Kesenian tradisional gejog lesung ini adalah perpaduan irama musik dengan lesung (alu). Pada jaman dulu seni tradisional ini dimainkan setelah penduduk desa setempat menumbuk padi, atau disaat gerhana bulan , tapi seiring perkembangan jaman kesenian ini hanya dimainkan pada saat acara – acara tertentu saja seperti Bersih desa, upacara adat atau penyambutan tamu yang berkunjung ke desa. Gejog Lesung sendiri dimaninkan oleh ibu – ibu secara berkelompok yang berjumlah 12 orang , 5-6 menjadi penabun dan lainya menjadi wiraswara/ penyanyi , para wiraswara bernyanyi berlenggak lenggok sambil menari dan membawa tambir (tempat nasi yang berbentuk bulat )biasanya lagu – lagu yang dibawakan adalah lagu – lagu tradisional seperti lumbung pari , gundul – gundul pacul dll,
Kesenian tradisional Jelantur dimainkan 18 warga masyarakat Dusun Nganjir Karangsari. Sementara enam orang lainnya menjadi pemusik. Dari 18 orang itu,10 orang menjadi penari, 1 orang menjadi kapten . 10 penari seni Jelantur memiliki gerakan tari berbeda-beda sesuai dengan atribut yang digunakan. Ada penari yang memakai jaran kepang, memegang pedang kayu tunggal dan kembar serta rontek (tombak). Seni Jelantur berasal dari kata “jelajah lan tutur”. Para penari Jelantur menarikan beberapa bagian tarian. Misalnya gerakan membuat barisan menutup dan membuka, merapat atau melebar. Mereka menggunakan seragam tari kain celana panjang dibawah lutut, kain jarik batik bermotif serta selendang warna kuning. Setiap akan berganti gerakan tari berbaris atau memulai dan berganti pasangan berperang, kapten penari akan membunyikan peluit. Demikian gerakan tari Jelantur dipentaskan antara 30-45 menit di hadapan hadirin.
Di Kabupaten Gunungkidul terdapat puluhan tradisi warisan leluhur yang saat ini masih di uri – uri ( lestarikan ) salah satunya adalah sedekah Gumbregan. Pelaksanaan upacara ini sesuai dengan wuku Gumbreg , untuk lembu jatuh pada senin wage. Gumbregan Merupakan upacara adat guna menyelamati hewan – hewan yang sering digunakan untuk membantu petani dalam hal pengolahan pertanian seperti membajak dll. Hewan ini diselamati agar ia selamat sehingga dapat mengerjakan kembali lahan pertanian pada musim tanam di tahun berikutnya. Latar belakang dilaksanakannya upacara ini bahwa masyarakat beranggapan bahwa seluruh hewan–hewan di dunia ini milik Kanjeng Nabi Sulaiman. Pelaksanaan upacara dilaksanakan malam hari setelah Isya kira–kira pukul 19.00 Wib. Jalannya upacara semua sesaji dikendurikan bersama dirumah bapak kepala dusun ataupun rumah sesepuh setempat , peserta upacara adalah kaum laki–laki si pemil...
Gunungkidul yang kaya akan tradisi memang masih kental dengan berbagai macam upacara adat, salah satunya Upacara Bersih Kali yang ada di Dusun Gunungbang, Bejiharjo, Karangmojo. Sumber Gunungbang yang konon merupakan petilasan Sunan Kalijaga ini terdiri 3 sumber air yakni sumur lanang, sumur wedok dan comberan. Tradisi yang dilaksanakan di kali tertua di Gunungkidul ini bertujuan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat kesehatan, keselamatan, dan hasil panen yang melimpah. Upacara adat ini dilaksanakan pada hari Senin Pahing Bulan April setiap tahunnya dan melibatkan masyarakat setempat dan pemangku adat. Prosesi ini dimulai dengan warga yang berbondong-bondong datang ke Sumber Gunungbang membawa encek (tumpeng) yang berisi nasi ingkung dan 10 macam hasil bumi. Setelah semua terkumpul sang pemangku adat mendoakan encek tersebut memanjatkan doa agar diberi kesehatan dan keselamatan kemudian encek tersebut kemudian dibagikan kembali kepada wa...
Pesanggrahan Gambirowati adalah bangunan periode Islam yang terletak di Dusun Watugajah, Desa Girijati, Kecamatan Purwosari, Gunungkidul. Menurut Babad Tanah Jawi, situs Gambirowati ini merupakan bekas pesanggrahan yang digunakan oleh Sultan HB II lur.. Situs Gambirowati mempunyai luas 13.200 m2 dan terletak pada ketinggian 138 mdpl memiliki struktur bangunan berteras dan berbahan batu putih. Di dalam OV (Oudheidkundige Verslag) tahun 1925 FDK Bosch menyebut bangunan tersebut berasal dari abad XVI.
