Jajanan ini sudah saya kenal sejak masa kanak-kanak, kadang dibeli Ibu saya untuk menemani minum teh atau sekedar pengganjal perut di pagi hari. Dijual di sebuah warung yang jaraknya kurang lebih 500 meter dari rumah kami. Letaknya di jalan utama di seberang masjid desa. Layaknya restoran khas desa tempo dulu, letak warung menyatu dengan rumah sang pemilik. Menjual menu khas desa seperti Nasi Pecel, Nasi Tumpang dan berbagai macam jajanan pasar yang dibuat sendiri oleh Bu Koro. Dan tak ketinggalan sediaan kopi hangat mengepul yang dihidangkan sehabis sarapan. Tak heran warung ini sangat populer ibarat cafe untuk kumpul para Bapak2 di pagi hari sambil bertukar cerita sebelum bekerja. Warung sekaligus rumah Bapak dan Ibu Koro juga menyimpan sejarah bagi kami anak-anak yang tinggal di sekitarnya termasuk saya. Waktu itu di usia saya yang masih SD, di pertengahan tahun 70an keluarga yang memiliki televisi bisa dihitung dengan jari tetapi keluarga Pak Koro adalah perkecualian. Belia...
Prasasti Manjusri Prasasti Manjusri merupakan manuskrip yang dipahatkan pada bagian belakang Arca Manjusri, bertarikh 1343, pada awalnya ditempatkan di Candi Jago (sekarang tersimpan di Museum Nasional dengan nomor inventaris D. 214). Candi Jago atau Candi Tumpang atau Candi Jinalaya (pura) merupakan tempat asalnya patung Manjusri ini. Candi tersebut mula-mula didirikan atas perintah raja Kertanagara untuk menghormati ayahandanya, raja Wisnuwardhana yang mangkat pada tahun 1268. Asal Usul Berdasarkan tafsiran Bosch dari tulisan pada prasasti tersebut, kemungkinan Adityawarman mendirikan candi tambahan di lapangan Candi Jago tersebut, atau mungkin pula candi yang didirikan tahun 1280 sudah runtuh dan digantikan dengan candi baru. Tidak adanya sisa-sisa bangunan besar di samping Candi Jago yang sekarang, sehingga menunjukkan penjelasan yang kedua lebih masuk akal. Hal ini didukung pula oleh gaya relief dan ukiran pada candi tersebut, menurut analisis Stutterheim, membuktik...
Prasasti Hara-Hara - Berangka tahun 888 Saka atau 966 M, sayangnya prasasti ini tidak lengkap dan hanya ditemukan satu lempeng saja. - Dikeluarkan oleh Pu Mano - Tempat dikeluarkannya di daerah Hara-Hara - Isinya tentang keterangan pemberian tanah Sima oleh Pu Mano yang telah diwariskan kepada nenek moyangnya yang terletak di desa Hara-Hara di sebelah selatan perumahannya kepada Mpungku di Susuk Pager dan Mpungku di Nairanjana yang bernama Mpu Buddhiwala. Pemberian ini digunakan seabgai tempat mendirikan bangunan suci (kuti). Sebagai sumber pembiayaan pemeliharaan dan biaya upacara di dalam bangunan suci tersebut, ditebuslah sawah yang terletak di senelah selatannya seluas 3 tampah yang telah digadai oleh Mpungku Susuk Pager dan Mpungku di Nairanjana....
sumber foto: memoaremaMendengar “Wisma Tumapel” mungkin Anda akan sedikit merinding, terutama bagi yang pernah berkunjung ke sana. Pasalnya, nama wisma yang sebenarnya ini karena lokasinya yang berada di Jalan Tumapel Nomor 1 Malang ini merupakan bangunan yang tua dan saat ini karena tidak ada yang menghuninya lagi bangunannya pun semakin tak terawat, namun di situ lah daya tarik lokasi ini yang biasanya digunakan untuk pemotretan. Mungkin, di antara Anda pernah mendengar bahwa ada ‘noni-noni Belanda’ yang menghuni sebuah lorong yang ada di Wisma Tumapel ini. Atau bahkan Anda banyak mendengar siapa saja yang menghuni wisma tersebut. Namun, di balik keangkeran tersebut sebenarnya Wisma Tumapel ini pada tahun 2009, semenjak seluruh isinya dikosongkan ada niatan dari pemilik untuk membangun sebuah hotel. Ya, wisma tumapel ini sebenarnya milik Universitas Negeri Malang (UM). Berawal dari tahun 1928, Wisma Tumapel ini mulai dibangun sebagai Hotel Splend...
Tari Gandrung dilakukan sebagai manifestasi rasa syukur rakyat setelah panen. Kata "Gandrung" didefinisikan sebagai "terpesonanya" masyarakat Blambangan (nama lain dari Banyuwangi) agraris untuk Dewi Sri sebagai Dewi Padi dan Sawah serta Dewi Pertanian yang membawa kemakmuran bagi masyarakat. Bahkan, Banyuwangi sering dijuluki Kota Gandrung. Tarian ini dilakukan berpasangan antara wanita (penari gandrung ) dan pria (pemaju) yang dikenal sebagai "paju" . Tari Gandrung dibagi menjadi beberapa tarian, yaitu Jejer Gandrung, Paju Gandrung, Seblang Lukinto, Seblang Subuh, Gandrung Dor, Gandrung Marsan, Gama Gandrung dan Jaripah. Beberapa pembagian tersebut dibagi berdasarkan babak pertunjukan, musik atau yang sifatnya dramatis dan mistis. Dalam pertunjukannya, diiringi dengan musik khas, yaitu Gamelan Osing. Dan Tari Gandrung sering dipentaskan di acara-acara khitanan, pernikahan, pethik laut, tujuh...
Seblang adalah salah satu ritual upacara masyarakat Osing berbalut mistis yang cuman bisa dijumpai di dua desa dalam lingkungan Kecamatan Glagah, Banyuwangi, yaitu Desa Bakungan dan Desa Olehsari. Seni tari ini melambangkan kesakralan, ritual pertemuan dua dunia, sebagai rasa syukur dan untuk keperluan bersih desa sebagai permohonan tolak bala supaya desa tetap dalam keadaan aman, damai serta tentram. Tari Seblang ini sebenarnya merupakan tradisi yang begitu tua, hingga sulit dilacak asal-usulnya. Namun, sejak tahun 1639, masyarakat di Desa Bakungan sudah menggelar tradisi Seblang. Di arena tempat diadakannya ritual Seblang ada amben untuk menaruh boneka nini towok, bunga-bunga, hiasan (janur, padi dan tebu) sampai sesajen. Hiasan padi, tebu dan tanaman pangan lainnya melambangkan kesuburan yang patut disyukuri. Boneka nini towok, dalam beberapa kepercayaan di Jawa merupakan simbol padi dan kesuburan. Di kanan-kiri&nbs...
Wayang ini terbuat dari kayu (entah itu kayu mentaos, pinus atau waru) layaknya Wayang Golek dari Tanah Sunda, namun Wayang Timplong cuman dibuat nampak samping seperti Wayang Kulit, berbeda dengan Wayang Golek yang dibuat secara menyeluruh. Kesenian tradisional Wayang Timplong, menurut historinya dimulai dari Dusun Kedung Bajul, Desa Jetis, Sub-Distrik Pace, Nganjuk sejak tahun 1910. Instrumen gamelannya yang digunakan untuk musik pengiring juga begitu sederhana, cuman terdiri dari Gambang yang terbuat dari bambu atau kayu, kempul, kendang dan ketuk kenong. Seni dan budaya kita memang sangat banyak, ya. Yuk, kita jaga dan lestarikan terus kesenian-kesenian tersebut. Karena bagaimana pun kesenian tersebut juga bagian dari karakter bangsa kita. Sumber : https://www.idntimes.com/hype/fun-fact/riyan-sumarno/6-kesenian-jawa-timur-c1c2/full
Seorang perempuan setengah baya menggunakan kerudung terlihat menata beberapa bunga diatas nampan yang diletakkan di atas lantai. Dia juga menyiapkan beberapa "colok" yang terbuat dari bambu, dibalut dengan kemiri yang dihaluskan dan dicampur dengan minyak. Nantinya saat Saulak dimulai, colok akan dibakar. Perempuan yang bernama Lilik Dahlia disebut Passili yang akan memimpin upacara adat Saulak di kalangan Suku Mandar yang tinggal di Banyuwangi . "Menjadi Passili adalah keturunan. Dulu ibu saya sekarang saya," kata Lilik. adat Saulak harus dilakukan kepada pasangan yang akan menikah yang salah satunya adalah keturunan suku Mandar. Sebelum Saulak dimulai, keluarga calon mempelai akan membuat lingkaran dan beberapa sesaji disiapkan antara lain bunga tiga rupa, "colok" yang telah dibakar, tumpukan baju serta tumpeng kecil dengan pisang yang diletakkan di nampan. sesaji tersebut termasuk beberapa jenis minyak yang digunakan harus dibuat oleh perempuan yang sudah menapo...
Upacara bersih desa merupakan salah satu warisan budaya lokal yang perlu dilestarikan, dan masyarakat desa di lereng Gunung Bromo ini telah membuktikannya. Hal tersebut memang perlu, sehingga masyarakat tetap dapat menangkap semangat kebersamaan dan gotong-royong, serta rasa peduli dengan budaya sendiri tanpa harus mengorbankan keyakinan yang mereka anut. Lokasi Tradisi Bersih Desa Desa Pusungmalang termasuk wilayah Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan, terletak di lereng Gunung Penanjakan salah satu anak Gunung Bromo. Dari kota Pasuruan menuju ke desa tersebut akan melewati beberapa desa antara lain, desa Gondangwetan, desa Pasrepan, desa Puspo dan kemudian naik menelusuri bukit-bukit yang ber kelok-kelok dan terjal kurang lebih selama dua jam perjalanan, barulah sampai ke Desa Pusungmalang ini. Desa Pusungmalang terdiri atas lima Dusun yaitu: Dusun Mangu, Wonogriyo, Kenongo, Jagungsromo, dan Dusun Pusungmalang. Tim Balai Arkeologi Yogyakarta sudah empat tahap (sa...