, kini upacara tersebut masih dilakukan dengan fungsi yang berubah, yaitu sebagai tanda penghormatan paling mulia bagi pejabat pemerintahan-tahan yang disambut resmi. Upacara mamat diselenggarakan oleh semua orang lelaki warga desa tua maupun anak kecil. Angkong dalam keadaan biasa, berfungsi sebagai tempat duduk sehari-hari bagi orang tua lelaki dari golongan bangsawan (paren). Interpretasi : bahwa angkong dalam cakrawala tata ruang budaya Kenyah berfungsi sebagai alat komunikasi visual yang mempertegas perbedaan status sosial dan gender seseorang dalam lingkungan sosial budaya Kenyah. Sumber:&n...
Jatong adalah alat komunikasi bunyi, atau alat tabuh berbentuk tambur panjang, berukuran panjang sampai 4 meter, pada bagian tam bur bergaris tengah 60 cm, terbuat dari kulit kambing (mek), atau kulit rusa (payau), kulit sapi. Sapi merupakan hewan ternak yang langka. Seluruh badan jatong dibuat dari sebatang kayu gelondong utuh yang dikerok bagian tengahnya, dan dibentuk mirip terompet besar, sekeli ling badan jatong diberi tali-tali rotan memanjang dari ujung ke ujung yang berfungsi sebagai penyetel bunyi tambur, bila kendor talinya, bunyi jadi rendah dan tidak nyaring. Jatong digantung melintang di serambi depan dari tempat tinggal golongan paren, dan yang boleh menabuh atau membunyikan jatong hanyalah orang berstatus sosial bangsawan laki-laki maupun perem puan. Fungsi jatong dahulu adalah menyiarkan berita tanda serangan musuh, dan juga alat tabuh yang digunakan dalam upacara mamat. Kini fungsinya berubah hanya ditabuh bila ada warga desa yang mengalami kecelakaan luar biasa...