Upacara Nobau adalah suatu upacara yang dilaksanakan oleh orang dewasa, khususnya orang tua manakala anak-anak dari suatu keluarga ada yang mengalami gangguan penyakit atau kurang sehat seperti nabaka-baka (banyak tumbuh luka pada bagian anggota badan), nange’e / nakeru keru (hidup kerdil dan kurus sebagai akibat pertumbuhan tubuh kurang normal seperti berkudis, termasuk penyakit tuli, bisu, dan sebagainya. Menurut kepercayaan masyarakat bahwa keadaan yang kurang sehat yang dialami oleh anak-anak dalam keluarga itu adalah akibat nakaratea (gangguan roh nenek moyang) sebagai akibat kelalaian orang tuanya mengadakan adat atau telah melupakannya. Bila segala upaya pengobatan telah dilakukan, ternyata anak-anak belum sembuh, berarti ada nengoimo (upacara adat sudah harus dilaksanakan). Tetapi upacara ini tetap dilaksanakan oleh semua anggota keluarga walaupun belum ada yang mengalami berbagai macam penyakit, sebagai upaya preventif. Nama lain upacar...
Upacara masa kehamilan pada suku bangsa Kaili dikenal 2 macam, yaitu upacara Nolama Tai (upacara selamatan kandungan pada masa hamil pertama) dan upacara Novero (upacara pengobatan apabila sang ibu yang hamil kurang sehat). Kedua upacara ini diuraikan secara terpisah walaupun kedua upacara tersebut sering dilaksanakan sekaligus. Upacara ini adalah upacara selamatan kandungan pada kehamilan anak yang pertama apabila kandungan berusia 7 bulan. Upacara ini sering dinamakan No jemparaka manu (memisah-misahkan bagian daripada daging ayam) atau biasa disebut mantale (membuat sesajian). Nama-nama itu ditonjolkan sesuai dengan penonjolan dari bagian upacara ini yaitu memenggal bagian daging ayam untuk upacara sebagai sesajian utama dalam upacara Nolama Tai. Upacara ini bagi masyarakat Kaili berbeda kualitas dan kuantitasnya sesuai dengan kedudukan sosial seseorang atau Vati seseorang dalam masyarakat. Maksud Penyelengaraan Upacara Tujuan upacara ini adalah dimaksudkan agar kelah...
Upacara ini dilaksanakan pada saat bayi lahir, yang dilakukan oleh sando mpoana (dukun bersalin). Upacara ini memotong tali pusat yang menghubungkannya dengan tembuni (tavuni). Maksud dan Tujuan Upacara Maksud dan tujuan upacara ini ialah memotong tali pusar yang masih bersatu dengan tembuni yang dipercayai sebagai dua mahluk yang harus dipisahkan. Karena itu upacara ini dilakukan dengan hidmat oleh dukun bersalin, agar roh tembuni tidak mengganggu bayi setelah keduanya terpisah. Waktu Penyelenggaraan Upacara Waktu penyelenggaraannya dilakukan pada saat sang bayi itu lahir, sesudah diurut-urut dan dimantera seperlunya tanpa menunggu lebih lama. Penyelenggaraan Teknis Upacara Upacara pemotongan tali pusat oleh dukun beranak (sando mpoana) yang dianggap ahli dan berpengalaman untuk itu. Dukun itu melayani masyarakat desa tanpa mengenal stratifikasi sosial. Pihak-pihak lain yang terlibat ialah keluarga dalam rumah atau yang datang berkunjung pada saat kelahiran....
Bahan : Kulit kayu. Bentuk : Pipih panjang dengan ukuran 5 cm panjang 75 cm, lebar 5 cm. Cara membuatnya . Mula-mula memilih kayu Nunu (beringin) kemudian dengan memberi makanan atau sesajen yang berupa satu ekor ayam putih dan makanan ketan empat warna yakni merah putih, kuning dan hitam, lalu sando atau dukun membaca mantra yang memohon pada roh halus penghuni pohon besar tersebut tidak marah karena tempat tinggal mereka akan rusak. Seudah itu siap memilih dahan yang cukup untuk kebutuhan pembuatan Silu. Setelah itu dahan tali dipotong-potong dengan panjang ± 60 cm sampai 70 cm. Kemudian direndam disungai selama tiga malam setelah kulit lepas dari batangnya, lalu kulit tadi diletakkan diatas papan tempat yang sudah disiapkan lalu dipukul-pukul hingga kulit arinya dan kulit bagian atas keluar kemudian direndam lagi di dalam sungai selama tiga hari tiga malam. Setelah itu kulit kita angkat lalu dipukul-pukul kembali diatas papan dengan alat pemukul juga yang s...
