bandung
1.272 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
2_Angguk Rengkong
Alat Musik Alat Musik
Jawa Barat

Angguk  Rengkong  terbuat dari Awi Guluntungan (Bambu Gelondongan), terdapat hampir di setiap daerah di Tatar Sunda.  Ketika Angguk Rengkong di pergunakan untuk memikul padi sambil berjalan atau bergerak akan mengeluarkan bunyi yang di sebabkan oleh gesekan antara pemikul (Angguk Rengkong) dengan tali pengikat padinya (Salang). Tali pengikat padi ini pun terbuat dari bambu yaitu Awi Tali.  Dua gantungan pada satu pikulan akan menyebabkan perpaduan bunyi.   Apa bila pikulannya Iebih dari satu maka gesekan Angguk Rengkong dengan Salang (tali pengikat padi) pun akan menimbulkan berbagai bunyi serta iramanya akan menyebabkan paduan bunyi berirama yang cukup enak untuk di dengar walau pun tidak ada nada atau pun lagu yang tersajikan. Apa lagi bila ada lebih dari satu pikulan, mereka berjalan secara bersama­sama.  Perkembangan seni Helaran Rengkong tidak akan terlepas dari Angguk Rengkongnya sendiri.   Karena itu di daerah yan...

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
2_seni pertunjukan buncis
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Buncis merupakan seni pertunjukan yang bersifat hiburan, di antaranya terdapat di Baros (Arjasari, Bandung). Pada mulanya buncis digunakan pada acara-acara pertanian yang berhubungan dengan padi. Tetapi pada masa sekarang buncis digunakan sebagai seni hiburan. Hal ini berhubungan dengan semakin berubahnya pandangan masyarakat yang mulai kurang mengindahkan hal­ hal berbau kepercayaan lama. Tahun 1940-an dapat dianggap sebagai berakhirnya fungsi ritual buncis dalam penghormatan padi, karena sejak itu buncis berubah menjadi pertunjukan hiburan.   Sejalan dengan itu tempat penyimpanan padi pun (leuit; lumbung) mulai menghilang dari rumah-rumah penduduk, diganti dengan tempat-tempat karung yang lebih praktis, dan mudah dibawa ke mana-mana. Padi pun sekarang banyak yang langsung dijual, tidak disimpan di lumbung. Dengan demikian kesenian buncis yang tadinya digunakan untuk acara-acara ngunjal (membawa padi) tidak diperlukan lagi.  Nama kesenian buncis berkaitan...

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
2_Lodang
Alat Musik Alat Musik
Jawa Barat

Lodang yang terdapat di Kabupaten Kuningan di pergunakan sebagai pelengkap tabuhan untuk mengiringi pertunjukkan Sintren. Waditra yang di pergunakannya terdiri dari : Goong Buyung atau Goong Lodong Keprak dan Kentung di tambah beberapa buah Lodang Cara membunyikan Lodang yaitu bagian pangkalnya di pukulkan kepada lantai atau tanah atau bantalan dad papan agak tebal. Bunyi Lodang tersebut sebagai pemben pangkat lagu, juga sebagai pengatur irama tabuhan pengiring penyanyi Sintren.  Tabuhan tersebut terus berbunyi mengiringi pemain Sintren yang berada dalam kurungan hingga is di keluarkan dari kurungan oleh Punduh (pemimpin Sintren).  Lodang yang ada di kabupaten Kuningan berbeda sekali dengan Lodang yang terdapat di Ujung Berung kabupaten Bandung.   Waditranya hampir mirip dengan pertunjukkan Calung Jingjing. Yaitu 1 (satu) set Kendang, 1 (satu) set Goong di lengkapi dengan 4 (empat) buah Tongtong yaitu : Tongtong kesatu berukuran...

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
Langgir Badong
Alat Musik Alat Musik
Jawa Barat

Langgir Badong. Alat musik tradisional dari Bogor ini mampu menghasilkan melodi dari harmonisasi alunan merdu suara pukulan bambu yang dikolaborasikan dengan tarian dan lirik lagu yang modern.  Lagu-lagu yang ceria dan penuh semangat dibawakan dengan asyik dan unik oleh Langgir Badong (bambu gendong).  Langgir Badong adalah sebuah kesenian kreasi yang dibesarkan di daerah Bogor. Alat musik ini seluruhnya terbuat dari bambu. Seni kreasi yang diciptakan oleh Ade Suarsa ini menggunakan bambu dalam berbagai ukuran dan bentuk yang ditabuh sebagai penghasil suara utama.  Misinya, melestarikan budaya rakyat dalam gaya bermusik. Menurut Ade Suarsa, bermusik tidaklah harus mengikuti apa yang diinginkan oleh industri.  Ujar Ade.  Langgir Badong adalah satu contoh apresiasi generasi muda dewasa terhadap budaya lokal yang dikemas dalam bentuk modern.  Sebenarnya, antusiasme generasi muda dewasa terhadap budaya lokal yang dikemas dalam bentuk modern masi...

