Situs pemakaman Aryo Blitar adalah sebuah komplek pemakaman/ tempat peristirahatan terakhir dari Adipati Blitar yaitu Aryo Blitar. Pemakaman ini terletak di wilayah kecamatan Sukorejo, Kota Blitar. Lokasi tepatnya yaitu Jalan Pamungkur Kelurahan Blitar, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar atau sebelah barat daya kurang lebih 2 KM dari pusat kota Blitar. Aryo Blitar sendiri sebenarnya mempunyai nama asli Gusti Soedomo dia diangkat menjadi K.G.P. Adipati Haryo Blitar 1, dia adalah paman dari Hamengku Buwono 1( Pangeran Mangkubumi) raja dari Keraton Yogyakarta. Adipati Aryo Blitar sendiri diyakini sebagai Pendiri ( pepunden ) Blitar. Menurut sejumlah buku sejarah, terutama buku Bale Latar, Blitar didirikan pada sekitar abad ke-15. Nilasuwarna atau Gusti Sudomo , anak dari Adipati Wilatika Tuban, adalah orang kepercayaan Kerajaan Majapahit, yang diyakini sebagai tokoh yang mbabat alas. Sesuai dengan sejarahnya, Blitar dahulu adalah hamparan hutan yang masih belum ter...
Islam merupakan agama Samawi (ajaran agama yang didasarkan pada wahyu yang diberikan Tuhan kepada utusan-Nya) yang lahir di semenanjung Arab, khususnya di dataran tinggi Hijaz di kota yang bernama Mekah. Agama Islam berkembang sekitar abad ke-6 M dengan diutusnya Nabi Muhammad sebagai Nabi dan Rasul untuk menyebarkan agama Islam di seluruh penjuru dunia.
Islam merupakan agama Samawi (ajaran agama yang didasarkan pada wahyu yang diberikan Tuhan kepada utusan-Nya) yang lahir di semenanjung Arab, khususnya di dataran tinggi Hijaz di kota yang bernama Mekah. Agama Islam berkembang sekitar abad ke-6 M dengan diutusnya Nabi Muhammad sebagai Nabi dan Rasul untuk menyebarkan agama Islam di seluruh penjuru dunia. Islam dibawa masuk oleh para pedagang Arab, Gujarat, dan Persia ke Indonesia sekitar abad ke-7 M sampai abad ke-15 M melalui jalur perdagangan. Selain itu, agama Islam juga berkembang melalui saluran pernikahan. Para pedagang yang menetap kemudian menikah dengan wanita-wanita setempat sehingga melalui proses pernikahan, agama Islam juga berkembang pesat di Indonesia. Salah satu media yang dianggap paling berhasil dalam penyebaran agama Islam di Pulau Jawa adalah melalui kesenian wayang kulit. Istilah wayang diambil dari kata wwayang yang berarti bayangan atau...
Ledug Suro adalah tradisi yang berasal dari kota Magetan, Jawa Timur. Tradisi ini bertujuan untuk menyambut tahun baru hijriyah. Tradisi ini dilaksanakan setiap tahun selama 1 minggu sebelum Suro --nama bulan dalam kalender jawa-- atau yang lebih kita kenal dengan tahun baru islam, puncak acara Ledug Suro berada pada tanggal 1 Suro. Dalam tradisi ini, terdapat beberapa lomba dan pertunjukan kesenian yang diselenggarakan sebelum tanggal 1 Suro untuk memeriahkan acara seperti lomba ledug antar kecamatan yang biasanya diikuti oleh SMA atau SMK, instansi, dan dinas antar kecamatan Magetan, lomba pencak silat, dan pertunjukan seni wayang. Pada puncak acara diadakan kirab Nayoko Projo yaitu kirab dimana bupati Magetan dan jajarannya berkeliling di sekitar daerah pusat kota Magetan memakai pakaian khas dengan menunggangi kuda, selain kirab Nayoko Projo juga terdapat kirab bolu rahayu yaitu kirab roti bolu khas Magetan yang dibentuk seperti lesung dan bedug. Kirab bolu rahayu dimulai dari pen...
Tradisi Budaya Aduk Jenang merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat Kota Batu, khususnya di Dusun Songgoriti, Kelurahan Songgokerto, dalam merayakan Tahun Baru Hijriyah. Kegiatan ini merupakan puncak dari tradisi Manghanyubagyo Sasi Suro Jenang Suro Bareng yang dilaksanakan di Candi Songgoriti. Pelataran Candi Songgoriti akan dihiasi dengan umbul-umbul berbagai warna, obor, dan hiasan dari janur. Segala keperluan kegiatan ini disiapkan oleh para pemuda yang tergabung dalam Karang Taruna, masyarakat setempat, dan sesepuh desa. Tradisi Aduk Jenang telah berlangsung sejak lama. Tradisi ini rutin dilaksanakan setiap tahun untuk memperingati malam Suro di Tahun Baru Hijriyah. Kini, tradisi ini dianggap sebagai uri-uri budaya leluhur yang berarti melestarikan budaya leluhur. Jenang merupakan makanan tradisional olahan berbahan dasar beras, ketan, kelapa, dan kacang tanah. Jenang telah mengakar dalam kebudayaan Jawa bahkan sejak Zaman Hindu-Buddha....
