×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Upacara Adat

Provinsi

Sulawesi Selatan

Asal Daerah

Bulukumba

Andingingi

Tanggal 20 May 2018 oleh Rizki Azizah.

Upacara Andingingi adalah ritual yang sangat sakral bagi masyarakat Konjo. Tujuan upacara tersebut adalah untuk memohon keselamatan agar dapat terhindar dari segala bencana alam yang diawali dengan menjaga kelestarian alam terutama keutuhan hutan yang ada di sekitar lingkungan masing-masing.

Sikap dan perilaku masyarakat Konjo-Kajang yang menjaga dan melestarikan hutan berdasarkan aturan adat setempat menciptakan kondisi hutan di daerah masyarakat Konjo lebih baik. Selain itu, ada satu upacara pada masyarakat Konjo yang bertujuan untuk melestarikan lingkungan, alam dan keseimbangan manusia dengan alam. Upacara tersebut dalam masyarakat Konjo adalah Upacara Andingingi.

Andingingi adalah ritual upacara yang dilaksanakan pada bulan purnama sekitar bulan Januari dan Februari, setahun sekali. Letak upacara Andingingi berada di Pa’rasangang Iraja, tepat berada di Pammotokang Bombonga ri Pattirotiroang. Pada tempat tersebut ada panggung memanjang dengan dihiasi Janur Areng.

Awal mula upacara Andingingi, pimpinan adat Ammatoa (Bohe’amma) mengawali dengan Appalenteng Ere yaitu menuang air ke dalam wadah/pasu dengan alas satu pelepah pisang basah, ditambahkan Tobo Rappo / Bunga Pinang yang belum mekar direndam dalam air, lalu ditambah sehelai daun sirih yang telah dilipat dan sebuah Pinang yang diiringi dengan Doa yang dilangsungkan pada malam purnama.

Setelah itu ditutupi dengan daun pisang yang dilapisi kain putih, di atasnya ditaruh Pa’mamang (Talang kecil yang berisi daun sirih dan potongan buah pisang ditutup anyaman yang terbuat dari daun lontar).

Saat matahari naik setinggi ukuran 1½ tombak, para pemangku adat berkumpul di atas panggung untuk melanjutkan upacara Andingingi. Para perempuan sibuk menata/mengatur sesaji Passalama untuk Tu Rie’ A’ra’na dan memanjatkan puji syukur ke-hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa.

Setelah acara passalama selesai dilanjutkan dengan acara Abbe’bese yaitu mengangkat Tobo Rappo yang telah direndam lalu dipercikkan kepada kumpulan orang dan lingkungan sekitar. Acara selesai, warga yang hadir berebut sesaji dan janur untuk dibawa pulang sebagai berkah dan tolak bala.

Dalam melaksanakan upacara Andingigi, ada tiga tingkatan yang harus dilaksanakan yaitu.

  1. Andingingi Sibatu Lino (Andingingi Sejagat). Acara ini dilakukan setiap 10 tahun sekali, digelar di Pa’rasangan Ilau Boronga ri Karanjang. Bertujuan untuk memanjatkan syukur atas karunia hasil bumi yang diberikan oleh Tu Rie A’ra’na.
  2. Andingingi Pattaungan (Andingingi Tahunan). Dilaksanakan setiap tahun untuk mensyukuri atas karunia yang diberikan oleh Tu Rie A’ra’na berupa hasil panen yang dapat mencukupi kebutuhan dalam setahun, kayu-kayuan yang tumbuh subur dan air yang masih mengalir adalah karunia yang tak terhingga. Ritualnya sama dengan Andingingi Sibatu Lino.
  3. Andingingi Batang Kale (Andingingi Keluarga). Acara ini diadakan secara perorangan / per-keluarga oleh masyarakat Adat Ammtoa Kajang karena pertama, berhasil membangun rumah baru, acara ini diadakan oleh pemiliknya. Acara ini dilakukan pada 3 hari setelah rumah tersebut selesai.

Berhasil melakukan pesta adat Kalomba (Pesta Perkawinan), tanpa ada rintangan dan masalah berarti. Andingingi diadakan 1 hari setelah pesta selesai.

Berhasil menyelesaikan prosesi ritual kematian keluarga selama 100 hari yang ditutup dengan acara A’dangan. Andingingi dilaksanakan 3 hari setelah acara A’dangan.

Ketiga acara ini, rangkaian ritualnya dilaksanakan di rumah yang bersangkutan oleh Uragi (orang yang cerdik pandai dalam membuat rumah, dan dapat mengetahui hari baik dan naas).

 

Referensi:

http://www.wacana.co/2014/03/andingingi-upacara-agar-terhindari-bencana-suku-konjo-kajang/

DISKUSI


TERBARU


Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

Refleksi Realit...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Refleksi Keraton Yogyakarta Melalui Perspektif Sosiologis

Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Adanya manusia menjadi penyebab munculnya kebudayaan. Kebudayaan sangat penting dalam k...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...