Kaos kaligrafi aksara jawa bentuk candi bertuliskan “Memayu hayuning bawana” yang maknanya kurang lebih “Memakmurkan bumi” . Memayu hayuning bawana adalah filosofi atau nilai luhur tentang kehidupan dari kebudayaan Jawa. Memayu hanuning bawana jika diartikan dalam bahasa Indonesia menjadi memperindah keindahan dunia. Orang jawa memandang konsep ini tidak hanya sebagai falsafah hidup namun juga sebagai pekerti yang harus dimiliki setiap orang. Filosofi memayu hayuning bawana juga kental terasa dalam ajaran kejawen. Memayu Hayuning Bawana memiliki relevansi dengan wawasan kosmologi Jawa atau kosmologi kejawen. Kejawen memiliki wawasan kosmos yang tidak lain sebagai perwujudan konsep memayu hayuning bawana . Memayu hayunig bawana adalah ihwal space culture atau ruang budaya dan sekaligus spiritual culture atau spiritualitas budaya. Dipandang dari sisi space culture , ungkapan ini memuat serentetan ruang atau bawana . Bawan...
Aksara Jawa pada Kaos kaligrafijawa model kufi bertuliskan “Aja Dumeh” yang artinya “Jangan mentang-mentang”. Dalam budaya Jawa ada nasehat bijak: Aja Dumeh.. Aja dumeh sugih Aja Dumeh kuwasa Aja Dumeh akeh balane Aja dumeh ayu Aja dumeh bagus Aja dumeh pinter Mengajarkan orang Jawa agar selalu rendah hati. Salam aksara Jawa kaligrafijawa.com
Cara pasang font aksara Jawa unicode pada android tanpa root Aksara Jawa merupakan warisan leluhur berupa budaya tulis menulis. Sekarang budaya tulis menulis itu akan tetap lestari bahkan berkembang karena sudah bisa tampil di android sehingga bisa digunakan untuk saling berkirim pesan baik lewat sms, bbm, whatsup, telegram, line maupun media sosial lainnya. Cara pasang font aksara Jawa pada android tanpa root agar HP bisa menampilkan aksara Jawa serta cara pasang keyboard aksara Jawa, silakan kesini Salam Aksara jawa http://www.kaligrafijawa.com
Paribasan Jawa adalah warisan budaya yang berupa nasehat-nasehat atau pitutur yang sarat dengan nilai-nilai bijak. Silakan kunjungi ke sini Salam Aksara Jawa http://www.kaligrafijawa.com
Aksara Jawa merupakan hasil revolusi bentuk dan tatatulis serta fungsi dari aksara Kawi. Alih pusat budaya dari Majapahit ke Demak berpengaruh juga kepada perubahan yang besar-besaran juga terhadap aksara. Salam Aksara jawa http://www.kaligrafijawa.com http://iqrahanacaraka.com
Rujak nangka rujake para sarjana , aja ngaya dimen lestari widhadha (Rujak nangka rujaknya para sarjana, jangan berebihan jika ingin hidup lestari dan selamat) Kutipan berikut adalah salah satu parikan 1 yang mengiringi tari Sekar Pudyastuti, sebuah tarian yang ditampilkan dalam pembukaan Lawatan Sejarah Nasional. Tarian tersebut merupakan salah satu tari klasik asal Yogyakarta. Seperti pada kutipan diatas, tarian ini sarat akan rasa syukur terhadap Tuhan. Gerak lemah lembut, tenang dan anggun adalah salah satu bentuk pujian untuk Sang Pencipta. Penamaan “Sekar Pudyastuti” tentu memiliki arti tersendiri. Secara etimologi, sekar artinya bunga dan Pudyastuti dapat diartikan memuja dan memuji. Dalam budaya Jawa konteks sekar juga dapat digambarkan untuk seorang gadis yang beranjak dewasa. Oleh karena itu tari ini dibawakan oleh sekelompok perempuan yang masih gadis. Selain itu, tari Sekar Pudyastuti biasanya ditampilkan untuk penyambutan tamu kar...
Setiap bahasa kerap mengalami distorsi makna seiring bergulirnya jaman. Hal semacam ini terjadi pada istilah angkringan. Semula, angkringan, yang berasal dari kata bahasa Jawa, angkring, diartikan sebagai duduk santai. Namun, kini, kata yang sama segera diasosiasikan pada gerobok dorong yang menjual aneka macam makanan dan minuman di Jogjakarta (juga Jawa Tengah). Pada umumnya, di atas gerobak angkringan akan selalu terlihat beragam sajian masakan. Sebut saja nasi kucing, kepala ayam, ceker, sate usus ayam, sate keong, telur puyuh yang diatur seperti sate, gulai kulit ayam, pecel, dan oseng-oseng kacang panjang. Sebagai pendamping, tak ketinggalan pula goreng tahu, tempe, gambus, telo (ubi), bakwan, dan pisang. Namun, darimana kebiasaan ini bermula? Adalah Mbah Pairo, seorang warga Klaten, yang memperkenalkan budaya makan di angkringan ini. Ia melakukannya pada tahun 1950-an di Jogjakarta. Tak begitu pasti bagaimana Pairo melakukan hal tersebut. Nasi Kucing adalah kuliner yang p...
Bakpia kudapan khas Yogyakarta asalnya dari negeri Tiongkok, Tou Luk Pia yang berarti kue pia kacang hijau. Tapi ada juga yang menyebutkan bahwa Bakpia berasal dari kata “Bak” dan “Pia”, Bak artinya daging babi dan Pia adalah kue yang terbuat dari tepung. Jadi secara harafiah, bakpia adalah kue tepung berisi daging babi. Di Yogyakarta mayoritas penduduknya Muslim yang mengharamkan daging babi, akhirnya daging yang semula melekat pada bakpia diganti kacang hijau yang menyehatkan dan harganya murah pada saat itu. Kwik Sun Kwok adalah yang berjasa dalam dunia bakpia. Berkat keuletannya, bakpia mulai dapat berakulturasi dengan budaya Jawa. Ia lah yang mencetuskan ide pertama kali untuk mengganti isi bakpia dari daging menjadi kacang hijau. Pada tahun 1948, ia mulai menjajakan bakpia buatannya ke kampung-kampung di Yogyakarta. Ia menjual bakpianya tidak dengan kardus seperti sekarang tapi hanya dengan besek tanpa label. Bakpia terbuat dari te...
Mendengar nama Kotagede Yogyakarta, mengingatkan bahwa tempat itu adalah kota Mataram Kuno yang kini diperlakukan sebagai salah satu heritage Yogyakarta. Di situ budaya kuliner Mataram masih ada jejaknya, anatar lain melalui makanan kecil bernama Kipo. Sering diplesetkan orang Jogja menjadi “ iki opo?” (apakah ini?). Berawal dari kesulitan memberi nama makanan yang diolah oleh Mbah Mangun Irono ini, kini Kipo semakin digemari. Pada saat Mbah Mangun menjual makanan olahannya ini di pasar, banyak pedagang lain dan pembeli yang menanyakan padanya “iki opo?”, Mbah Mangun yang juga tidak tahu nama makanannya hanya menjawab sekenanya saja, yakni kipo. Bentuknya kecil, pas sekali masuk mulut untuk dikunyah dan ditelan. Terbuat dari tepung ketan, gula dan kelapa, bahan yang secara tradisi menjadi santapan masyarakat. Kue ini berwarna hijau, warna alami dari daun pandan atau suji. Dibuat satu per satu, diisi enten-enten kelapa, lalu dilipat...