Pada zaman dahulu daun kelapa tidak seperti sekarang yang bercerai-berai. Menurut kisahnya daun kelapa itu sama dengan daun pinang yang melebar saja tanpa terpisah-pisah. Namun oleh ulah seorang dewi kayangan yang berhiba hati karena berpisah dengan seorang temannya untuk selama-lamnya telah menghentakkan kakinya sekuat-kuatnya sehingga daun kelapa itu terpisah-pisah seperti sekarang. Suatu perlambang perpisahan yang takkan pernah bersua kembali. Kisahnya bermula dari seorang yang bernama Putri Bungsu, isteri seorang raja yang amat kaya. Pada saat itu Puteri Bungsu ini sedang hamil. Dalam keadaan hamil itu, baginda raja bermaksud hendak pergi berlayar. Tentu saja permaisurinya, Puteri Bungsu, harus tinggal. Puteri Bungsu mempunyai enam orang saudara, semuanya perempuan. Panggilan untuk keenam kakaknya Si Nam. Oleh Baginda Raja, puteri yang berenam ini disuruh untuk menjaga Puteri Bungsu selama beliau bepergian. Raja telah pergi berlayar. Puteri Bungsu yang sedang hamil tadi dija...
Tersebutlah seorang raja yang senang memelihara kambing. Hewan peliharaan baginda itu cukup banyak. Diantara kambing peliharaan baginda ada seekor yang sudah tiga hari tak hendak makan dan tak hendak minum. Melihat ada diantara kambingnya yang berhal demikian pergilah baginda raja mendatanginya. Setelah sampai disana berkatalah baginda, "Engkau inginkan apa gerangan, kambingku. Apakah engkau hendak berniaga, atau hendak berjalan bertamasya. Atau sebenarnya engkau hendak berumah tangga?" Titah raja itu memang sangat lucu. Ini sudah biasa dilakukannya terhadap kambing-kambingnya. Kambing itu semuanya sangat manja kepada rajanya yang baik budi itu." "Hamba ingin mencoba-coba pergi berjalan, Tuanku!" terdengar jawaban kambing yang diajak bicara tadi. "Kalau engkau mencoba-coba pergi berjalan," titah raja pula. "Berapa banyak uang yang engkau kehendaki, boleh aku sediakan." Hamba "Hamba tidak meminta uang, Tuanku !" jawab kambing penuh hormat. Beri saja hamba ambacang agak se...
Pada zaman dahulu, di sebuah kampung, di dusun Mersam sekarang, tinggallah sepasang suami istri. Bintang Kemarau dan Puti Malang Musim. Suami istri ini sudah bertahun-tahun mendambakan keturunan, namun belum juga dikabulkan Tuhan. Mereka telah menemui dukun ke hulu dan ke hilir, Bernazar itu ini telah pula mereka lakukan namun hasilnya belum nampak. Suatu ketika Tuhan mengabulkan juga apa yang selama ini mereka dambakan. Puteri Malang Musim akhirnya hamil juga. Dan setelah cukup bulannya, maka ia pun melahirkan seorang anak laki-laki. Setelah anak yang dilahirkanya itu besar nampaklah beberapa keganjilan pada dirinya. Apabila ia duduk berjongkok lututnya mencecah sampai ke telinganya. Itulah sebabnya kenapa kemudian orang sekampungnya memanggilnya Bujang Panjang Lutut. Ketika Bujang Panjang Lutut sudah dewasa, dengan tak disangka-sangka, datang raja ke kampungnya lengkap dengan hulubalang, panglima-panglima perang, serta pengiring. Rupanya raja serta rombongannya itu sedang mela...
Pada zaman dahulu ada seorang raja yang terkenal arif serta bijaksana. Berpikiran lapang dan disayangi rakyat. Baginda mempunyai hulubalang-hulubalang yang gagah berani. Hulubalang yang demikian diperlukan baginda memagari negeri dari gangguan musuh. Mereka tak pernah menolak perintah yang dibebankan kerajaan. Baginda raja, dalam pada itu, sudah lama mendengar tentang seorang puteri di sebuah desa di hulu sungai Bulian bersama kedua orang saudara laki-lakinya. Puteri itu bernama Puteri Dayang Lais yang amat cantik paras wajahnya. Sedang saudara laki-lakinya, yang tua bernama Serempak, dan yang muda Si Ceren. Kedua lelaki itu di samping sebagai kakak juga berlaku sebagai seorang tua bagi Puteri Dayang Lais. Ibu dan bapak mereka sudah lama meninggal dunia. Kedua lelaki itu memiliki kelebihan dalam hal tertentu sehingga ditakuti oleh dubalang-dubalang lain. Semenjak mendengar kabar tentang puteri yang cantik tersebut, raja berkeinginan untuk mempersuntingnya. Kendatipun demikia...
Baginda seorang Raja yang amat terkenal. Nama Baginda Tan Telanai. Sebagai seorang raja, baginda memiliki kekeramatan yang luar biasa. Jarak yang jauh tak berarti sama sekali bagi baginda. Bila baginda ingin bepergian ke suatu tempat yang jauh, sebentar saja baginda sudah ada di tempat itu. Sungai-sungai, rimba belantara, lembah yang dalam, atau gunung yang tinggi, semuanya bukan merupakan sesuatu yang dapat menghalangi geraknya. Binatang buas seperti buaya, harimau, dan yang sejenis dengan itu tak berarti sama sekali bagi baginda. Baginda sungguh seorang raja yang hebat, yang mewarisi kehebatan serta kekeramatan para dewa di kayangan. Suatu hari baginda berhajat hendak menangkap ikan di sungai Batang Hari. Di sungai yang jernih airnya itu banyak ikan besar hidup dengan tenteram. Kalau Tan Telanai sudah berkeinginan baginda tak berlama-lama mulai meninggalkan istananya berangkat seorang diri. Bila kakinya menjejak di tanah seketika itu juga tubuhnya sudah hilang lenyap ber...
Kisah ini di awali dengan kepergian seseorang yang bernama Raja Banting, dari lingkungan sanak familinya di Pulau Jawa. Apa sebabnya beliau setega itu meninggalkan sanak famili, konon kerabat, serta seorang anak lelaki itu? Tak seorang pun yang dapat memberikan jawaban. Namun dengan tiba-tiba ia, Raja Banting, telah begitu saja ada di tanah Jambi yang berhutan lebat, jauh dari keramaian dan hiruk pikuk seperti di negeri Jawa. Di negeri yang baru ini pendekar tersebut merasa sangat tenteram, berkelana dari hutan ke hutan, merencah sungai-sungai, melarun sepuas-puasnya. Dalam pada itu tersebut pula seorang wanita yang juga berasal dari Jawa, yang sangat gandrung akan kasih Raja Banting. Mendengar orang perkasa itu sudah berada di daerah Jambi ia segera menyusulnya ke sana. Wanita itu tak lain Si Pahit Lidah yang terkenal sakti lagi keramat. Ucapannya sangat ditakuti orang. Bila dia menginginkan sesuatu menjadi batu, disumpahinya benda itu menjadi batu, maka seketika itu juga berub...
Daerah yang sekarang bernama Bukit Bulan, dahulunya merupakan hutan belantara yang belum didiami manusia. Tak jauh dari tempat ini ada sebuah negeri, Penegak namanya, diperintah oleh seorang raja. Baginda sudah lama melihat bahwa di daerah sebelah Barat negerinya di tengah hutan belantara raya, setiap antara pukul sembilan dan pukul sepuluh muncul sinar bulan dari bumi. Biasanya cahaya bulan memancar dari langit. Kenapa di daerah tersebut cahaya bulan dari tanah, dan siang hari pula? Keganjilan ini belum dapat dipecahkan. Baginda sendiri telah pernah kesana untuk menyelidiki hal itu, namun menemui kegagalan. Begitu pula telah beberapa kali ditugaskan orang lain untuk menyelidikinya, namun tak jua berhasil. Para utusan itu kembali dengan tangan hampa serta malapetaka yang sangat menyedihkan. Adakalanya yang berhasil kembali itu menderita deman, ada pula yang bisu ada yang lumpuh, bahkan ada yang tak sempat sampai kerumah sudah meninggal di tengah jalan. Semenjak itu baginda tak beran...
Penduduk yang menetap di Dusun Teluk Ruan, bermula berasal dari kaum pendatang dari Asia Tengah. Dusun ini terletak tak berapa jauh dari Dusun Pulas sekarang, kira-kira enam kelometer saja jauhnya. Itu terjadi sudah lama sekali, berabad-abad yang lalu. Namun sejarah tentang terbentuknya Dusun Pulau Rengas beserta penduduk yang mendiaminya di dahului oleh suatu peristiwa yang tak terlupakan hingga dewasa ini. Penduduk Teluk Ruan yang hidup dalam ketenteraman itu, dalam pelukan alam pertanian dikelilingi hutan balantara yang lebat, suatu masa dikejutkan oleh datangnya tentara Sriwijaya dari Palembang. Kedatangan tentara itu terasa begitu mendadak dan mengejutkan. Serbuan itu merupakan malapetaka bagi penduduk yang sudah terbiasa hidup dalam suasana damai. Rombongan tentara itu masuk dari Tembesi di sebuah dusun yang bernama Koto Biayo. Dari sana mereka menyusur ke hulu terus masuk ke daerah Merangin. Sampai ke kawasan Marga Batin Sembilan di bagian hilir, yang bernama Dusun Pemena...
Di negeri Minangkabau di daerah Pagaruyung, tersebut seorang yang bernama Perpatih Nan Sebatang. Semua orang kenal dengan pemuda belia itu. Ia seorang yang telah memperlihatkan tanda-tanda arif serta bijaksana. Pandangannya luas, dan pikirannya jauh menjangkau ke depan. Sifat serta sikap yang demikian amat perlu dimiliki oleh siapa saja. Bila kelak Perpatih Nan Sebatang terpilih sebagai pemimpin, tak mengherankan lagi karena ia bagaikan kayu besar yang dapat dijadikan tonggak dan sendi negeri. Ia mempunyai seorang adik perempuan bernama Puteri Pinang Masak. Seorang anak dara yang manis dan jelita paras wajahnya. Sebagai seorang gadis yang baru menanjak besar, ia terkenal sebagai anak dara yang rajin dan cerdas. Antara Perpatih dan Pinang Masak tersembul suatu kehidupan persaudaraan yang amat seronok saling kasih mengasihi. Tak pernah antara mereka terjadi perselisihan. Hidup rukun damai sepanjang hari. sehilir semudik seiya, sekata, bagaikan senduk dengan kuali, bimbing membimbi...