Wayang Beber merupakan pertunjukan seni wayang yang berbentuk seperti lukisan atau gambar. Saat mementaskannya, dalang akan membentangkan sebuah lembaran lukisan atau gambar sembari menceritakan kisahnya. Wayang Beber berkisah tentang Dewi Sekartaji yang menghilang dari istana, lalu Prabu Bramawijaya mengadakan sayembara dan memerintahkan Jaka Kembangkuning untuk menemukan Dewi Sekartaji. Wayang Beber sudah jarang ditemukan dan sedikit sekali dalang serta orang yang ikut serta dalam pertunjukan wayang beber di Pacitan. Untuk itu, sebaiknya kita turut melestarikan wayang beber dengan cara mengadakan pertunjukkan wayang beber, mengajak keluarga serta teman-teman untuk menonton pertunjukkan wayang beber, mengundang pementas wayang beber untuk tampil di acara televisi, mengadakan talkshowÃÂ dengan dalang maupun orang yang sangat mengerti mengenai wayang beber, dan mengenalkan wayang beber ke masyarakat luas melalui berbagai media. Bagi orang awam, kita dapat m...
Malang merupakan daerah yang kaya akan seni dan budaya. Mulai dari tari, ludruk dan instrumen musik tradisional. Namun masih terdapat satu kebudayaan yang masih belum diketahui secara umum oleh masyarakat luas yaitu Gending Malangan. Kebanyakan orang lebih mengenal gending berasal dari daerah Jawa Tengah. Padahal di daerah Jawa Timur tepatnya Malang juga terdapat gending yang biasa disebut Gending Malangan. Mungkin untuk orang yang belum pernah mendengarkan dan tidak terlalu tau tentang musik tradisional akan sulit membedakannya. Tapi sebetulnya terdapat beberapa perbedaan yang jelas kalau kita dengarkan. Salah satunya ukutan perangkat Gending Malangan relatif lebih besar sehingga menghasilkan intonasi dan bunyi yang lebih berat jika dibandingkan dengan gending dari Jawa Tengah. Selain itu karakter bunyi dalam masing-masing gending terlihat benar-benar menggambarkan karakter nyata dari orang-orangnya. Karakter suara Gending Malangan terdengar lebih berat yang menggamb...
Budaya Panji yang Mulai Pudar dari Peradaban Cerita Panji merupakan sebuah karya sastra Jawa periode klasik, yang tepatnya dari era Kerajaan Kadiri (1104-1222). Karya sastra ini berisi kumpulan cerita mengenai kepahlawanan dan cinta yang terpusat pada dua orang tokoh utama, yaitu Raden Inu Kertapati (atau Panji Asmarabangun) dan Dewi Sekartaji (atau Galuh Candrakirana). Cerita tersebut memiliki beragam versi dan menyebar tidak hanya lingkup Indonesia khususnya Jawa, tapi Kamboja, Myanmar, dan Filipina. Beberapa versi diantaranya Keong Mas, Ande-Ande Lumut,Panji Kuda Sumirang, Panji Kamboja, Panji Serat Kanda, Angron Akung, Jayakusuma, Panji Angreni Palembang, Panji Kuda-Nurawangsa, Ketek Ogleng , Ragil Kuning dan Golek Kencana. Karena terdapat banyak cerita berbeda tetapi saling berhubungan, maka cerita-cerita tersebut dimasukkan dalam satu kategori yang disebut “Lingkup Panji”. Cerita-cerita dalam Lingkup Panji banyak digunakan dalam b...
Kentrung : Seni Penebar Dakwah Islam di Blitar Kota Blitar, terkenal akan Kota Bungkarno, namun pernahkah kita mencari tahu kebudayaan apa saja didalamnya selain jejak sang proklamator kita? Siapa sangka kota yang jumlah penduduknya hanya 132 ribu menurut BPS Kota Blitar pada tahun 2010, namun menyimpan budaya yang kaya akan nilai luhur dan religius yaitu Kentrung. Pasti masih awam ditelinga kita, oleh sebab itu perlu bagi kita untuk mengenal agar dapat melestarikannya, apalagi pertunjukan kebudayaan yang kental akan nilai sejarah islam. Apasih sebenarnya Kentrung itu? Kentrung di Kota Blitar merupakan pertunjukan kesenian dengan menggunakan lagu yang di dalamnya memuat pesan agama serta ajaran kehidupan yang ditujukan kepada masyarakat. Lagu ini terinspirasi oleh cerita-cerita Wali Songo, kehidupan sehari-hari, dan pahlawan-pahlawan di tanah jawa. Kisah yang seri...