Maras Taun adalah upacara yang dilakukan petani sebagai rasa syukur kepada Allah SWT atas panen padi ladang. Upacara Maras Taun ini terkait erat dengan ladang berpindah yang dalam bahasa Belitongnya disebut ume. Untuk berladang atau berume, seseorang selalu berhubungan dengan dukun kampong. Peran dukun kampong dalam berume sangat besar. Mulai dari menentukan tempat sampai berakhirnya panen padi selalu melibatkan dukun kampong. Ucapan rasa syukur ini juga mereka sampai kepada dukun kampong, karena peran dukun kampong sangat besar, mereka menghargainya dengan cara memberi hasil panennya berupa beras baru dari hasil panen. Besarnya pemberian setiap orang yang berladang ini tergantung pula pada hasil panen dan kesepakatan diantara mereka. Jika panen berhasil, tentunya pemberian kepada dukun kampong banyak juga. Begitu pula jika panen padi kurang berhasil, pemberian kepada dukun kampongpun akan sedikit berkurang. Tidak ada aturan yang baku, hanya kesepakatan diantara mereka yang berume....
Nirok nanggok adalah kegiatan menangkap ikan di sungai atau danau kecil secara bersama-sama saat musim kemarau. Alat yang digunakan untuk menangkap ikan ini adalah alat-alat tradisional, yaitu tirok berupa tombak kayu bermata besi runcing dan tanggok berupa keranjang rotan berbingkai kayu. Pada zaman dulu, tradisi ini sering diadakan di desa-desa bagian daratan Belitung. Musim kemarau panjang menjadi alasan kegiatan ini bisa dilaksanakan atau tidak. Saat kemarau, debit air sungai akan menyusut dan sebagian membentuk kubangan yang dalam bahasa Belitung disebut “lembong”. Ikan-ikan yang berada di lembong berhasil ditangkap dalam jumlah yang banyak. Meskipun terkesan hanya kegiatan mencari ikan, tapi sebelum nirok nanggok dimulai, ada rangkaian panjang yang harus dilalui. Bahkan, dalam beberapa rangkaian tradisi ini, ada tahap yang bersifat sakral dan berisi peraturan ketat yang tidak boleh dilanggar. Prosesi tradisi ini akan dipimpin oleh dukun kampung dan dihadiri oleh para pemuka ka...
Muang Jong adalah upacara tradisi buang sial dari suku Ameng Sewang atau disebut juga Orang Sawang yang berarti orang laut disebut juga dengan Orang “Sekak”. Sebutan “Sekak” muncul terutama pada masa penjajahan Belanda. Sekak artinya kelompok orang yang sulit berinteraksi dengan kelompok suku bangsa lain. Sebutan itu, sayangnya merugikan bagi orang Sawang sendiri pada masa itu karena dianggap sebagai orang yang kolot, tidak mau bergaul, menyendiri, bahkan dianggap primitive. Apalagi hal itu didukung dengan adat budaya masyarakat setempat yang masih menjalankan tradisi animisme dinamismenya. Pelaksanaan Muang Jong Muang Jong sendiri disebut sebagai upacara buang jung oleh orang Sawang. Upacara ini diadakan setiap tahun sebagai upaya rasa syukur masyarakat Sawang terhadap berkah dari Tuhan yang diberikanNya lewat laut. Buang Jung atau juga disebut dengan “buang patong” ini merupakan tradisi masyarakat Sawang yang sangat sakral sama dengan tradisi larung laut di Yogyakarta. Tradisi M...
Makan bedulang. Sebuah tradisi yang masih suka dilakukan oleh warga Belitung hingga kini. Nasi bedulang disajikan lewat sebuah tampah yang ditutup tudung saji. Di dalamnya terdapat 6 piring berisi berbagai macam lauk pauk. Di tengahnya, terdapat mangkuk berisi makanan berkuah. Pada menu saya tadi malam, 6 piring itu diisi dengan ayam ketumbar, otak-otak goreng, oseng kentang buncis, teri goreng, sambal, dan irisan timun. Di tengahnya terdapat gangan daging berwarna kuning. Satu paket nasi bedulung disiapkan untuk 4 orang. Makanan di dalam tudung nasi bedulang itu bisa berbeda-beda di setiap tempat. Namun pada intinya, makanan yang disajikan adalah yang benar-benar disediakan alam untuk warga Belitung.
Bahan-bahan: 7 butir bawang merah 1 liter air 1/2 kg ikan (sesuai selera, Q pake ikan bulat) 7 butir kemiri 1 butir bawang putih 1 ruas jari kunyit 2 cm Lengkuas 23 biji cabe rawit (Q suka pedes) jahe & serai (digunakan bila memakai ikan yang amis, boleh tidak digunakan) 1 buah nanas setengah matang, kupas, potong2 dadu 2 cm terasi udang secukupnya asam jawa secukupnya terung asam (bila ada, bila tidak boleh diskip) Cara membuat: Bersihkan ikan, potong2 sesuai selera.kucuri dengan jeruk nipis/asam dan garam.diamkan 15 menit Didihkan air. Haluskan bawang merah, bawang putih, cabe, kemiri, kunyit, lengkuas, terasi dan jahe (bila digunakan). Masukkan bumbu kedalam air yang sudah mendidih, didihkan bumbu selama 5 menit. Masukkan ikan tunggu hingga mendidih, masukkan nanas, asam jawa, terung asam, garam, gula, tunggu hingga mendidih, cicipi rasanya, didihkan lagi 5 menit, matikan api. secukupnya garam dan gula
Bahan: 500 gr mie kuning 250 gr taoge (kecambah ) siram air panas 1 buah besar ketimun potong cincang 150 gr udang basah kecil2 ,kupas secukupnya bawang goreng 5 biji tahu goreng 5 butir kentang rebus ,buang kulit secukupnya seledri iris halus BUMBU YG DIHALUSKAN : 100 gr udang basah 50 gr udang kering 10 biji cabe merah 7butir kemiri 2 sdt merica 7 butir bawang merah 3 siung bawang putih 2 ruas jari jahe 1500 - 2000 ml air untuk kuah (tambahan: secukupnya gula pasir.garam , penyedap rasa 50 gr kurleb tepung sagu untuk pengenrtal kuah secukupnya kecap ,sambel rawit ,kerupuk /emping) Cara membuat: Tumis bumbu halus dengan minyak agak banyakan tambahkan udang basah ,sampai benar2 matang ,agar kuah tahan lama / tidak cepat basi Rebus air sampai mendidih ,masukan bumbu yang telah ditumis ,gula ,garam dan penyedap rasa, masukan tepung sagu yg sudah dicairkan ,rebus lama2 sampai benar2 mendidih dan benar2 panas , Siapkan mangkok ato piring saji taro mie tauge ,timun ,potongan kentan...
Bahan: 1 ekor ayam kampung, potong jadi 4 bagian. 250 ml santan kental 1 ruas lengkuas, geprek 5 batang serai, geprek 10 lembar daun jeruk 1 ruas jahe, geprek Bumbu Halus: 10 siung bawang merah 8 siung bawang putih 1 sdm ketumbar sangrai 8 butir kemiri 8 cm kunyit 1/2 sdt jinten sangrai garam dan gula secukupnya daun bawang dan bawang goreng untuk taburan Cara Membuat: Tumis bumbu halus hingga harum Tambahkan jahe, lengkuas, serai dan daun jeruk Tambahkan air secukupnya Masukan ayam, tambahkan garam dan gula, masak hingga lunak. Keluarkan potongan ayam, ambil dagingnya lalu suwir-suwir Masukan kembali suwiran daging ayam ke dalam panci Tambahkan santan kental. Masak hingga mendidih dan semua bahan benar-benar matang. 8 Angkat, siap disajikan bersama lontong atau nasi ditambah kerupuk melinjo dan telur rebus serta taburan daun bawang dan bawang goreng.
Dimulai dengan mencari bahan baku berupa udang rebon di pantai Penyaeran dan sekitarnya. Udang rebon ditangkap menggunakan pukat halus yang disebut Ancau dan dan alat tangkap tradisional bernama Sungkor. Hasil tangkapan udang rebon kemudian dimasukkan ke dalam karung goni pada sore hari dan kemudian dikubur dalam pasir pantai. Keesokan paginya karung goni dikeluarkan dari dalam pasir dan kemudian dijemur hingga sangat kering. Udang yang sudah kering ini dinamai Pempai. Pempai tersebut dibawa ke rumah dan lalu dibersihkan dari bahan-bahan lain yang mungkin terbawa. Bahkan tidak boleh ada ikan atau hewan jenis lain yang terbawa dalam Pempai. Karena hal itu akan membuat Belacan menjadi amis dan berwarna hitam. Setelah bersih, Pempai kemudian ditumbuk menggunakan lesung dengan alat penumbuk bernama alu yang semuanya terbuat dari kayu. Secara umum Pempai ditumbuk sampai halus. Namun sebagiannya sengaja ditumbuk kasar agar potongan tubuh udang masih bisa dikenali. Tujuannya ta...
Bahan: 1 kg ikan tengiri rebus, haluskan 1 liter santan dari 2 butir kelapa 3 lembar daun salam 5 lembar daun jeruk Bumbu yang dihaluskan: 1 sdm merica 3 buah cabai merah 5 cm lengkuas 1 batang serai, ambil bagian putihnya 3 sdm ketumbar 1/2 cm kencur 1/4 sdt jintan 7 butir bawang merah 3 siung bawang putih 5 butir kemiri 1/4 sdt terasi Garam secukupnya cara membuat: Pertama campur ikan dengan santan, daun salam, daun jeruk, dan bumbu yang dihaluskan menjadi satu, aduk rata. Kemudian di masak dengan api sedang hingga air menyusut dan matang. Angkat dan sajikan.