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
Surat Ulu
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Sumatera Selatan

Surat Ulu merupakan kumpulan beberapa aksara yang berkerabat di Sumatra sebelah selatan. Yang termasuk kelompok Surat Ulu adalah aksara Kerinci, aksara Rejang-Rencong, dan aksara Lampung. Istilah “kaganga” diciptakan oleh Mervyn A. Jaspan (1926-1975), antropolog di University of Hull di Inggris dalam buku Folk Literature of South Sumatra, Redjang Ka-Ga-Nga texts (Canberra, The Australian National University, 1964) untuk merujuk kepada Surat Ulu. Jaspan menggunakan istilah Kaganga berdasarkan tiga huruf pertama dalam urutan dalam sistem Surat Ulu. Surat Ulu sendiri merupakan istilah asli yang dipakai oleh masyarakat di Sumatra sebelah selatan. Disebut Surat Ulu karena yang kelompok yang menggunakan aksara ini berada di kawasan ulu (pegunungan) Sumatra, khususnya di Kerinci, Bengkulu, Sumatra Selatan, dan Lampung. Aksara Surat Ulu diperkirakan berkembang dari aksara Pallawa dan Kawi yang digunakan oleh Kerajaan Sriwijaya. Contohnya dapat kita lihat pada Prasasti Ko...

avatar
Yeni27naibaho
Gambar Entri
Nusaherang dan CIrebon
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Jawa Barat

Cirebon merupakan daerah di Kawasan Pantura Jawa Barat yang masih kental dengan sejarah dan budaya serta kuliner. Selain keraton dan situs,  naskah kuno  juga menjadi salah satu bukti kuat bagaimana perjalanan dan perkembangan Cirebon beberapa abad silam.  Salah satunya, naskah kuno yang berada di Desa Nusaherang Kecamatan Nusaherang, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Naskah itu adalah Naskah Kembang Cangkok Wijayakusuma dan Tarekh Bima Suci (Ajaran Tasawuf yang disimbolkan dalam lakon pewayangan).  "Naskah ini membuktikan bahwa warga  Desa Nusaherang  masih memiliki kekerabatan keturunan dengan Keraton Kanoman. Saya sudah verifikasi silsilahnya dan memang ada dan tercatat," kata Sejarawan Cirebon Opan Safari, Kamis (12/5/2016). Ia menyebutkan, dalam naskah tersebut ditulis menggunakan Arab Pegon (tulisan arab berbahasa Cirebon dan Carakan (aksara Jawa)). Isi dalam naskah tersebut, terdapat ajaran Tarekat hingga silsilah murni ke...

avatar
Yeni27naibaho
Gambar Entri
LEGENDA ASAL MULA DANAU TOBA
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sumatera Utara

          Pada dahulu kala, di Sumatera Utara tinggalah seorang laki-laki lajang. Laki-laki itu bernama Toba. Toba sehari-hari bekerja sebagai petani untuk menanam berbagi tanaman di ladangnya. Namun, Toba juga memiliki hobi memancing ikan di sungai. Selain dijual ikan itu akan dimakan menjadi lauk. Setiap hari Toba pergi ke sungai itu dan mulai memancing. Toba pun selalu mendapatkan ikan yang banyak dan umpannya dilalap habis.             Suatu hari, Toba menjalani aktivitasnya sehari-hari. Pergi ke ladang untuk bertani dan kemudian menyempatkan hobinya untuk memancing di sungai dekat rumahnya. Namun, hari itu berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Saat Toba melemparkan pancing dan umpannya, ikan-ikan tidak ada yang menghampiri umpannya. Hari itu Toba menunggu dengan sangat lama sehingga ia hampir putus asa dan ingin pulang dengan tangan kosong. Tiba-tiba saat Toba berkemas pulang, pancingnya bergetar...

avatar
Yunaz Karaman
Gambar Entri
Malin Kundang
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sumatera Barat

           Pada zaman dahulu kala terdapat sebuah desa yang tenang. Penduduknya pun beragam mulai dari petani, nelayan, ataupun pedagang. Letak desa ini berada di sekitar pesisir pantai di Sumatera Barat. Pemandangan indah dapat dilihat ketika sore hari menjelang. Di desa yang tenang itu hiduplah seorang Ibu yang sudah cukup tua dan seorang anak laki-lakinya. Anak itu bernama Malin Kundang, ia memiliki tanda lahir di tangannya. Malin hanya hidup bersama Ibunya, karena telah lama ditinggal Ayahnya yang berlayar dan tidak kembali lagi. Ibunya setiap hari bekerja dengan keras untuk memenuhi segala kebutuhan hidup mereka berdua.             Hari-hari mereka lewati bersama. Tidak terasa Ibu Malin semakin tua dan Malin telah beranjak dewasa. Malin yang dewasa berusaha menggantikan Ibunya bekerja. Ia bekerja apapun yang penting adalah ia dapat mendapatkan upah. Upah yang tidak mencukupi kehidupan Malin...

avatar
Yunaz Karaman
Gambar Entri
Serat Dewabuda (KropakĀ 638)
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Jawa Tengah

Naskah Serat Dewabuda terdaftar sebagai khazanah Perpustakaan Nasional dengan nomor register Kropak 638 atau Br. 638 karena merupakan koleksi Brandes. Naskah ini disebut juga Sewakadarma Jawa Kuno. Dalam khazanah naskah Sunda, ada tiga buah naskah yang bernama Sewakadarma sebagai koleksi Perpusnas, yakni: Sewaka Darma (Kropak atau Br. 408), Serat Sewakadarma (Kropak atau Br. 637), dan Serat Dewabuda (Kropak atau Br. 638)--semua koleksi Brandes. Serat Dewabuda yang berbahasa Jawa Kuno ini ditulis di atas daun nipah. Naskah ini terdiri atas 129 lempir, halamannya berjumlah 255 karena lempir pertama hanya ditulis satu muka, sedangkan lempir terakhir kosong dan lempir sebelumnya ditulisi satu muka saja. Meski berbahasa Jawa namun naskah ini ditulis di Jawa barat, maka dari itu termasuk dalam khazanah naskah Sunda Kuno. Dari kolofon pada lempir 129-130 diperoleh gambaran bahwa proses penulisan naskah ini berlangsung selama dua bulan, dimulai dari hari Selasa Kliwon bulan ketujuh, se...

avatar
Lung