Tari daerah jambi yang sering digunakannsebagai tari penyambutan
SEKATO, merupakan sebuah karya tari baru yang berangkat dari ragam gerak dasar tari daerah Jambi. Kehadiran tari Sekato ini merupakan suatu jalan dalam upaya untuk menambah perbendaharaan tari daerah Jambi. Tari ini adalah hasil dari kegiatan pengolahan tari yang dilaksanakan pada tahun 1992. Tari ini ditata oleh Sri Purnama Syam. Dalam penampilannya dibawakan oleh 8 penari yang terdiri dari 4 orang penari putra dan 4 orang penari putri. Tari ini menggunakan properti Kipas dan Payung dimana peggunaan Kipas dan Payung selain sebagai penghias juga mengandung arti untuk senjata dan perlindungan diri. Beberapa ragam gerak yang dominan dalam tari ini antara lain adalah gerak lenggang, langkah tigo, langkah tak jadi, buka ayun kipas. Tari ini telah dipentaskan di Taman Budaya Provinsi Jambi. Tari ini menggambarkan pasangan muda-¬mudi yang sedang memadu kasih, mereka bergembira bersama dan menari sebagai ungkapan dari rasa kebersamaan. Musik pen...
Tari selampit delapan merupakan tari tradisional yang berasal dari Provinsi Jambi. Tari ini pertama kali diperkenalkan oleh M. Ceylon ketika bertugas pada Dinas Kebudayaan Provinsi Jambi pada tahun 1970-an. Pria kelahiran Padang Sidempuan 7 Juli 1941 ini memiliki bakat yang luar biasa dalam bidang kesenian, terutama seni tari. Sebagai pribadi yang baik, ramah, dan enerjik membuat dia mudah beradaptasi dengan budaya dan lingkungan setempat. Aktivitasnya yang lebih banyak bergulat dalam bidang kebudayaan menjadikan dirinya berhasil menangkap pesan terdalam dari pergaulan masyarakat yang kemudian diolah menjadi sebuah karya seni bernama Tari Selampit Delapan. Dalam perkembangannya, tari tersebut kemudian ditetapkan menjadi salah satu tarian khas Provinsi Jambi. Oleh M. Ceylon, Tari Selampit pertama kali diperkenalkan untuk merekatkan hubungan pergaulan antarpemuda. Melalui media tari, suasana keakraban antarpemuda dapat terbangun dengan baik. Setiap gerak dalam tari ini menggambarkan...
Membentang dari barat ke timur di tepian Sungai Batang Hari, situs ini belasan kali lebih luas dari Candi Borobudur, dan dianggap sebagai yang terluas di Indonesia. Kompleks percandian ini diperkirakan didirikan antara abad 4 hingga 11, dan diyakini sebagai salah satu pusat pengembangan Agama Buddha di masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya. Diperkirakan terdapat minimal 80 reruntuhan bangunan kuno di mana sembilan di antaranya telah dibuka dan dilakukan pelestarian secara intensif, antara lain Candi Vando Astano, Candi Gumpung, Candi Tinggi, Candi Kembar Batu, Candi Gedong 1, Candi Gedong 2, dan kolam Talaga Rajo. Selain itu juga terdapat kanal-kanal yua yang mengelilingi kompleks ini. Legenda Kompleks Candi Muaro Jambi. Dahulu kala, Raja Datuk Paduka Berhala diminta oleh Putri Pinang Masak untuk membuat kompleks candi setinggi langit dalam semalam. Kesal karena gagal, raja menendang candi hingga berserakan dan membentuk candi-candi kecil. Festival Muaro Jambi Dengan makin ra...
Kawasan Candi Muaro Jambi merupakan kompleks warisan peninggalan yang terletak di tepi aliran Sungai Batanghari, Jambi, yang merupakan sungai terpanjang di Sumatera, berhulu di Pegunungan Bukit Barisan dan bermuara di pantai timur Jambi. Luas kawasan percandian Muaro Jambi adalah sekitar 3.981 Hektar, tertetak 01° 26' 25" LS,- 01° 30' 22,4" LS dan 103° 37' 23,7" BT, 103° 42' 45,4" BT. Di dalam kawasan itu terdapat banyak sekali candi-candi, sehinga sering disebut gugus candi Muaro Jambi. Hasil penelitian arkeologi yang dipadukan dengan bidang ilmu geografi dan geologi memberi informasi, bahwa Kawasan Cagar Budaya Muarajambi merupakan dataran tanggul alam kuno yang dikelilingi sungai-sungai kuno yang melingkari daratan tempat berdirinya bangunan-bangunan candi. Hasil penelitian ini juga menjadi dasar tentang perlunya pelestarian di Kawasan cagar budaya Muarajambi. Dimulai dari pekerjaan clearing yang sudah dilakukan sejak tahun 197...