Candi Bacem terletak di Dukuh Cungkup, Desa Bacem, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar. Masyarakat setempat menyebut Candi Bacem dengan nama “Sadran Cungkup”. Sampai sekarang situs ini masih dikeramatkan oleh masyarakat setempat. Candi Bacem sebagian besar terbuat dari bahan batu bata,namun batu-batu tersebut sekarang banyak yang hilang. Ukuran luas Candi Bacem memiliki panjang 19 m, dan lebar 12 m. Situs Candi Bacem sendiri sekarang terdiri dari dua buah bangunan candi. Pada bangunan pertama sebelah utara memiliki ukuran panjang 5,5 m, lebar 5,5 m, dan tinggi 1,5 meter. Pada bangunan kedua yang berada disebelah selatan memiliki panjang 3,5 m, lebar 3,5 m dan tinggi 1,5 m. Dibangunan pertama terdapat puing tiga tingkat anak tangga yang menuju dalam badan candi, anak tangga tersebut berada disebelah barat. Sedangkan bangunan sebelah selatan masih terlihat baik daripada bangunan sebelah utaranya, bagian candi ini masih tampak dengan jelas.Dilihat dari sisa bangunan candi...
Candi Tapan Kecamatan Talun Kabupaten Blitar merupakan salah satu daerah yang banyak memiliki situs peninggalan sejarah. Di daerah Kabupaten Blitar terdapat banyak candi seperti Sawentar, Kotes hingga yang paling terkenal dan menjadi icon Kabupaten Blitar yaitu Candi Penataran. Selain candi-candi yang sudah lama ditemukan itu pada tahun 2010 telah dilakukan penggalian Candi Tapan yang berlokasi di Dusun Bakulan Desa Bendosewu Kecamatan Talun. Nama Candi Tapan itu sendiri berasal dari cerita sejarah bahwa dahulu terdapat orang yang bertapa di candi tersebut. Berdasarkan data pada catatan Situs Tapan benda cagar budaya yang ada antara lain Yoni, Nandi, Arca Dwarapala dapat dipastikan bahwa pendirian Candi pada Situs Tapan dilatarbelakangi oleh agama Hindu karena Nandi adalah binatang yang menjadi kendaraan Dewa Siwa atau biasanya Nandi adalah simbol dari Siwa itu sendiri. Menurut informasi bahwa situs Tapan ini dibangun pada masa Kerajaan Majapahit akhir. Awalnya dae...
Candi Sumberagung, Candi Langgam Jawa Tengahan di Blitar Candi Sumberagung merupakan salah satu candi yang terletak di kaki Gunung Kelud, tepatnya di Desa Sumberagung, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar. Gandusari sendiri merupakan wilayah yang dikenal memiliki banyak situs bersejarah seperti Candi Kotes, Candi Wringin Branjang, Candi Rambut Monte, Candi Sumberagung sendiri, Situs Sukosewu, Situs Gadungan, Situs Slumbung dan masih banyak lagi peninggalan-peninggalan Cagar Budaya lainnya. Menurut catatan sejarah, Candi Sumberagung Blitar ditemukan pada tahun 1983 oleh tim survey Balai Arkeologi Yogjakarta. Ekskavasi kembali dilakukan pada tahun 1984 dan berhasil menemukan dua bangunan candi yang disebutan Candi Sumberagung I dan Candi Sumberagung II. Antara kedua candi ini hanya terpisah jarak 26,5 m saja. Ukuran masing-masing candi adalah 5,5 m x 5,5 m dan 5m x 5m. Posisi candi I terletak di dasar kali putih yang merupakan salah satu kantong lahar Gunung Kelud, sedang...
Arang-Arang Kambang adalah makanan tradisional khas Gresik yang banyak ditemukan saat bulan Ramadhan. Makanan ini merupakan perpaduan tape ketan (hitam, putih, dan hijau), irisan pisang, dam santen. Konon katanya, agar rasanya enak fermentasi tape ketan harus dilakukan oleh perempuan suci atau yang tidak sedang datang bulan. Untuk dapat mencoba makanan ini Anda tidak perlu jauh-jauh ke kota Gresik, Anda juga dapat membuatnya dirumah sendiri. Bahan-Bahan : 500 gr Beras ketan (hitam dan putih) 1 buah ragi tape Pewarna pandan Secukupnya santan hasil parutan kelapa(sesuai selera kental atau tidak) Buah pisang iris sesuai selera 1/4 sdm garam 4 sdm gula pasir (sesuai selera) 2 lembar daun suji Cara membuat : Tape Ketan Cuci bersih beras hitam dan putih, lalu rendam dengan air bersih 2 - 3 jam. Kemudian buang air rendaman dan cuci kembali pada air mengalir. Masukan dalam alat penanak nasi, beri air secukupnya seperti menanak nasi. Untuk sebagian beras warna putih, beri sedikit pewarn...