Sate Klatak berbahan dasar daging kambing. Namun, sate jenis ini berbeda dengan sate kambing kebanyakan. Jika sate yang lainnya dimasak dengan bumbu yang beragam, sate klatak hanya dimasak dengan satu bumbu : garam. Dilansir Jogjatrip.com, tusuk Sate Klatak terbuat dari jeruji besi. Tusuk dari jeruji besi ini digunakan karena besi merupakan penghantar panas yang baik sehingga irisan daging sate yang berukuran besar bisa matang dengan sempurna di bagian dalamnya. Sate Klatak. Banyak ditemui di sekitar Pasar Jejeran dan sepanjang Jalan Imogiri Barat. Umumnya satu porsi berisi dua tusuk sate dengan daging yang lumayan besar. Sate Klatak yang sudah matang biasa disajikan dengan irisan tomat, mentimun, kol, dan kuah kari. RM/Toko yang Menyediakan : Sate Klathak Pak Bari Pasar Wonokromo Deli Alamat: Pasar Wonokromo, Jalan Imogiri Timur No.5, Wonokromo, Pleret, Wonokromo, Pleret, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta...
Mie Lethek juga dikenal dengan nama Mie Bendo. Makanan ini berbahan dasar tepung tapioka dan campuran tepung singkong. Sesuai dengan namanya, Lethek, yang berarti sampah, mie ini terlihat butek dan keruh. Warna gelap yang dihasilkannya dikarenakan pengolahannya yang menggunakan cara tradisional. Meski tidak memiliki penampakan menarik, Mie Lethek mempunyai rasa yang nikmat. Mie biasa diolah rebus atau goreng. Olahan rebus memiliki rasa pedas yang menyegarkan. Olahan ini semakin nikmat dengan bahan pelengkap seperti suwiran ayam, seledri, bawang goreng, dan telur rebus. Sedangkan olahan goreng memiliki rasa manis yang dihasilkan dari bahan-bahan seperti kecap dan kemiri. RM/Toko yang Menyediakan : Mie Lethek Mbah Mendes Mangkubumi Restaurant Address: Jl. P. Mangkubumi No.22, Gowongan, Jetis, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55188 Phone: 0852-9313-7649
Jenis makanan ini tidak sedap dipandang mata. Bentuknya yang tidak beraturan dan berwarna putih juga membikin makanan ini beda dengan peyek kebanyakan. Meski benntuknya tidak enak dilihat, peyek ini akan membikin ketagihan karena rasanya gurih dan renyah. Nama tumpuk diambil dari nama Mbok Tumpuk yang menemukan panganan ini sejak tahun 1975. Peyek ini memerlukan proses yang panjang dalam membuatnya. Adonan berupa campuran tepung, telur, dan kacang digoreng dua kali hingga memeiliki warna putih. Warna putih dalam peyek dihasilkan oleh tepung kanji yang dicampur dalam adonan. Campuran lain seperti ketumbar, bawang, kemiri, garam, dan telur membikin peyek tumpuk semakin terasa renyah dan gurih di lidah. RM/Toko yang Menyediakan: Geplak Mbok Tumpuk Food Products Supplier Address: Sumuran, Palbapang, Palbapang, Kec. Bantul, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55713 Hours: Closed ⋅ Opens...
Geplak merupakan makanan tradisional yang sangat terkenal dengan rasa yang sangat manis. Merupakan makanan tradisional yang berasal dari Bantul, Yogyakarta. Makanan ini biasanya berbentuk bulat dengan warna-warna menarik seperti merah muda, hijau, putih maupun coklat. Karena rasanya yang memang manis kue tradisional ini sudah sangat terkenal Bahan-bahan : 750 gram tepung beras 500 gram gula pasir 250 ml air 1 butir kelapa diparut memanjang Garam halus secukupnya Cara Membuat : Sangrai tepung beras hingga kering, lalu tambahkan kelapa parut dan tepung beras. Aduk-aduk hingga rata lalu sisihkan Masaklah gula bersama air hingga mendidih lalu angkat. Masukkan campuran kelapa, aduk-aduk dengan cepat hingga adonan menjadi kental, lalu angkat. Cetak adonan atau bentuk lah bulat-bulat seperti bentuk aslinya, untuk bentuk sesuaikan saja dengan keinginan anda masing-masing, biarkan hingga dingin dan mengeras.