Palembang merupakan ibukota dari Sumatera Selatan yang tentunya memiliki bekas jejak persinggahan Tionghoa. Hal ini dapat dilihat dari berbagai macam peninggalan yang tidak lepas dari campur tangan peradaban Tionghoa. Salah satunya adalah keberadaan Masjid Al Islam Muhammad Cheng Hoo Sriwijaya Palembang yang biasanya hanya disebut sebagai Masjid Cheng Hoo. Munculnya Masjid Cheng Hoo ini tak dapat dipisahkan dari kebadaan Laksamana Cheng Ho, seorang laksamana Tiongkok. Nama aslinya adalah Ma He, juga dikenal dengan sebutan Ma Sanbao, berasal dari Provinsi Yunnan. Cheng Ho adalah seorang kasim Muslim yang merupakan kepercayaan Kaisar Yongle dari Tiongkok, Dinasti Ming. Selama melakukan pelayaran, Cheng Ho sempat tiga kali datang ke Palembang. Menurut masyarakat sekitar, pembangunan Masjid Cheng Hoo yang merupakan perpaduan unsur Cina, Melayu, Nusantara dan Arab menelan biaya hingga 4 miliar rupiah. Disini terdapat tempat pendidikan Al-Quran untuk anak-anak secar...
Lakuer atau leker adalah Kerajinan khas Palembang dalam bentuk alat-alat rumah tangga mulai dari meja, kursi, lemari sampai hiasan dinding. Lakuer adalah kerajinan yg berbahan dasar kayu dan getah sebagai pelapis benda tersebut. Getah yg dipakai pada kerajinan lakuer adalah getah/damar yg dihasilkan oleh sejenis serangga ( Laccifer lacca ).Di Sumatra Selatan pohon tumbuhan tempat bertenggernya serangga ini dikenal dengan nama pohon kemalo. Orang-orang Palembang menyebut Mebel ini Rek atau Lakuer, karena warnanya yang kuning berkilau. Warna-warna Lakuer seperti ini akibat dari pengaruh budaya Tionghoa pada zaman dahulu. Mabel Lakuer menggunakan 3 Warna yang berbeda, yaitu Merah, Hitam dan Emas. Warna Hitam digunakan sebagai warna dasar pada mebel. Warna merah dan emas menjadi warna hiasan. Biasanya, hiasan Lakuer berupa gambar sulur tanaman. Tekadang, warna Merah juga digunakan sebagai warna dasar mebel, malah warna hitam yang dijadikan untuk menggambar garis luar hiasan...
Tari Tenun Songket yang dikenal juga sebagai Tari Rampak Kipas Songket Brada merupakan tarian tradisional Indonesia khas daerah dari Provinsi Sumatera Selatan. Sesuai dengan namanya, tarian ini terinspirasi dari kegiatan yang kerap dilakukan oleh gadis-gadis Palembang yaitu kegiatan menenun kain songket. Kegiatan menenun songket sendiri sudah dilakukan sejak zaman Sriwijaya. Gerakan tangan yang menyerupai gerakan menenun kain songket mendominasi isi dari tarian ini. Selain itu, ada juga gerakan mengangkat kain songket sambil menari. Tarian ini diakhiri dengan dikeluarkannya kipas tangan. Alat musik akordion menjadi salah satu pengiring Tari Tenun Songket. Selain itu, alunan musik perkusi serta gendang juga ikut mengiringi Tari Tenun Songket. Tempo dari musik ini dimainkan secara berubah-ubah mengikuti gerakan tarian itu sendiri. Oleh karena itu, terciptalah keselarasan antara gerakan tarian dengan musik yang mengiringi. Tidak ditetapkan aturan khusus mengenai jumlah pena...
Bebaso atau Bahasa Palembang Alus yaitu bahasa Palembang yang dituturkan untuk orang-orang yang dihormati, biasanya diperuntukan kepada orang yang lebih tua karena bahasanya yang halus dan sopan. Ada yang mengatakan bebaso hampir sama dengan bahasa Jawa, hal ini disebabkan oleh hubungan baik yang pernah terjalin antara kerajaan-kerajaan di Palembang dengan kerajaan di pulau Jawa yang mengakibatkan banyak pencampuran budaya, salah satunya adalah bahasa. Sayangnya pada era sekarang bebaso hampir tidak digunakan lagi. Sangat jarang orang palembang menggunakan bebaso dalam berkomusikasi sehari-hari, karena memang bebaso memiliki bahasa yang agak sulit dan sangat berbeda dengan bahasa sehari hari orang palembang saat ini yang sudah terpengaruh oleh perubahan zaman yang lebih modern. Jadi tak heran bila bebaso pada era sekarang hampir tersingkir oleh bahasa sehari-hari orang palembang yang di anggap lebih mudah. Note: Namun apakah benar membiarkan salah satu budaya asli palembang tersi...
