Ritual
Ritual
Upacara adat Jambi Jambi
Upacara Lingkaran Hidup Manusia

Upacara Lingkaran Hidup Manusia

Upacara ini mulai dilaksanakan dari kelahiran manusia sampai dengan masa kematian. Tiap tahapan hidup ini diadakan upacara adat yang berbeda. Sacara umum penyelenggaraan upacara adat ini terbagi atas upacara masa kehamilan, kelahiran, dewasa, perkawinan, dan masa kematian.
 
Pada masa kehamilan ada upacara Menuak/ Nuak. Upacara ini dilaksanakan saat usia kehamilan mencapai tujuh bulan. Upacara Menuak merupakan bentuk pemberitahuan resmi keluarga kepada dukun agar pada saat melahirkan dukun siap memberi pertolongan. Saat kelahiran tiba, dukun segera membantu kelahiran. Dukun wanita menyambut kelahiran bayi, sedangkan dukun pria di balik pembatas membaca mantra agar proses melahirkan berjalan lancar. Upacara ini disebut Menyambut
 
Tujuh hari kemudian diadakan upacara Mandi Kayik yaitu upacara memandikan bayi ke sungai. Pada saat bersamaan dilaksanakan upacara pemberian nama. Upacara Potong Rambut dilangsungkan saat bayi berumur 40 hari. Upacara ini dilakukan oleh para alim ulama dan tua-tua tenggani. Pada usia tersebut juga dilaksanakan upacara Basuh Tangan yang bertujuan agar anak dikaruniai sifat-sifat baik.
 
gambar upacara adat jambi
 
Saat anak menginjak usia dewasa dilakukan pula upacara adat. Bagi anak laki-laki yang telah berumur 6-10 tahun diadakan upacara  Khitanan. Upacara yang juga disebut Sunat Rasul anak berendam separuh badan selama satu jam ini dilakukan oleh dukun khitan. Sebelum dikhitan, Dukun menggunakan sebilah sembilu dan obat dan ramuan alami untuk melakukan proses khitan. Khitan merupakan tanda pendewasaan atau pengislaman. Pada usia yang sama seorang wanita melakukan upacara Batindik yaitu upacara melubangi daun telinga. upacara ini biasanya dilaksanakan bersamaan dengan tradisi Khatam Alquran.
 
Saat anak sudah dewasa, yang berarti sudah menjadi seorang pemuda (bujang) dan pemudi (gadis), akan menjalani kehidupan selanjutnya. Masa perkawinan adalah tingkatan berikutnya. Namun, sebelumnya akan didahului dengan rangkaian upacara adat setempat. Diawali dengan berserambahan yang menjadi ajang pertemuan antara pemuda dan pemudi. Dalam acara ini para bujang dan gadis akan memperlihatkan keahlian berpantun yang dinamakan seloka muda. Dari sinilah seorang pemuda atau pemudi menentukan pilihannya. Setelah terjadi kesepakatan untuk hidup bersama, dilanjutkan tahap berikutnya.
 
Ada lima tahap upacara adat yang dilalui oleh seorang muda mudi sejak perkenalan sampai tahap perkawinan. Tahap upacara tersebut sebagai berikut
 
  1. Berusik sirih bergurau pinang merupakan tahapan menjajaki perasaan tiap-tiap pihak untuk melanjutkan hubungan ke pernikahan. Pihak pemuda berkunjung ke pihak gadis. Keluarga pemuda diterima jika disuguhi sirih lengkap dalam cerana dan sajian makanan lainnya. Dalam pembicaraan diawali dengan berbalas pantun. Apabila terjadi kesepakatan, dilanjutkan dengan tukar-menukar tando berupa cincin atau kain. '
  2. Duduk bertuik tegak bertanyo merupakan tahapan mengetahui perihal si gadis seperti silsilah, budi pekerti, sopan santun, pergaulan, dan pendidikan. Hal ini sangat penting bagi orang tua kedua belah pihak untuk mengambil menantu. Keterangan ini diperoleh dengan bertanya kepada pihak keluarga atau para tetangga.
  3. Ikatan buatan janji semayo merupakan musyawarah resmi antara kedua belah keluarga. Dalam acara yang Juga dihadiri tokoh alim ulama, tokoh adat, ninik mamak, dan para kerabat ini membicarakan waktu pertunangan dan perkawinan.
  4. Ulur antarserah terimo pusako merupakan upacara di mana pihak laki-laki menepati janji dengan mengantar barang-barang ke rumah gadis. Barang-barang ini diterima oleh ninik mamak keluarga gadis. Barang-barang yang diserahkan berupa emas, selaras bedil, tujuh ekor ayam, sebatang tombak, seekor kerbau, dan pakaian lengkap yang jumlahnya serbadua.
  5. Sedekah labuh merupakan inti dari upacara perkawinan. Upacara perkawinan ini diresmikan dengan akad nikah dan akad kabul di hadapan seorang pemuka agama atau penghulu. Kemudian, pengantin yang berpakaian adat kebesaran duduk di pelaminan. Pesta perkawinan dimeriahkan dengan berbagai kesenian tradisional seperti tari-tari, pantun, dan permainan tradisional.

 

Keesokan harinya pengantin melakukan mandi bersiram dan dilanjutkan dengan makan bersuap-suapan. Upacara ini berlangsung berulang-ulang sampai malam penutup yang disebut malam bersuluh. Upacara Malam Bersuluh biasanya jatuh pada hari ketiga usai peresmian perkawinan. Rangkaian upacara ini ditutup saat kedua pengantin baru bersujud kepada kedua orang tua mempelai utuk memohon doa restu.
 
Kehidupan terus berlanjut sampai kematian datang menjemput. Pada tradisi masyarakat Jambi, saat manusia menghadapi masa kritisnya yaitu menjelang kematian perlu dilakukan usaha memperteguh iman. Usaha ini dilakukan dengan pengucapan mantra-mantra oleh dukun. Bagi yang menganut agama Islam dilakukan dengan pembacaan bardah dan Surah Yasin. Hal ini dilakukan agar dapat membuat tenang bagi orang yang menghadapi kematian. Rangkaian upacara kematian bagi yang beragama Islam meliputi memandikan, mengafani, menyalatkan, dan mengubur jenazah. Malam harinya diadakan pengajian dan tahlil selama tiga atau tujuh malam. Hari ketujuh diadakan upacara Naik Tanah yaitu memperbaiki tanah pekuburan. Rangkaian upacara kematian ditutup dengan makan bersama (sedekah selamatan).
 
 
 
sumber: https://www.senibudayaku.com/2017/11/upacara-adat-jambi.html
 
#OSKMITB2018

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline