|
|
|
|
![]() |
6_Mitos Kalelawar Soppeng Tanggal 17 May 2018 oleh adhaagary . |
SOPPENG, KOMPAS.com — Kelelawar atau kalong lazimnya dapat ditemui di goa atau hutan lebat yang gelap. Namun, jika Anda berwisata ke Kabupaten Soppeng, Anda dapat melihat kumpulan hewan nokturnal tersebut berkeliaran di pusat kota, Watansoppeng, yang merupakan ibu kota Kabupaten Soppeng.
Ribuan kelelawar tersebut bergelantungan di banyak pohon asam sekitar pusat kota. Mereka berkelompok menguasai masing-masing pohon asamnya tanpa canggung oleh lalu lalang kendaraan bermotor dan sibuknya kota. Tak heran, Soppeng dijuluki “Kota Kalong”.
Ketika sore hari, kota pun diramaikan dengan suara kelelawar. Mereka bangun dan bersiap untuk melakukan aktivitas pada malam hari. Anda akan melihatnya beterbangan dengan latar matahari terbenam.
Uniknya jika diamati, tak ada buah-buahan di sepanjang kota yang dimakan kelelawar. Bahkan, buah asam yang pohonnya menjadi tempat tinggal ribuan kelelawar tesebut seperti tak disentuh para kelelawar.
Ada sebuah cerita kepercayaan masyarakat Soppeng tentang kelelawar yang memenuhi jantung kotanya tersebut. Kelelawar telah berjanji ratusan tahun yang lalu kepada raja untuk tidak mengganggu masyarakat termasuk memakan buah-buahan milik warga.
“Kalong ini udah ada dari raja Soppeng pertama, Raja Latemmamala, ratusan tahun lalu. Dari sebelumnya konon sudah memenuhi kota, pas ada raja, keluarlah perjanjian antara raja dan kalong,” ujar Bupati Soppeng Andi Kaswari Razak saat mengantar wisatawan ke pohon kelelawar, Rabu (24/11/2016).
Dalam perjanjian tersebut, mereka tidak boleh mengambil buah-buahan di sekitar atau milik rakyat. Kedua, mereka boleh berdiam di kota, tetapi hanya di pohon asam.
Terakhir, raja meminta, jika akan ada bencana, musibah, atau sesuatu yang menuntut rakyat untuk bersiap-siap, mereka diharapkan segera memberi tahu rakyat melalui tanda-tanda alam yang mereka isyaratkan. Perjanjian terakhir ini kerap diwujudkan dengan perilaku kelelawar yang menghilang minimal 24 jam dari pohonnya.
“Jadi, jika kelelawar tersebut tidak kembali ke pohonnya selama 1 x 24 jam, masyarakat harus siap siaga,” ujar Andi Kaswari Razak.
Selain itu, pendatang atau wisatawan yang terkena kotoran kelelawar ketika berada di sekitar pohon asam dipercaya akan mendapat jodoh orang Soppeng. Sayangnya, saat KompasTravel berkunjung, belum ada wisatawan yang terkena kotoran kelelawar. Hal itu diakui memang sangat jarang terjadi.
Hingga kini, perjanjian tersebut masih terjaga dan populasi kelelawar pun masih sangat banyak di tengah kota. Wisatawan dapat menikmati indahnya pemandangan “Kota Kalong” di sepanjang jalan-jalan protokol kota yang terdapat pohon asam besar.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Uniknya Kelelawar Soppeng, Mitos Jodoh hingga Bencana di Kota Kalong", https://travel.kompas.com/read/2016/11/29/100100227/uniknya.kelelawar.soppeng.mitos.jodoh.hingga.bencana.di.kota.kalong.
Penulis : Muhammad Irzal Adikurnia
![]() |
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
![]() |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
![]() |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
![]() |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |