Inilah kesenian ketoprak. Ada yang bilang ini merupakan operanya orang Jawa. Tidak heran jika kesenian ini disandingkan dengan opera, karena keduanya memasukkan unsur nyanyian dalam pertunjukan. Dan, nyanyian tersebut dibawakan oleh pemain. Ketoprak diperkirakan dibuat pada awal abad 19 oleh seorang musisi Keraton Surakarta. Lahirnya kesenian ini terkait dengan perjuangan terhadap para penjajah. Saat itu, masyarakat tidak diperkenankan berkumpul karena dicurigai akan melakukan makar. Karenanya, dicarilah cara agar dapat berkumpul tanpa harus dibubarkan oleh tentara penjajah. Cara yang dipilih adalah dengan membentuk kelompok kesenian. Kesenian ini pun tumbuh dengan apa adanya. Cerita yang dibawakan merupakan cerita sehari-hari dengan permasalahan yang sehari-hari dialami masyarakat. Para pemainnya pun tidak memerlukan persyaratan khusus. Mereka hanya diberi tahu garis besar cerita, tanpa naskah. Karenanya, kemampuan berimprovisasi merupakan hal penting yang harus dimilik...
Di Yogyakarta masih melestarikan berbagai upacara adat yang telah menjadi ciri budaya khas Yogyakarta yang diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Grebeg Maulud, Kata gerebeg berarti suara berisik yg berasal dari teriakan orang-orang. Upacara adat ini diperingati sebagai acara Maulud Nabi Muhammad SAW yang mana dikatakan bahwa Nyi Roro Kidul Mendekatkan diri kepada Tuhan dan kebersamaan diantara warga Yogyakarta. Festival upacara adat ini dimulai pada pukul 07.30 pagi, didahului oleh parade pengawal kerajaan yang terdiri dari 10 unit: Wirobrojo, Daeng, Patangpuluh, Jogokaryo,Prawirotomo, Nyutro, Ketanggung, Mantrijeron, Surokarso, dan Bugis. setiap unit mempunyai seragam masing2. parade dimulai dari halaman utara Kemandungan kraton, kemudian melewati siti hinggil menuju Pagelaran, dan selanjutnya menuju alun2 utara. Pukul 10.00 pagi, Gunungan meninggalkan kraton didahului oleh pasukan bugis dan surokarto. Gunungan dibuat dari makanan seperti sayur2an, kacang, lada merah, telor,...
Siapa yang tak kenal makanan bernama karedok, ketoprak, gado-gado, lotek, dan pecel? Makanan khas Indonesia berbahan dasar kacang tanah ini memang menjadi kegemaran siapapun. Kacang yang dipadukan dengan berbagai macam bumbu dan isian pelengkap menjadi perpaduan yang pas untuk mengisi perut yang kosong. Meskipun sama-sama berbahan dasar kacang, namun karedok, ketoprak, gado-gado, lotek, dan pecel punya ciri khas masing-masing. Daripada salah, simak perbedaan karedok, ketoprak, gado-gado, lotek, dan pecel berikut. a. Karedok: Karedok merupakan makanan khas Sunda yang berbahan dasar sayuran mentah, di antaranya mentimun, tauge, kol, kacang panjang, daun kemangi, dan terong. Sayuran tersebut kemudian dipotong-potong dan disiram dengan bumbu kacang. Sebagai tambahan, di atasnya akan ditambahkan kerupuk. b. Ketoprak: Ketoprak merupakan makanan khas Betawi, ketoprak menjadi makanan yang banyak dijumpai di ibu kota Jakarta. Bahan utama yang digunakan dalam ketoprak...
Jika masyarakat Jawa Tengah memiliki ketoprak sebagai pertunjukan hiburan, masyarakat Jawa Timur pun memiliki pertunjukan hiburan. Namanya ludruk. Walau sama-sama bersifat menghibur, tapi ada perbedaan mencolok antara ludruk dengan ketoprak. Salah satu perbedaan tersebut adalah cerita yang diangkat. Dalam setiap pertunjukannya, ludruk mengangkat cerita kehidupan sehari-hari, cerita perjuangan, atau sebagainya. Latar waktu cerita yang dibawakan adalah saat ini. Sementara, ketoprak membawakan kisah yang terjadi di masa lalu (berdasarkan sejarah atau dongeng). Karena cerita yang dibawakan merupakan cerita sehari-hari, yang dekat dengan kehidupan masyarakat, ludruk pun digemari oleh semua kalangan masyarakat. Selain itu, walau menggunakan bahasa Jawa Timur, guyonan yang dilontarkan para pemain ludruk pun dapat dimengerti oleh orang dari luar Jawa Timur. Ini dikarenakan para pemain tidak hanya mengandalkan guyonan dalam bentuk perbincangan, tapi juga dalam gerak....
BAHAN-BAHAN 3 ketupat atau lontong 5 potong tahu putih atau kuning 1 keping bihun 50 gram tauge Minyak goreng 500 ml air panas Bumbu Sambal 1 siung bawang putih 2 cabe merah keriting 4 cabe rawit Kacang tanah goreng 2 sdm air asam jawa Secukupnya air matang Secukupnya gula merah Secukupnya garam Pelengkap Kecap Timun Bawang goreng Kerupuk PROSES PEMBUATAN Goreng tahu dan rendam bihun serta tauge dengan air panas sampai lunak Haluskan semua bumbu sambal. Tambahkan air matang dan air asam jawa hingga encer, cek rasa Potong-potong ketupat atau lontong. Tata diatas piring. Tambahkan irisan tahu, bihun, dan tauge Tuangkan bumbu sambal di atasnya. Tambahkan kecap, timun yang dicacah, bawang goreng serta kerupuk Siap dihidangkan SUMBER https://masak123.com/resep-ketoprak-cirebon/
Cin Mleng atau Nok Nik adalah kesenian rakyat yang berasal dari Kelurahan Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga. Kesenian yang berkembang pada zaman Hindia Belanda ini mirip dengan Lenong dari Jakarta, Ludruk dari Surabaya, dan Ketoprak Mataram dari Surakarta dan Yogyakarta. Dialog yang dibawakan dalam kesenian tersebut merupakan cerita umum bertema mengenai kondisi sosial masyarakat. Kesenian ini merupakan salah satu alat perjuangan masyarakat setempat untuk menentang Belanda. Melalui kesenian itu, para pelaku menyampaikan pesan-pesan perjuangan melawan penjajah. Menurut Didik Indaryanto selaku ketua Forum Komunikasi Media Tradisional (FK Metra) Tri Sala Salatiga dan pemilik Sanggar Seni Tari Bibasari, kesenian ini juga berkembang di wilayah perbatasan antara Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang, yaitu Desa Sendang, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang. Ada beberapa orang di daerah itu yang masih hidup dan dahulu pernah menonton pementasan Cin Mleng. Dia menjelaskan bah...
Tersebutlah seorang lelaki bernama Subanjar yang terkenal brutal, suka berkelahi, menggoda wanita bahkan sampai memperkosa dan membunuh tanpa merasa berdosa. Keluarganya tentu saja resah, apalagi ayahnya adalah pemimpin Padepokan Tunggul Wulung yang disegani. Berdasarkan berbagai masukan, akhirnya Subanjar disarankan agar segera dinikahkan saja. Subanjar adalah anak sulung dua bersaudara dari seorang bapak bernama Cahyo Tunggal, yang sudah ditinggalkan istrinya. Saudara atau adik perempuannya bernama Sekar Dinulih. Ketika Subanjar diminta menikah, dia menolak sebelum dirinya menjadi orang sakti. Maka berangkatlah Subanjar bertapa di pesarean Asam Boreh. Sementara itu, di pesarean tersebut berdiam mahluk lelembut bernama Nyi Blorong dan Gendruwo Putih. Mengetahui ada manusia yang bertapa, Gendruwo Putih langsung merasuk dalam raga Subanjar, dengan maksud agar dapat mendekati Sekar Dinulih menjadi isterinya. Begitu Subanjar kembali ke rumah, mengutarakan keinginannya hendak menikah,...