Sinole Sangrai adalah salah satu jenis makanan yang terbuat dari Sagu. Sagu adalah makanan pokok pada beberapa daerah khususnya di Indonesia Bagian Timur. Sinole’ terbuat dari sagu yang dicampur dengan kelapa dan disangrai hingga matang. Untuk membuat Sinole ini ternyata cukup mudah. Sagu mentah yang sudah dijemur disiapkan kemudian diayak sampai halus menjadi tepung. Setelah itu, siapkan kelapa parut dan masukkan ke dalam wajan panas. Kemudian masukkan tepung sagu berikut gula pasir dan garam. Campur semua bahan menjadi satu dan merata dalam proses sangrai hingga sagu berwarna kecoklatan. Selanjutnya, Sinole sudah jadi dan siap untuk dihidangkan. Untuk rasanya, Sinole memiliki rasa yang unik, citarasa yang manis berpadu dengan gurihnya parutan kelapa, dapat terasa di lidah dengan cukup jelas. Tekstur lembutnya tepung sagu pun masih dapat terasa sekalipun makanan ini sudah dimasak hingga matang. Tekstur ini memang sengaja dipertahankan agar...
Haluskan bawang putih, cabai merah, kunyit, jahe, lengkuas, irisan tomat dan garam, tumis hingga harum. Masukan udang dan kelapa tua sangrai. aduk rata. Kecilkan api, tutp wajan dan masak hingga matang. Sumber: Buku Karya Kuliner: 5000 resep Makanan dan Minuman di Indonesia Sumber: Buku Karya Kuliner: 5000 resep Makanan dan Minuman di Indonesia
Bahan memasak ikan baronang ‘langga roko’ khas Sulawesi Tengah: 2 ekor ikan baronang, kerat-kerat 2 sdt air asam dari larutan 1 sdt air asam dan 1 sdm air 2 sdm minyak untuk menumis Bumbu Halus: 10 btr bawang merah 4 siung bawang purih 6 bh cabai merah keriting 4 bh cabai rawit merah 6 btr kemiri, sangrai 1 sdt ketumbar ½ sdt jintan 1 cm lengkuas 1 btg serai, 3 cm kunyit, bakar 1½ sdt garam ½ sdt gula pasir Cara memasak ikan baronang ‘langga roko’ khas Sulawesi Tengah: 1. Lumuri ikan dengan air asam. Diamkan 10 menit. 2. Tumis bumbu halus sampai harum. Angkat. 3. Lumuri ikan dengan tumisan bumbu. Diamkan 30 menit. 4. Bakar di atas pan bergelombang sampai matang dan harum. Sumber: http://nova.grid.id/Sedap/Makanan/Bumbu-Masak-Ikan-Baronang-Langga-Roko-Khas-Sulawesi-Tengah
Bahan : - 200 gram tepung beras - - 1/8 sdt garam - - 1 butir bawang merah, dicincang halus - - 100 ml air mendidih - - 1 butir telur, dikocok lepas - - Minyak untuk menggoreng - Bahan besta : - 100 ml air - - 100 gram gula merah, disisr halus - Cara membuat : 1. Sangrai tepung beras,, garam dan bawang merah selama 10 menit. Aduk sampai rata. 2. Siram dengan air mendidih sampai menjadi adonan kalis. 3. Tambahkan telur ayam. Aduk rata. 4. Tipiskan dan gulung di atas cetakan plastik bergerigi. 5. Goreng sampai kekuninan. 6. Besta : masak air dan gula meras sampai berambut. Tambahkan kue kering. Mayikan api. Aduk rata terus sampai kering. Untuk 200 gram Sumber: Buku Resep Makanan Tradisional dari Sabang sampai Marauke
Bahan-bahan ( sekeluarga) Sayur kelor santan: 3 ikat sayur kelor, petik daun yang muda 2 buah terong ungu, potong 6 buah pisang mentah/muda/yang masih keras, potong 1/2 buah kelapa parut ukuran besar untuk santan 300 ml santan kental 1500 ml atau 1 1/2 liter santan encer 4 buah bawang merah segenggam cabe rawit hijau secukupnya garam secukupnya air Sambel duo/nike: 2 genggam ikan duo/nike 4 buah tomat, iris 4 buah bawang merah, iris 2 buah bawang putih, ulek halus segenggam cabe rawit, ulek halus secukupnya garam secukupnya minyak goreng secukupnya air dingin/air es Langkah ( 1 jam) Setelah daun kelor muda dipetik, cuci bersih. Terong ungu dicuci & dipotong, bawang merah di iris dan cabe rawit hijau di ulek sampai halus. Tiriskan semua pada tempat yg berbeda Masukkan santan encer dan pisang yang telah dipotong. Tungg...