Jamu kunir madu, merupakan variasi dari jamu kunir asem diperuntukkan untuk anak-anak atau juga bisa orang yang kurang suka dengan rasa asem. Jamu kunir atau kunyit merupakan bagian dari 8 jenis jamu gendong yang memiliki rasa manis-asam. Jamu ini menggambarkan manusia yang baru lahir dalam keadaan fitrah yang terasa manis hingga rasa asam yang menggambarkan masa praremaja, mulai merasakan dunia yang sesungguhnya. Dan kata "kunir" diambil dari resepresntasi warna kulit penduduk indoensia yang berwarna sawo matang atau semu kuning. Jamu kunir madu mudah ditemukan di pasar-pasar tradisional. Untuk versi instant nya mungkin masih belum ada. namun cukup mudah untuk menemukannya di orang yang berjualan jamu di pasar tradisional atau yang berkeliling. Jamu ini memiliki banyak khasiat diantara nya : Mengurangi peradangan Mengurangi resiko kanker Mencegah alzheimer Baik untuk hati Untuk mendapatkan sumber : http://oyinayashi.blogspot.com/2014/08/makna-filosofi-da...
Jamu kunir madu, merupakan variasi dari jamu kunir asem diperuntukkan untuk anak-anak atau juga bisa orang yang kurang suka dengan rasa asem. Jamu kunir atau kunyit merupakan bagian dari 8 jenis jamu gendong yang memiliki rasa manis-asam. Jamu ini menggambarkan manusia yang baru lahir dalam keadaan fitrah yang terasa manis hingga rasa asam yang menggambarkan masa praremaja, mulai merasakan dunia yang sesungguhnya. Dan kata "kunir" diambil dari resepresntasi warna kulit penduduk indoensia yang berwarna sawo matang atau semu kuning. Jamu kunir madu mudah ditemukan di pasar-pasar tradisional. Untuk versi instant nya mungkin masih belum ada. namun cukup mudah untuk menemukannya di orang yang berjualan jamu di pasar tradisional atau yang berkeliling. Jamu ini memiliki banyak khasiat diantara nya : Mengurangi peradangan Mengurangi resiko kanker Mencegah alzheimer Baik untuk hati Untuk mendapatkan berbagai khasiat dari jamu kunir madu ini, tidak susah untuk membuatn...
Apabila kamu berkunjung ke kota Gandrung atau Banyuwangi pada bulan-bulan tertentu, maka sobat IowaJournalist akan dapat menyaksikan yang namanya tradisi khas Suku Osing, nama tradisi tersebut adalah Koloan Selametan. Tradisi khas suku Osing ini akan dilakukan ketika ada anak dari Suku Osing yang akan melakukan khitan atau sunatan. Filosofi dari adanya tradisi ini adalah menggembleng anak Suku Osing agar dapat mempunyai mental yang kuat dan siap untuk di khitan. Tradisi ini pada umumnya dilakukan dengan cara meneteskan darah ayam ke kepala sang anak yang akan di sunat dengan cara disembelih ayamnya. Ayam yang akan dipergunakan untuk ritual ini bukanlah ayam sebarangan. Melainkan ayam jago yang memiliki warna merah dan masih perjaka. Unik bukan? Upacara tradisi ini dapat menjadi jendela baru bagi pengalaman hidupmu karena kamu tidak akan dapat menemukan di kota-kota lainnya sobat Iowa.
Atraksi Sapi Sonok erat kaitannya dengan atraksi Karapan Sapi. Atraksi ini biasanya dilaksanakan sebelum Karapan Sapi dimulai, yaitu dengan mengarak sapi kerap memasuki lapangan dengan mengenakan pakaian/hiasan sapi-sapi yang akan berlomba. Sapi-sapi betina tersebut diberi pakaian berwarna-warni dan gantungan genta di leher sapi berbunyi berdencing-dencing dan diiringi musik sronen, sedangkan sapi berjalan berlenggak-lenggok mengikuti suara alat musik khas Madura tersebut.
Daul dug dug merupakan kesenian yang banyak ditemui di 4 Kabupaten yang ada di Pulau Madura. Daul dug dug sendiri merupakan perpaduan alat musik saronin, kendang, kesrek serta dug dug itu sendiri, yang bentuknya mirip dengan tong, namun dengan bentuk yang lebih besar, yang dimainkan bersamaan oleh para penabuhnya sehingga menimbulkan bunyi yang sangat khas. Selain itu, gerobak atau alat pengangkut daul dug dug sendiri guna mengitari kota dibentuk sedemikian rupa, ada yang berbentuk kereta kencana, bahkan ornamen Buta Kala. Dengan berjalannya waktu, di Kabupaten Sampang terlahir sebuah daul dug dug keni’ atau daul dug dug mini, yang pada awalnya diperuntukkan untuk para anak-anak serta untuk mengenalkan dan memupuk rasa cinta mereka terhadap kesenian dan kebudayaan tradisional.