TRADISI yang menjadi budaya bagi petani yakni Maddoja Bine atau ritual sebelum menanam benih masih terjaga di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan (Sulsel). Bahkan ritual yang biasanya dilakukan tersendiri, namun petani yang bermukim di Desa Timusu melakukan ritual tersebut secara bersama-sama dan dikemas dalam acara pesta adat di Lapangan Lagoci, Desa Timusu, Kecamatan Liliriaja, Kabupaten Soppeng, Sulsel, Sabtu (13/8/2016). Kekompakan warga nampak dengan berbondong-bondong membawa ragam makanan dan kue tradisional serta hasil bumi sebagai sajian dalam ritual tersebut. Adapula ritual lainnya yang mengiringi ritual Maddoja Bine di antaranya Mappadendang dan Massure’ yang menceritakan tentang Meong Palo KarellaE merupakan kisah yang juga terdapat dalam naskah La Galigo. “Maddoja Bine merupakan ritual yang dilakukan sejak nenek moyang dahulu dan dilakukan secara turun temurun sampai sekarang,” kata salah satu tokoh masyarakat Desa Timusu, Muhammadiah....
SOPPENG, KOMPAS.com — Kelelawar atau kalong lazimnya dapat ditemui di goa atau hutan lebat yang gelap. Namun, jika Anda berwisata ke Kabupaten Soppeng, Anda dapat melihat kumpulan hewan nokturnal tersebut berkeliaran di pusat kota, Watansoppeng, yang merupakan ibu kota Kabupaten Soppeng. Ribuan kelelawar tersebut bergelantungan di banyak pohon asam sekitar pusat kota. Mereka berkelompok menguasai masing-masing pohon asamnya tanpa canggung oleh lalu lalang kendaraan bermotor dan sibuknya kota. Tak heran, Soppeng dijuluki “Kota Kalong”. Ketika sore hari, kota pun diramaikan dengan suara kelelawar. Mereka bangun dan bersiap untuk melakukan aktivitas pada malam hari. Anda akan melihatnya beterbangan dengan latar matahari terbenam. Uniknya jika diamati, tak ada buah-buahan di sepanjang kota yang dimakan kelelawar. Bahkan, buah asam yang pohonnya menjadi tempat tinggal ribuan kelelawar tesebut seperti tak disentuh para kelelawar. Ada se...
Soppeng - Misteri hilangnya Nurdin (75) di dalam hutan Galimpuae, Desa Pissing, Kecamatan Donri-Donri, Soppeng, Sulsel, menyimpan misteri. Masyarakat Soppeng percaya hutan itu sebagai hutan keramat. Meski korban telah ditemukan pada Rabu (3/1/2018) pagi, cerita dari mulut ke mulut oleh sejumlah warga membuat penasaran. Tokoh masyarakat setempat, Mulyadi, menceritakan lokasi yang disakralkan penduduk tersebut. "Di sana ada kuburan kuno yang dipercaya milik 'dato' setempat. Ada juga sumur kuno besar (Galimpuae), penunggunya wanita cantik, sering dilihat warga," ungkap Mulyadi dengan tenang saat berbincang dengan detikcom , Rabu (3/1). Mulyadi bercerita, dulu di hutan tersebut sudah banyak korban yang hilang. Konon korban hilang karena melihat tanaman cabai yang buahnya besar seperti tanduk kerbau. Bila melihatnya, korban tidak bakal lagi bisa kembali dari dalam hutan. Tidak pula bisa ditemukan meski banyak orang mencarinya. Di lokasi ter...
Merdeka.com - Ragam rupa cara warga memeriahkan peringatan hari jadi kemerdekaan RI. Mulai dari upacara ceremoni bernuansa perjuangan, kemerdekaan hingga permainan-permainan rakyat yang menghibur. Di Kabupaten Gowa, di dua dusun hasil pemekaran yakni Dusun Tama'la'lang Timur dan Tama'la'lang Barat di Desa Tamanyeleng, Kecamatan Barombong atau sekitar 10 kilometer dari Kota Makassar lain lagi. Di sana warganya serentak membuat menu khas di rumah masing-masing dan menyuguhkan ke kerabat yang datang ke rumah. Sukacita saat menyantap bersama menjadi kegembiraan tersendiri saat kerabat kembali ke rumah masing-masing dengan membawa pulang oleh-oleh penganan khas dari pesta rakyat ini. Menu khas yang dimaksud adalah 'kaddo bulo' atau makanan dalam bambu. Proses membuat dan menikmati penganan ini disebut 'akkaddo bulo'. Kaddo bulo berbahan dasar dari nasi ketan baik ketan hitam maupun putih. Dimasukkan dalam seb...
E rang, bocah lelaki berumur 7 tahun, seperti dipaku pada tempatnya berdiri. Rambut halus ditengkuknya meremang. Keringatnya mengucur deras. Tepat didepan matanya. Peristiwa mengerikan terjadi kurang dari selompatan kaki orang dewasa dari tempatnya berdiri. Sosok raksasa setinggi seratus langkah mendengus lencang. Nafas yang keluar dari hidungnya menggoyangkan semak belukar dimana Erang bersembunyi. Mulut raksasa itu mengecap-ngecap. Ia baru saja menelan ibu bapak Erang sekaligus. Purnama hari keempat belas. Dibelahan dunia yang lain sedang bersuka cita memandang keindahan bulan. Tapi disini, disebuah desa tempat keluarga Erang bermukim, purnama sepuluh tahun sekali adalah pertanda malapetaka. Raksasa kejam yang berdiam dihutan menjadikannya jadwal berburu manusia di desa Erang. Erang tak kuasa menahan tangis. Kesedihannya tak tertanggungkan lagi. Ibu bapaknya, belahan jiwanya, telah pergi meninggalkan dirinya. Erang memandang pilu kearah rumahnya. Kondisinya memprihatinkan...
Sawerigading adalah Putra Raja Luwu Batara Lattu’, dari Kerajaan Luwu Purba, Sulawesi Selatan, Indonesia. Dalam bahasa setempat, sawerigading berasal dari dua kata, yaitu sawe yang berarti menetas (lahir), dan ri gading yang berarti di atas bambu betung. Jadi, sawarigading berarti keturunan dari orang yang menetas (lahir) di atas bambu betung. Menurut cerita, ketika Bataraguru (kakek Sawerigading yang merupakan keturunan dewa) pertama kali diturunkan ke bumi, ia ditempatkan di atas bambu betung. Sawerigading mempunyai saudara kembar perempuan yang bernama We Tenriabeng. Namun, sejak kecil hingga dewasa mereka dibesarkan secara terpisah, sehingga mereka tidak saling mengenal. Suatu ketika, saat bertemu dengan adik kandungnya itu, Sawerigading jatuh cinta dan berniat untuk melamarnya. Berhasilkah Sawerigading menikahi We Tenriabeng, saudara kandungnya itu? Kisah selengkapnya dapat Anda ikuti dalam cerita Sawerigading berikut ini. * * * Alkisah, di daerah Luwu, Sulawesi...
Upacara Andingingi adalah ritual yang sangat sakral bagi masyarakat Konjo. Tujuan upacara tersebut adalah untuk memohon keselamatan agar dapat terhindar dari segala bencana alam yang diawali dengan menjaga kelestarian alam terutama keutuhan hutan yang ada di sekitar lingkungan masing-masing. Sikap dan perilaku masyarakat Konjo-Kajang yang menjaga dan melestarikan hutan berdasarkan aturan adat setempat menciptakan kondisi hutan di daerah masyarakat Konjo lebih baik. Selain itu, ada satu upacara pada masyarakat Konjo yang bertujuan untuk melestarikan lingkungan, alam dan keseimbangan manusia dengan alam. Upacara tersebut dalam masyarakat Konjo adalah Upacara Andingingi. Andingingi adalah ritual upacara yang dilaksanakan pada bulan purnama sekitar bulan Januari dan Februari, setahun sekali. Letak upacara Andingingi berada di Pa’rasangang Iraja, tepat berada di Pammotokang Bombonga ri Pattirotiroang. Pada tempat tersebut ada panggung memanjang dengan dihiasi Janur Areng....
Suku To’balo merupakan suku yang berciri berpenampilan pada kulit yang tidak seperti pada masyarakat umumnya mereka mempunyai kulit yang unik dan bercocok tanaman yang berbeda pada masyarakat lainnya. Tubuh yang terlahir pasti akan mempunyai kulit yang belang, bercak itu juga terpampang hampir membentuk segitiga. Oleh karena itu mereka dikenal dengan To’balo, To bermakna orang dan balo bermakna belang, jadi bila diartikan To’balo bermakna manusia belang. Menurut masyarakat sekitar, dikisahkan suatu hari terdapat suatu keluarga yang melihat sepasang kuda belang jantan dan betina yang hendak kawin. mereka bukan hanya menyaksikan, tapi keluarga itu juga menegur dan mengusik tingkah laku kedua kuda itu. Maka sang dewa marah lalu mengutuk keluarga ini berkulit seperti kuda belang. Lantaran malu dengan kondisi dan keadaannya tersebut maka keluarga tersebut mengasingkan diri memilih hidup dipegunungan yang jauh dari keramaia...
Upacara Attahuru Bente , adalah upacara khusus untuk meminta do’a, dengan harapan rezeki dan usaha warga melalui laut (perikanan) dapat bertambah. Untuk melaksanakan rencana upacara tersebut, terlebih dahulu Ammatoa selaku penghulu adat, memanggil para pembantunya. Diantaranya ialah Galla Anjuru , Galla Maleleng dan seorang Sanro /dukun Kampung, yang disebut Gurutta di Lolisang . Kepada Ketiga pemangku adat ini, diminta pendapatnya tentang rencana itu. Setelah terjadi mufakat, ditetapkan pula hari pelaksanaan aknganro - Konjo (meminta do’a). Selanjutnya Ammatoa memerintahkan kepada Galla Puto , sebagai sekretaris adat, untuk mengundang seluruh pemangku adat Kajang untuk bermusyawarah. Kegiatan bermusyawarah untuk membicarakan sesuatu, disebut oleh mereka dengan a’borong’ (berkumpul). Da...