Joda Tat Salah satu jenis masakan berupa kue yang terkenal di Provinsi Bengkulu adalah kue/joda/juada Tat. Yang mana kue ini merupakan salah satu kue khas Bengkulu, pada umumnya kue ini lebih sering ditemui ditengah-tengah masyarakat saat hari raya Idul Fitri. bahan-bahan : 1 kg santan kental 1,5 kg gulpas 200 gr margarin 2 sdt spekuk 2 sdt garam 2sdt vanili 2 sdt soda kue 1/4 sdt pewarna mkanan kuning 3 kg terigu segitiga biru Cara Membuat Kue Tat yang Lembut dan Enak: Masak santan, gulpas, margarin, spekuk, vanili dan garam, kalau suka boleh pakai minyak pisang, pewarna, tak usah sampai terlalu mendidih, kira2 hancur gula. Matikan api masukan soda kue, aduk sampai ada busa, dinginkan. Setelah dingin betul baru diadon dengan terigu, sedikit2, jangan terlalu keras lalu di bentuk. Untuk selainya kayak bikin selai nastar. ...
Beberapa event kecil peragaan busana dengan menggunakan Batik Kaganga diadakan oleh Pemda kabupaten Rejang Lebong untuk mengenalkan batik Kaganga kepada masyarakat, meskipun promosinya hanya setingkat daerah yang diadakan oleh pemerintah daerah yang berkuasa waktu itu. Selain menjadi batik khas daerah, batik ini juga langka karena termasuk batik baru dan motifnya juga masih terbatas. Konsumen Batik Kaganga awalnya adalah masyarakat kelas menengah ke atas, bahkan ada yang menjadikannya sebagai souvenir ke kota lain atau luar negeri. Harganya cukup mahal, karena batik ini dibuat dengan cara tradisional yang dikenal dengan batik tulis. Sayangnya batik Kaganga ini turun pamor ketika dipegang oleh istri para pejabat di Rejang Lebong. Mulanya perkembangannya bagus, beberapa pengrajin dikirim belajar membatik ke Pulau Jawa yang kemudian menerapkan ilmunya di Tanah Rejang untuk membuat batik dengan corak Motif Batik Kaganga. Banyak tercipta bentuk mot...
Tersebutlah Raja Jungur yang arif dan bijaksana dari Tanah Pejang. Ia mempunyai seorang putri cantik jelita bernama Putri Serindu. Sudah lama sang Raja ingin punya menantu. Ketika ditanya, Putri Serindu ingin menikah dengan Raja Tidur, Raja pun mengadakan sayembara. Siapa saja yang bisa tidur paling lama, dialah yang akan dinobatkan sebagai Raja Tidur dan akan menjadi suami Putri Serindu. Banyak orang mengikuti sayembara itu. Di antaranya, Anak Lumang, seorang pemuda yatim piatu pembuat bubu yang tampan. Setiap hari ia membuat bubu dan menjualnya di pasar. Bubu adalah alat untuk menangkap ikan. Anak Lumang ingin mengikuti sayembara itu sambil membuat bubu. Akhirnya, ia akan membuat bubu dulu sebelum mengikuti sayembara itu. Saat perlombaan dimulai, semua peserta mulai memejamkan matanya. Namun, Anak Lumang malah bekerja membuat bubu. Pekerjaannya baru selesai menjelang subuh. Walau tugasnya sudah selesai dan sudah merasa mengantuk, ia tak langsung tidur. Ia membereskan d...
Dahulu kala di kaki sebuah gunung di Bengkulu, hiduplah seorang ibu tua dengan tiga orang putrinya. Suatu hari, ibu tua itu sakit keras. Dukun di desanya mengatakan bahwa ibu tua itu baru akan sembuh jika diobati dengan dedaunan hutan yang dimasak dengan bara gaib di puncak gunung. Bara gaib itu konon dijaga oleh seekor ular gaib yang yang akan memangsa siapa saja yang berani mendekatinya. Di antara ketiga anak ibu tua itu, hanya si bungsu yang berani mengambil bara gaib itu. Esoknya, si bungsu berangkat ke puncak gunung yang sangat menakutkan. Tiba-tiba terdengar gemuruh dan raungan yang amat keras. Bumi bergetar hebat pertanda si ular gaib mencium manusia di dekatnya. Si bungsu sangat ketakutan. Tapi, ia tak sampai hati untuk lari karena ingin mengobati ibunya. Si bungsu mendekati ular gaib untuk meminta sebutir bara gaib. Tanpa diduga, ular gaib itu memberikan bara itu apabila si bungsu mau menjadi istrinya. Si bungsu pun menyanggupinya. Kemudian pulanglah si...
Hikayat Putri Gading Cempaka berasal dari cerita rakyat daerah Bengkulu Utara. Putri Gading Cempaka adalah anak bungsu dari Raja Ratu Agung. Raja Ratu Agung sendiri berasal dari Kerajaan Majapahit. Berdasarkan cerita, Putri Gading Cempaka merupakan leluhur dari raja-raja yang pernah memerintah di Kerajaan Sungai Lemau, Bengkulu Utara. Alkisah pada zaman dahulu, di daerah Bengkulu Tinggi, pernah berdiri sebuah kerajaan bernama Kerajaan Sungai Serut. Ratu Agung, seorang pangeran dari Kerajaan Majapahit, merupakan pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Sungai Serut. Konon, ia merupakan penjelmaan dewa dari Gunung Bungkuk yang bertugas mengatur kehidupan di bumi. Ratu Agung memerintah Kerajaan Sungai Serut dengan arif bijaksana. Ia sangat disegani oleh rakyatnya, meskipun rakyat yang dipimpinnya adalah bangsa Rejang Sawah yang memiliki perawakan tinggi besar. Ratu Agung mempunyai enam orang putra dan seorang putri. Keenam putra Ratu Agung adalah Kelamba Api atau Raden Cili,...
Ular N’Daung adalah seekor ular raksasa yang tinggal di sebuah puncak gunung di daerah Bengkulu. Ular N’Daung itu terkenal buas dan ganas yang akan memangsa siapa saja yang mendekati puncak gunung tersebut. Suatu ketika, seorang gadis cantik memberanikan diri mendekati puncak gunung karena ingin mencari bara gaib untuk mengobati ibunya yang sedang sakit keras. Bagaimana nasib gadis cantik itu selanjutnya? Simak ceritanya dalam Kisah Ular N’Daung berikut ini! * * * Dahulu, di kaki sebuah gunung di daerah Bengkulu, hiduplah seorang janda tua dengan tiga anak gadisnya. Dari ketiga anak gadis tersebut, si Bungsulah yang paling rajin membantu ibu mereka bekerja di ladang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Ia juga yang harus memasak sepulang dari ladang. Sementara itu, kedua kakaknya hanya bermalas-malasan di rumah. Mereka tidak pernah membantu ibu mereka bekerja di ladang. Suatu hari, sang Ibu sakit keras, tidak mau makan dan minum. Melihat kon...
Tameng Bengkulu terbuat dari rotan, bentuk bundar, dengan teknik jalin. Digunakan sebagai alat untuk menangkis serangan senjata tajam bagi laki-laki dewasa. Tameng ini ditemukan di kelurahan Nusa Indah kota Bengkulu beberapa puluh tahun yang lalu. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2015/01/senjata-tradisional-bengkulu/
Tembo Puyang Gindo Lura ~ Asal mula puyang Gindo Lura menurut riwayatnya berasal dari Dusun Rena Panco. Dan beliau ini termasuk keturunan dari keluarga Puyang Darah Manis. Sewaktu beliau berumur dua belas tahun ayah dan ibunya telah meninggal dunia tewas dalam pertempuran di medan peperangan. Oleh karena Gindo Lura ini berjiwa pahlawan maka dia telah bertekad dalam hatinya berjanji untuk membalas peristiwa terbunuhnya orang tuanya, setelah beliau dewasa nanti. Kemudian Gindo Lura ini ingin menuntut ilmu bathin serta ilmu silat agar nantinya dia dapat menjadi orang yang gagah perkasa. Untuk dapat memenuhi hasratnya itu Gindo Lura mendatangi Puyang Rena Kandis. Setelah beliau sampai di rumah Puyang Rena Kandis, beliau bermohon kepada Gindo Lura lalu berkata; "Wahai Tuan Puyang Rena Kandis, aku datang ke sini bukan sembarang datang, melainkan ada keperluan, keperluannya ini adalah bermohon supaya puyang dapat mengajari aku soal ilmu bathin d...
Dusun Air Babatan (Puyang Penjaga Piring) ~ Menurut cerita, di dusun ini asal mulanya ada sebatang kayu, dan kayu ini disebut orang kayu babatan. Kemudian kayu ini oleh rakyat disini dijadikan sebagai salah satu bahan obat, apabila orang sakit demam malaria. Oleh karena dusun ini, dahulu bertambah lama bertambah ramai maka diangkatlah kepala dusun. Setelah diadakan pemilihan ternyata Panjaga Piring yang menang, dan kepala dusun ini disebut Puyang Penjaga Piring. Setelah dia menjadi kepala dusun, maka Puyang Penjaga Piring membuat rumah di atas sebuah bukit yang sangat tinggal dengan dikelilingi sungai yang airnya jernih sekeli, merupakan tempat mandi yang bagus sedangkan di sekeliling rumah Puyang ini sangat terkenal pula dengan keangkerannya di sini banyak setan-setan yang berdiam dan melindungi rumah Puyang Penunggu Piring. Sedangkan Puyang penjaga piring itu terkenal pula dengan kesaktiannya, yaitu beliau dapat membunuh orang dar...