Tradisi Ningkuk Sumatera Selatan adalah salah provinsi yang kaya akan budaya. Dalam kenyataannya, budaya-budaya di daerah Sumatera Selatan adalah hasil campuran dari melayu dan pribumi asli. Hal ini dikarenakan asal mula budaya Sumatera Selatan sangat dipengaruhi oleh Kerajaan Sriwijaya yang pada waktu itu memiliki wilayah yang sangat luas. Ningkuk adalah tradisi dalam bentuk ritual yang berasal dari Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan. Dalam pelaksanaannya, tradisi Ningkuk dibarengi dengan pernikahan yang mengikuti adat OKU. Bedanya dengan pernikahan, dalam tradisi Ningkuk yang menjadi pemeran utama ialah para pemuda dan pemudi yang merupakan teman atau kerabat kedua mempelai. Pelaksanaan tradisi Ningkuk biasanya dimulai setelah acara resepsi pernikahan dijalankan. Tradisi...
Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya akan adat dan budaya lokalnya. Dari berbagai aspek, adat istiadat dan budaya yang berasal dari Sumatera Selatan terbilang cukup unik. Salah satu daerah di Sumatera Selatan yang banyak berpartisipasi menyumbang keberagaman budaya di Sumatera Selatan ialah Kotamadya Prabumulih. Prabumulih merupakan salah satu daerah penghasil sumber daya alam terbanyak di Sumatera Selatan. Mengapa demikian? Prabumulih dikenal sebagai 'hunian' minyak bumi yang berlimpah. Namun hanya PT Pertamina lah satu-satunya perusahaan tambang minyak bumi yang mendapat izin untuk beroperasi di kota Prabumulih. Kebijakan pemerintah tentang meminimalkan perusaaan tambang ini bermaksud untuk menjaga kelestarian alam di kota Prabumulih serta menghindari eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan. Selain minyak bumi, ada satu sumber daya alam yang begitu erat eksistensinya dengan kota Prabumulih, yaitu karet. Karet ( Hevea brasiliensis...
Adat Pernikahan Ogan Komering Ilir Budaya pernikahan Ogan Komering Ilir adalah pihak dari calon mempelai perempuan meminta syarat yang harus dipenuhi oleh calon mempelai pria pada saat acara lamaran. Persyaratan itu bisa berbentuk uang,emas ataupun dodol. Apabila calon mempelai pria membawakan uang, uang itu akan digunakan untuk berbelanja berbagai kebutuhan yang dijadikan sebagai bahan seserahan dari pihak perermpuan. Barang itu bisa berupa lemari, tempat tidur, maupun alat kebutuhan rumah tangga. Sedangkan dodol itu nanti akan diberikan kepada kerabat yang terdekat. Banyak dikitnya dodol yang diberikan kepada kerabat tergantung dari kemauan pihak perempuan. Biasanya, pihak perempuan akan memberikan jumlah dodol yang lebih banyak kepada kerabat yang memiliki matrei berlebih/ hidup mampu. Hal itu dikarenakan kerabat yang diberikan dodol berkewajiban untuk memberi imbalan kepada kedua pihak mempelai, baik berupa uang maupun barang. Dan imbalan itu diberikan pada saat kedua me...
Rumah Tongkonan, Ya itu adalah nama dari suatu bangunan daerah asal Toraja dimana banguna tersebut memiliki fungsi untuk menyimpan padi. Beras yang merupakan bahan dari makanan pokok Indonesia disimpan di dalam sebuah rumah yang dibuat dengan sangat eksentrik. Rumah Tongkonan tersebut sangat berwarna dan memiliki banyak corak-corak di setiap kayu yang dipahat. Bagi masyarakat Toraja rumah Tongkonan ini memiliki banyak sekali makna yang tersimpan di dalamnya, corak-corak hingga tanduk "Tedong" (Kerbau) pun dapat dipajang untuk menghiasi Rumah Tongkonan tersebut. Selain menyimpan padi, Rumah Tongkonan ini dapat juga di tafsirkan sebagai status atau kedudukan seseorang di Tana Toraja khususnya dalam bidang finansial. Semakin banyak Tongkonan yang dimiliki seseorang, strata sosial orang tersebut akan semakin naik juga. Rumah adat seperti Tongkonan ini merupakan suatu warisan budaya bangsa Indonesia yang perlu dipertahankan. Karena kebudayaan seperti inilah yang membuat Indonesia men...
Palembang merupakan salah satu daerah di Indonesia yang dikenal memiliki kuliner yang bercita rasa khas dan enak. Jika ditanya makanan apa yang terkenal di Palembang umumnya orang akan menjawab pempek namun ada satu makanan lagi yang tak kalah enak untuk dicoba yaitu “Tekwan“. Tekwan ini diolah hampir mirip dengan pempek namun tidak digoreng dan disajikan bersama kuah yang bening. Tekwan adalah sup berisi potongan kecil yang berbentuk seperti siomay yang terbuat dari tepung dan dicampur ikan tenggiri juga ditambah, bihun atau soun, irisan bengkoang, daun bawang sebagai pelengkapnya kemudian disiram dengan kuah berbahan udang. Yang menjadikan tekwan ini enak adalah kuahnya yang terbuat dari rebusan udang lalu didapatkan kaldu yang gurih dan alami juga berkhasiat. Karena dalam kuah kaldu udang itu terdapat kandungan vitamin, mineral, protein yang berguna untuk tubuh kita. Menurut sejarah tekwan merupakan kuliner hasil akulturasi budaya Tiong...