Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Sumatera Utara Samosir
LEGENDA ASAL MULA DANAU TOBA
- 18 Mei 2018

          Pada dahulu kala, di Sumatera Utara tinggalah seorang laki-laki lajang. Laki-laki itu bernama Toba. Toba sehari-hari bekerja sebagai petani untuk menanam berbagi tanaman di ladangnya. Namun, Toba juga memiliki hobi memancing ikan di sungai. Selain dijual ikan itu akan dimakan menjadi lauk. Setiap hari Toba pergi ke sungai itu dan mulai memancing. Toba pun selalu mendapatkan ikan yang banyak dan umpannya dilalap habis.

            Suatu hari, Toba menjalani aktivitasnya sehari-hari. Pergi ke ladang untuk bertani dan kemudian menyempatkan hobinya untuk memancing di sungai dekat rumahnya. Namun, hari itu berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Saat Toba melemparkan pancing dan umpannya, ikan-ikan tidak ada yang menghampiri umpannya. Hari itu Toba menunggu dengan sangat lama sehingga ia hampir putus asa dan ingin pulang dengan tangan kosong. Tiba-tiba saat Toba berkemas pulang, pancingnya bergetar dan umpannya dimakan. Toba pun segera mempertahankan pancingnya dan berusaha menarik ke daratan. Toba akhirnya senang karena ia mendapatkan ikan, meskipun hanya satu namun ikan ini lebih besar dan gemuk dari biasanya.

            Toba membawa pulang ikan itu dengan diikat dan dipanggul. Saat pulang pun Toba menunjukan hatinya yang gembira dengan wajah yang penuh senyuman. Perjalanan pulang yang cukup melelahkan membuat Toba mengingkan memasak ikan yang baru ditangkapnya. Melihat ikan yang besar itu, Toba sudah membayangkan betapa lezatnya rasa ikan itu. Saat akan memanggang ikan, Toba lupa bahwa arang untuk membakar ditungkunya telah habis. Toba pun gelisah dan berusaha keluar rumah mencari beberapa kayu yang bisa dibakar. Dibelakang rumahnya ia mendapat beberapa ranting yang sudah dikumpulkan. Sesampainya di dapur, ia dikejutkan dengan ikan yang akan dimasaknya menghilang !. Toba pun kebingungan dan berusaha mencari ikan itu. Ia malah mendapati beberapa keping koin emas di dapurnya, Toba semakin bingung dengan hal itu. Selanjtnya Toba mengumpulkan emas itu dan menyimpannya kedalam kamarnya. Saat hampir sampai di kamar ia mendengar suara di dalam kamarnya, padahal tidak ada orang. Maka ia segera masuk kamar dan Toba terkejut lagi. Dikamarnya kini Toba melihat seorang wanita cantik yang sedang duduk didepan kaca kamarnya.

            Toba merasa kebingungan dengan yang terjadi hari itu. Wanita cantik itu kemudian diajak oleh Toba berbicara dan menceritakan bahwa wanita itu adalah penjelmaan dari ikan yang Toba tangkap lalu. Toba lama kelamaan jatuh hati dan memutuskan untuk menikahi wanita itu. Pernikahan sederhana dilangsungkan dengan satu syarat oleh wanita itu kepada Toba agar tidak menceritakan kepada siapapun asal usul wanita itu dari seekor ikan. Toba pun gembira meski saat itu ia tidak mendapat ikan hasil tangkapannya, ia bergembira telah bertemu dengan wanita cantik yang kini menjadi istrinya.

            Hari-hari berikutnya mereka lewati bersama dengan kebahagiaan. Toba dan istrinya menjalani aktivitas seperti biasa. Toba setiap hari pergi ke ladang untuk bertani dan istrinya mengurusi kehidupan rumah tangga di rumah. Suatu saat istri Toba mengabarkan bahwa ia telah menggandung. Merekapun bahagia dan tidak sabar menantikan kehadiran anak pertamanya. Hari dan bulan berganti kini Toba dikaruniai satu orang anak laki-laki yang ia beri nama Samosir. Samosir kemudian tumbuh menjadi anak yang di sayangi orang tuanya, terutama Ibunya. Sampai-sampai Ibunya cenderung memanjakan Samosir.

            Pada suatu siang, Samosir yang sudah tumbuh menjadi anak-anak disuruh oleh Ibunya membawakan bekal makan siang Ayahnya ke ladang.  Siang hari yang begitu terik, Samosir membayangkan betapa jauh dan panasnya siang itu, kemudian dia enggan untuk menuruti perintah Ibunya itu. Namun sang Ibu terus berusaha membujuk Samosir agar mau mengantarkan bekal Ayahnya yang sudah masuk waktu makan siang. Lama-lama Samosir menaati perintah Ibunya, namun dengan hati yang kesal. Dengan muka cemberut Samosir mulai beranjak dari rumah menuju ladang. Perjalanan yang cukup melelahkan membuat Samosir melihat makanan yang dibawanya tadi, sepanjang jalan Samosir mencicipi masakan yang harusnya untuk Ayahnya. Akhirnya Samosir sampai di ladang tempat Ayahnya bekerja. Toba melihat Samosir dengan senang dan berharap bisa makan dan kenyang. Namun yang terjadi ketika membuka bungkus makanan itu, Toba terkejut dan langsung naik pitam, karena ia hanya melihat sisa-sisa makanan dan acak-acakan. Toba pun langsung bereaksi memarahi Samosir dan menggandengnya pulang. Dalam perjalanan Toba tidak henti-hentinya memarahi Samosir dan terucap kata “Memang kau anak ikan!!”.

            Mendengar hal yang tabu itu Samosir merasa sakit hati dan bersedih. Saat sampai dirumah Samosir menangis dan mencari Ibunya. Ia menceritakan apa yang diucapkan oleh Ayahnya tadi. Sang Ibu saat mendengar aduan itu menjadi marah dan kecewa terhadap Toba, karena ia telah melanggar janjinya dahulu sbelum menikahinya. Kemudian mereka bertiga menuju ladang, Samosir pun diperintah Ibunya untuk menaiki pohon yang tinggi dan hanya boleh melihat dari jauh. Toba dan istrinya terlibat perbincangan yang panas di tengah-tengah danau. Tiba-tiba tidak diduga-duga datanglah petir dan kilat yang kuat menyambar ke ladang. Sambaran itu kemudian membuat lubang yangh besar di ladang itu.  Kemudian disusul dengan awan hitam dan hujan yang sangat deras hingga menyebabkan banjir. Istri Toba pun menjelma menjadi Ikan besar lagi. Sedangkan Toba tidak bisa berlari menyelamatkan dirinya karena terkepung oleh banjir besar. Banjir itu kemudian menjadi luapan air yang sangat besar dan menjadi sebuah danau dan danau itu dinamai Danau Toba.

Pesan Moral “ UCAPAN ADALAH JANJI. JIKA TELAH BERJANJI MAKA HARUS DITEPATI DAN JIKA MELANGGAR MAKA AKAN ADA SUATU PENYESALAN ATAU MUSIBAH YANG TIDAK TERDUGA”.

Sumber: Rahayu, Lisdy. 2016. Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara Terpopuler. Bandung : Ruang Kata.

 

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline