×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Bangunan bernilai budaya

Elemen Budaya

Produk Arsitektur

Provinsi

DI Jogjakarta

Asal Daerah

Jogjakarta

Kraton Yogyakarta

Tanggal 21 Feb 2015 oleh Arisulisti .

 

Tentang Kraton Yogyakarta

Bangunan Kraton dengan arsitektur Jawa yang agung dan elegan ini terletak di pusat Kota Yogyakarta. Bangunan ini didirikan oleh Pangeran Mangkubumi, yang kemudian bergelar Sri Sultan Hamengku Buwono I, pada tahun 1775. Beliau yang memilih tempat tersebut sebagai tempat untuk membangun bangunan tersebut, tepat di antara sungai Winongo dan sungai Code, sebuah daerah berawa yang dikeringkan.

Bangunan Kraton membentang dari utara ke selatan. Halaman depan dari Kraton disebut alun-alun utara dan halaman belakang disebut alun-alun selatan. Desain bangunan ini menunjukkan bahwa Kraton, Tugu dan Gunung Merapi berada dalam satu garis/poros yang dipercaya sebagai hal yang keramat. Pada waktu lampau Sri Sultan biasa bermeditasi di suatu tempat pada poros tersebut sebelum memimpin suatu pertemuan atau memberi perintah pada bawahannya.

Yang disebut Kraton adalah tempat bersemayam ratu-ratu, berasal dari kata : ka + ratu + an = kraton. Juga disebut kadaton, yaitu ke + datu + an = kedaton, tempat datu-datu atau ratu-ratu. Bahasa Indonesianya adalah istana, jadi kraton adalah sebuah istana, tetapi istana bukanlah kraton. Kraton ialah sebuah istana yang mengandung arti keagamaan, arti filsafat dan arti kulturil (kebudayaan).
 
Dan sesungguhnya Kraton Yogyakarta penuh dengan arti-arti tersebut diatas. Arsitektur bangunan-bangunannya, letak bangsal-bangsalnya, ukiran-ukirannya, hiasannya, sampai pada warna gedung-gedungnyapun mempunyai arti. Pohon-pohon yang ditanam di dalamnya bukan sembarangan pohon. Semua yang terdapat disini seakan-akan memberi nasehat kepada kita untuk cinta dan menyerahkan diri kita kepada Tuhan yang Maha Esa, berlaku sederhana dan tekun, berhati-hati dalam tingkah laku kita sehari-hari dan lain-lain.
 
Siapakah gerangan arsitek dari kraton ini? Beliau adalah Sri Sultan Hamengkubuwono I sendiri. Waktu masih muda, baginda bergelar pangeran Mangkubumi Sukowati dan dapat julukan, menurut Dr.F.Pigeund dan Dr.L.Adam dimajalah Jawa tahun 1940:"de bouwmeester van zijn broer Sunan P.B II" ("arsitek dari kakanda Sri Sunan Paku Buwono II").
 
Komplek kraton terletak di tengah-tengah, tetapi daerah kraton membentang antara Sungai Code dan Sungai Winanga, dari utara ke selatan adalah dari Tugu sampai Krapyak. Namun kampung-kampung jelas memberi bukti kepada kita bahwa ada hubungannya antara penduduk kampung itu dengan tugasnya di kraton pada waktu dahulu, misalnya Gandekan = tempat tinggal gandek-gandek (kurir) dari Sri Sultan, Wirobrajan tempat tinggal prajurit kraton wirobrojo, Pasindenan tempat tinggal pasinden-pasinden (penyanyi-penyanyi) kraton.

Luas Kraton Yogyakarta adalah 14.000 m². Didalamnya terdapat banyak bangunan-bangunan, halaman-halaman dan lapangan-lapangan.

Kita mulai dari halaman kraton ke utara:
1. Kedaton/Prabayeksa 
2. Bangsal Kencana 
3. Regol Danapratapa (pintu gerbang) 
4. Sri Manganti 
5. Regol Srimanganti (pintu gerbang) 
6. Bangsal Ponconiti (dengan halaman Kemandungan) 
7. Regol Brajanala (pintu gerbang) 
8. Siti Inggil 
9. Tarub Agung 
10. Pagelaran (tiangnya berjumlah 64) 
11. Alun-alun Utara dihias dengan 
12. Pasar (Beringharjo) 
13. Kepatihan 
14. Tugu

Angka 64 itu menggambarkan usia Nabi Muhammad 64 tahun Jawa, atau usia 62 tahun Masehi. 
Kalau dari halaman kraton pergi ke selatan maka akan kita lihat: 
15. Regol Kemagangan (pintu gerbang) 
16. Bangsal Kemagangan 
17. Regol Gadungmlati (pintu gerbang) 
18. Bangsal Kemandungan 
19. Regol Kemandungan (pintu gerbang) 
20. Siti Inggil 
21. Alun-alun Selatan 
22. Krapyak

Catatan: 
1. Regol =pintu gerbang 
2. Bangsal =bangunan terbuka 
3. Gedong =bangunan tertutup (berdinding) 
4. Plengkung =pintu gerbang beteng 
5. Selogilang =lantai tinggi dalam sebuah bangsal semacam podium rendah, tempat duduk Sri Sultan atau tempat singgasana Sri Sultan 
6. Tratag =bangunan, biasanya tempat berteduh, beratap anyam-anyaman bamboo dengan tiang-tiang tinggi, tanpa dinding.

Komplek kraton itu dikelilingi oleh sebuah tembok lebar, beteng namanya. Panjangnya 1 km berbentuk empat persegi, tingginya 3,5 m, lebarnya 3 sampai 4 m. di beberapa tempat di beteng itu ada gang atau jalan untuk menyimpan senjata dan amunisi, di ke-empat sudutnya terdapat bastion-bastion dengan lobang-lobang kecil di dindingnya untuk mengintai musuh. Tiga dari bastion-bastion itu sekarang masih dapat dilihat. Beteng itu di sebelah luar di kelilingi oleh parit lebar dan dalam.

Lima buah plengkung atau pintu gerbang dalam beteng menghubungkan komplek kraton dengan dunia luar. Plengkung-plengkung itu adalah: 
1. Plengkung Tarunasura atau plengkung Wijilan di sebelah timur laut. 
2. Plengkung Jogosuro atau Plengkung Ngasem di sebelah Barat daya. 
3. Plengkung Jogoboyo atau Plengkung Tamansari di sebelah barat. 
4. Plengkung Nirboyo atau Plengkung Gading di sebelah selatan. 
5. Plengkung Tambakboyo atau Plengkung Gondomanan di sebelah timur.


SEJARAH 
Pada tahun 1955, perjanjian Giyanti membagi dua kerajaan Mataram menjadi Ksunanan Surakarta dibawah pemerintah Sunan Pakubuwono III dan Kasultanan Ngayogyakarta dibawah pemerintah Pangeran Mangkubumi yang kemudian bergelar Sultan Hamengkubuwono I. Pesanggrahan Ayodya selanjutnya dibangun menjadi Kraton Kasultanan Yogyakarta .

Lebih dari 200 tahun yang lalu, tempat dimana Kraton Yogyakarta sekarang berada merupakan daerah rawa yang dikenal dengan nama Umbul Pachetokan, yang kemudian dibangun menjadi pesanggrahan yang bernama Ayodya. Kraton Yogyakarta menghadap ke arah utara, pada arah poros Utara selatan, antara gunung merapi dan laut selatan. Di dalam balairung kraton, dapat disaksikan adegan pisowanan (persidangan agung) dimana Sri Sultan duduk di singgasana dihadap para pemangku jabatan istana.

Regol Donopratomo yang menghubungkan halaman Sri Manganti dengan halaman inti kraton, dijaga oleh 2 (dua) patung dwarapala yang diberi nama Cingkarabala dan Balaupata, yang melambangkan kepribadian baik manusia, yang selalu menggunakan suara hatinya agar selalu berbuat baik dan melarang perbuatan yang jahat. Di dalam halaman inti kraton, dapat dilihat tempat tinggal Sri Sultan yang biasa digunakan untuk menerima tamu kehormatan dan menyelenggarakan pesta. Di tempat ini juga terdapat keputren atau tempat tinggal putri-putri Sultan yang belum menikah.

Kraton Yogyakarta dibangun pada tahun 1256 atau tahun Jawa 1682, diperingati dengan sebuah condrosengkolo memet di pintu gerbang Kemagangan dan di pintu Gading Mlati, berupa dua ekor naga berlilitan satu sama lainnya. Dalam bahasa jawa : "Dwi naga rasa tunggal" Artinya: Dwi=2, naga=8, rasa=6, tunggal=I, Dibaca dari arah belakang 1682. warna naga hijau, Hijau ialah symbol dari pengharapan.

Disebelah luar dari pintu gerbang itu, di atas tebing tembok kanan-kiri ada hiasan juga terdiri dari dua (2) ekor naga bersiap-siap untuk mempertahankan diri. Dalam bahasa Jawa: "Dwi naga rasa wani", artinya: Dwi=2, naga=8, rasa=6, wani=1 jadi 1682.

Tahunnya sama, tetapi dekorasinya tak sama. Ini tergantung dari arsitektur, tujuan dan sudut yang dihiasinya. Warna naga merah. Merah ialah simbol keberanian. Di halaman Kemegangan ini dahulu diadakan ujian-ujian beladiri memakai tombak antar calon prajurit-prajurit kraton. Mestinya mereka pada waktu itu sedang marah dan berani.

Jam Buka

  • Setiap hari mulai pukul 09.00 -14.00 WIB
  • Kecuali hari Jum’at Kraton hanya buka sampai dengan pukul; 11.00 WIB

Harga Tiket Masuk

  • Turis lokal: Rp 7.000,00 
  • Turis mancanegara: Rp. 12.500,-

 

Fasilitas

  • Pemandu Wisata (dikenakan biaya tambahan)
  • Toilet
  • Toko cinderamata

Kegiatan

  • Pertunjukan Gamelan pada hari senin dan selasa pukul 10.00-12.00 WIB
  • Pertunjukan Wayang Kulit pada hari sabtu pukul 09.00-13.00 WIB
  • Pertunjukan Tarian pada hari minggu dan kamis pukul 19.00-12.00 WIB
  • Pembacaan Puisi pada hari jum’at pukul 10.00-11.30 WIB
  • Pertunjukan Wayang Golek pada hari rabu pukul 09.00-12.00 WIB

Tips dan Trik

  • Jangan melakukan sesuatu yang tidak lazim ketika berada dalam area Kraton.
  • Jangan buang sampah sembarangan.
  • Dari Kraton Yogyakarta anda dapat meneruskan perjalanan wisata anda menuju Museum kereta, Taman Sari, Pasar burung Ngasem dll yang hanya berjarak sekitar satu kilometer (10 menit) dari Kraton.
  • Jika anda kecapekan, pergunakan jasa angkutan becak

 

https://gudeg.net/id/directory/12/61/Kraton-Yogyakarta.html#.VOiZ_ZDZFoM

 

DISKUSI


TERBARU


Ulos Jugia

Oleh Zendratoteam | 14 Dec 2024.
Ulos

ULOS JUGIA Ulos Jugia disebut juga sebagai " Ulos na so ra pipot " atau pinunsaan. Biasanya adalah ulos "Homitan" yang disimp...

Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...