Makanan Minuman
Makanan Minuman
Makanan Jawa Timur Jatim
Kue Utri Nangka
- 3 Januari 2019

Jajanan ini sudah saya kenal sejak masa kanak-kanak, kadang dibeli Ibu saya untuk menemani minum teh atau sekedar pengganjal perut di pagi hari. Dijual di sebuah warung yang jaraknya kurang lebih 500 meter dari rumah kami. Letaknya di jalan utama di seberang masjid desa. Layaknya restoran khas desa tempo dulu, letak warung menyatu dengan rumah sang pemilik. Menjual menu khas desa seperti Nasi Pecel, Nasi Tumpang dan berbagai macam jajanan pasar yang dibuat sendiri oleh Bu Koro. Dan tak ketinggalan sediaan kopi hangat mengepul yang dihidangkan sehabis sarapan. Tak heran warung ini sangat populer ibarat cafe untuk kumpul para Bapak2 di pagi hari sambil bertukar cerita sebelum bekerja.

Warung sekaligus rumah Bapak dan Ibu Koro juga menyimpan sejarah bagi kami anak-anak yang tinggal di sekitarnya termasuk saya. Waktu itu di usia saya yang masih SD, di pertengahan tahun 70an keluarga yang memiliki televisi bisa dihitung dengan jari tetapi keluarga Pak Koro adalah perkecualian. Beliau memiliki TV hitam putih ukuran 17 inci, dengan model lama yang dikemas dalam lemari kayu berkaki empat, dengan 2 penutup pintu yang bisa digeser ke arah kiri dan kanan seperti miniatur pintu ruko.

Dengan kebaikannya keluarga Pak Koro memperbolehkan kami anak2 tetangga setiap hari untuk melihat siaran dari chanel TVRI, satu2nya chanel yang ada waktu itu. Dan dengan semangat kami anak2 selalu hadir di sore hari dan tertawa terbahak-bahak setiap kali melihat acara iklan "Sarana Niaga" yang sedang menayangkan merek penyedap Ajinomoto dengan adegan pelawak Bagiyo dan Mak Wok yang lucu saat kehilangan sanggulnya yang copot. Kebahagiaan sejati anak-anak dalam keterbatasan!

Sayang warung Pak Koro sudah tak eksis lagi sejak Bu Koro berpulang dan tak ada penerusnya. Tapi kenangannya tak akan pernah saya lupakan dan terus mengendap, menimbulkan perasaan bahagia sekaligus haru setiap saya pulang kampung dan melihat bekas bangunan yang tak lagi berwujud.

Sebagai kompensasi untuk menggali kenangan masa kecil, saya bikin Kue Utri ini sebagai tribut kecil untuk Bapak dan Ibu Koro, terima kasih telah memberikan kenangan indah dalam perjalanan hidup kami. Catatan: Resep hanya berdasarkan reka-reka dan ingatan akan cita rasa yang masih bisa saya kumpulkan. Maaf kalau ada kekurangan. Semoga sesuai dengan selera anda.

Cara Membuat:

  1. Iris atau sisir halus gula kelapa. Jika gula agak keras dan susah larut, silahkan diblender dengan tambahan sedikit santan menjadi larutan gula kental. Sisihkan.
  2. Campur tepung beras, tepung tapioka dan garam di dalam mangkok atau gelas ukur yang agak besar.
  3. Tambahkan gula sisir atau larutan gula ke dalam mangkok.
  4. Tambahkan santan sedikit demi sedikit dan aduk hingga menjadi adonan yang rata.
  5. Cicipi adonan, jika perlu tambahkan gula pasir secukunya jika menurut anda kurang manis.
  6. Masukkan larutan tepung ke dalam panci perebus. Jika perlu saring dengan saringan halus jika adonan masih berbutir-butir tidak rata. Tambahkan daun pandan (jika ada).Sisihkan.
  7. (Adonan akan kelihatan sangat encer menyerupai konsistensi santan kental, tapi jangan kuatir, adonan akan mengental begitu dipanaskan).
  8. Potong-potong daging nangka sesuai selera. Sisihkan.
  9. Panaskan larutan tepung dengan suhu kecil-sedang (sekitar skala 4 dari 9,)sambil diaduk terus menerus.
  10. (Tips Penting: Jangan memasak dengan api besar atau meninggalkan adonan barang sejenak selama proses pemanasan dan pengadukan, jika terlewat sebentar saja adonan akan bergumpal2 tidak karuan!!
  11. Di awal proses pemanasan, adonan seperti bergumpal kecil2 dan matang tidak merata, abaikan dan aduk terus lama2 adonan akan halus dengan sendirinya)
  12. Masak sampai membentuk adonan yang matang, kental dan halus menyerupai adonan bubur sumsum. Angkat dari api.
  13. (Adonan sudah matang jika anda sendok adonan dari dasar panci, dasar panci akan licin dan adonan tidak meninggalkan bekas).
  14. Masukkan potongan nangka ke dalam adonan dan aduk rata. Sisihkan sebagian potongan nangka untuk topping saat membungkus (optional).
  15. Siapkan sepotong daun pisang. Beri 3-4 sdm adonan di tengah2 daun, beri toping kurang lebih 3-4 potongan nangka.
  16. Bungkus bentuk tum dengan langkah2 sesuai dalam gambar. Lakukan sampai adonan habis.
  17. Kukus dalam dandang selama 30 menit sejak uap air mendesis.
  18. Sajikan panas atau dingin sesuai selera.

 

Catatan & Tips :

  1. Daun pisang segar mudah sobek saat dilipat. Jika perlu lemaskan daun pisang dalam air mendidih atau letakkan di atas panci pengukus supaya lebih mudah dilipat sekaligus mencegah kebocoran.
  2. Kesalahan fatal yg sering terjadi saat membuat adonan adalah TIDAK SABAR dan mau cepat2 matang dengan memasak adonan langsung dengan api besar. Hasilnya adonan langsung bergumpal-gumpal tak karuan.
  3. Jika anda sudah memakai cara yang benar tapi hasilnya meleset karena faktor lain jangan langsung panik!! Selamatkan adonan anda dengan cara: Angkat segera dari api, beri air hangat untuk mengencerkan adonan, aduk2 adonan dengan gerakan memutar sendok spatula sekuat dan secepat mungkin sampai adonan agak rata, tambahkan 1 sdm mentega atau margarine dan panaskan kembali.

sumber :http://www.lestariweb.com/Indonesia/KueUtriNangka.php

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Prajurit pemanah kasultanan kasepuhan cirebon di festival keraton nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU