×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Seni Pertunjukan

Elemen Budaya

Seni Pertunjukan

Provinsi

Jawa Timur

Kentrung : Seni Penebar Dakwah Islam di Blitar

Tanggal 07 Aug 2018 oleh OSKM18_19918174_Alma Aulia Lutfiah.

Kentrung : Seni Penebar Dakwah Islam di Blitar
 
          Kota Blitar, terkenal akan Kota Bungkarno, namun pernahkah kita mencari tahu kebudayaan apa saja didalamnya selain jejak sang proklamator kita? Siapa sangka kota yang jumlah penduduknya hanya 132 ribu menurut BPS Kota Blitar pada tahun 2010,  namun menyimpan budaya yang kaya akan nilai luhur dan religius yaitu Kentrung. Pasti masih awam ditelinga kita, oleh sebab itu perlu bagi kita untuk mengenal agar dapat melestarikannya, apalagi pertunjukan kebudayaan yang kental akan nilai sejarah islam. 
          Apasih sebenarnya Kentrung itu? Kentrung di Kota Blitar merupakan pertunjukan kesenian dengan menggunakan lagu yang di dalamnya memuat pesan agama serta ajaran kehidupan yang ditujukan kepada masyarakat. Lagu ini terinspirasi oleh cerita-cerita Wali Songo, kehidupan sehari-hari, dan pahlawan-pahlawan di tanah jawa. Kisah yang sering dibawakan seperti halnya Aryo Blitar (sejarah terbentuknya Kota Blitar), dan kisah-kisah para wali. Lagu ini langsung dinyanyikan oleh dalang dengan menggunakan sinden sebagai penyemarak, diiringi tabuhan gamelan, gendang, rebana, templing, dan saron sebagai instrument pokok, serta alat musik pendukung lainnya.  Penonton yang menikmati acara dijamin tidak akan bosan, karena cerita yang dibawakan disisipi humor serta kritikan membangun, baik tentang politik maupun keadaan masyarakat sehari-harinya. Alunan musik semakin mendukung suasana agar tak terkesan hambar dan membosankan. 
          Pertunjukan Kentrung juga sering berkolaborasi dengan reog asal daerah Blitar, meskipun demikian bentuk dan tampilan reog tersebut berbeda dengan yang dimiliki oleh Kabupaten Ponorogo. Bahasa yang digunakan oleh dalang adalah bahasa asli daerah, yaitu bahasa jawa. Tentu tak hanya sekedar hiburan semata, namun ikut membantu dalam melestarikan budaya dan bahasa dikalangan pemuda.
          Kentrung berasal dari  Desa Dayu, Kecamatan Nglegok. Kentrung dipopulerkan oleh Kelompok Budaya yang bernama, Tri Santoso Budaya yang diketuai oleh Bapak Adam Sumeh sebagai dalangnya. Kentrung sering ditampilkan di acara-acara formal baik di Kota maupun Kabupaten Blitar, bahkan acara nikahan maupun sunatan masih menggunakan Kentrung sebagai pengisi acara. Bapak Adam Sumeh juga menginformasikan bahwa beliau sering mendapatkan undangan dari pemimpin daerah sebagai pengisi acara kebudayaan, bahkan pernah tampil di sebuah tv swasta Jawa Timur bersama komedi ternama di jatim. Di rumah beliau jugalah sering diadakan pertunjukan Kentrung yang bertepatan saat itu diadakan seusai maghrib. Terdapat juga berbagai alat musik serta foto dan sertifikat penghargaan yang terpajang di pigora ruang tamunya.
          Kelompok kesenian Kentrung mulai dibentuk pada tahun 1990. Beliau menceritakan bagaimana gagasan kelompok tersebut dibentuk. Dikala remaja, beliau tengah menimba ilmu budaya serta mencari penghidupan dengan ikut seorang guru. Tak hanya satu macam kesenian yang beliau pelajari, jaranan, wayang orang, ludruk, dan mendalang. Keahlian pada bidang seni pertunjukan, pada saat itulah beliau mulai memutuskan untuk menekuni dan mempelajari kentrung hingga terbentuklah kelompok budaya Tri Santoso Budaya. 
         Sebagai pendiri dan penggagas Kentrung di Blitar, Bapak Adam Sumeh telah mendapatkan banyak penghargaan baik dari kepala daerah, serta universitas-universitas negeri maupun swasta. Berbagai perlombaan pernah diikuti oleh kelompok kebudayaan Kentrung tersebut dan sukses menorehkan juara. Konstribusinya dalam melestarikan salah satu budaya yang sarat akan nilai makna sangat didukung oleh pihak pemerhati budaya serta pemerintah.
     Bapak Adam Sumeh menambahkan pesan dan kekhawatiran akan eksistensi pertunjukan Kentrung. Kini Kentrung termasuk dalam kesenian yang mulai punah, perkembangan teknologi seperti halnya handphone, gadget dengan disertai maraknya aplikasi yang membuat masyarakat mulai jarang meminati untuk melestarikan atau bahkan sekedar menonton pertunjukan tersebut. Sungguh amat disayangkan, pertunjukan budaya yang kental nilai islami dan memuat ajaran yang baik bagi umat manusia jika harus hilang. Oleh karena itulah, perlu adanya upaya dari kita, dimulai dari memperkenalkan hingga ikut melestarikan.
 
Sumber : 
Wawancara langsung dengan narasumber tahun 2017

DISKUSI


TERBARU


Budaya adat bet...

Oleh Rizka Vivi Aurelia | 18 May 2024.
Seni pertunjukan dan Makanan khas betawi

Perkenalkan Saya Rizka Vivi Aurelia, Saat ini saya berusia 21 tahun, saya ingin mengikuti perlombaan dari budaya indonesia. semoga hasil dari editing...

Batik

Oleh Admin | 17 May 2024.
batik

....

Tarian Adat Bia...

Oleh Amon Kapisa | 17 May 2024.
Tarian Adat

Mengenal Makna hingga Pola Tari Yospan Khas Papua Salah satu seni tari yang cukup populer dari Indonesia timur adalah Tari Yospan . Pada materi ke...

Tarian Adat Bia...

Oleh Amon Kapisa | 17 May 2024.
Tarian Adat

Mengenal Makna hingga Pola Tari Yospan Khas Papua Salah satu seni tari yang cukup populer dari Indonesia timur adalah Tari Yospan . Pada materi ke...

Makanan Khas Je...

Oleh Yaemmm | 10 May 2024.
Makanan daerah

Horog-Horog adalah makanan khas Jepara sebagai sumber karbohidrat dapat menjadi pengganti nasi. Bahan utamanya adlah tepung yang terbuat dari pohon a...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...