Pada zaman dahulu kala, bumi penuh dengan gunung dan pegunungan. Demikian pula daerah Minahasa, diliputi gunung-gunung yang tinggi dan rendah. Gunung-gunung yang ada antara lain Kelabat, Soputan, Lokon, Dua Sudara, Mahawu, Tampusu, Tolangko, Kaweng, Simbel, Lengkoan, Masarang, dan Kawatak. Pegunungan yang ada antara lain Lembean, Kalawiran, dan Kumelembuai. Nama gunung dan pegunungan sering disesuaikan dengan sifat yang biasa terjadi di gunung itu, misalnya Gunung Mahawu sifatnya sering mengeluarkan abu. Adakalanya gunung diberi nama orang, seperti Gunung Soputan. Ada pula nama yang diberikan sesuai keadaannya, misalnya Gunung Dua Sudara. Sesuai namanya, Gunung Lokon berarti yang tertua dan terbesar. Pengertian lain ialah orang yang sudah tua, bahkan tertua da berbadan besar. Dalam bahasa daerah disebut Tua Lokon atau Tou Tua Lokon, artinya orang yang sudah tua. Konon, gunung dan pegunungan itu ada penghuninya. Gunung Lokon dihuni Makawalang. Ia sungguh berbahagia karena...
Pada zaman dahulu di suatu desa di Sumatera Utara hiduplah seorang petani bernama Toba yang menyendiri di sebuah lembah yang landai dan subur. Petani itu mengerjakan lahan pertaniannya untuk keperluan hidupnya. Selain mengerjakan ladangnya, kadang-kadang lelaki itu pergi memancing ke sungai yang berada tak jauh dari rumahnya. Setiap kali dia memancing, mudah saja ikan didapatnya karena di sungai yang jernih itu memang banyak sekali ikan. Ikan hasil pancingannya dia masak untuk dimakan. Pada suatu sore, setelah pulang dari ladang lelaki itu langsung pergi ke sungai untuk memancing. Tetapi sudah cukup lama ia memancing tak seekor iakan pun didapatnya. Kejadian yang seperti itu,tidak pernah dialami sebelumnya. Sebab biasanya ikan di sungai itu mudah saja dia pancing. Karena sudah terlalu lama tak ada yang memakan umpan pancingnya, dia jadi kesal dan memutuskan untuk berhenti saja memancing. Tetapi ketika dia hendak menarik pancingnya, tiba-tiba pancing itu disambar ikan yang la...
Suatu hari Ratu Wulanwanna menantang keberanian empat sahabatnya untuk membunuh orang tua mereka, "Jika orang tua kita meninggal, uang mereka akan menjadi milik kita!" serunya bahagia. Empat dari lima sekawan itu langsung membunuh orang tua mereka, kecuali Ratu Adioa. Dia / tidak bisa melakukannya, karena ia sangat menyayangi kedua orangtuanya. Kisah ini datangnya dari daerah Sulawesi Utara, hiduplah lima orang sahabat yang sangat setia satu sama lain, di antara kelima sahabat itu dua diantaranya bernama Ratu Wulanwanna dan Ratu Adioa. Ratu Adioa berpikir keras untuk menyelamatkan orang tuanya. Akhirnya, ia sembunyikan ayah dan ibunya di sebuah gua yang tak seorang pun tahu. Suatu ketika, datanglah tiga kapal asing membawa harta karun ke desa mereka. Pemilik kapal itu menantang para penduduk untuk menjawab teka- teki yang ia berikan, jika teka-teki itu berhasil dijawab dengan benar maka bahwa ia akan memberikan kapalnya. "Apa teka-tekinya?" tanya salah seorang...
Cerita Gumansalangi dan Putri Kondawulaeng ~ Dahulu kala menurut cerita datuk moyang, di Kotabatu, sebuah negeri pulau Mindanao Fillipina Selatan bersemayamlah seorang raja Kota Batu. Beliau mempunyai seorang putera yang bernama Gumansalangi. Namun Putera ini berbudi pekerti tidak baik, sehingga ia dikucilkan di tengah hutan rimba, tempat mana kemudian diberi nama Marauw. Dalam pengasingan itu barulah hati Gumansalangi tergugah dan menyesali perbuatannya yang tidak baik. Ia meratap tiada berkeputusan dan ratapan tangisnya itu keengaran hingga kepada Sang Hyang, Raja Kayangan Sang Hyang pun turunlah ke bumi menuruti bunyi ratapan itu dan dijumpainya seorang putera raja yang hidup sebatang kara di tengah-tengah hutan rimba, sehingga menimbulkan rasa belas kasihan. Sekembalinya di kayangan, ditanyakanlah puteri-puterinya "siapa yang rela berkorban untuk menolong seorang putera yang malang di dunia, bahkan berkenan menjadi pujaannya?" Permintaan sa...
Cerita Rakyat Mamanua dan Lumailundung ~ Di sebelah timur Tondano, terdapat sebuah desa yang bernama Tataaran. Di sana terdapat mata air panas yang dikenal dengan nama Rano ni Puntiin (air dari burung balam). Pada zaman dahulu, desa Tataaran dikelilingi oleh hutan lebat, yang selalu dikunjungi orang untuk berburu. Dan di desa tersebut, ada seseorang yang bernama Mamanua. Ia termasuk salah satu orang yang dianggap kaya oleh penduduk. Demikian pula ia mempunyai banyak pesurug. Dan salah satu pekerjaannya adalah berburu. Biasanya setiap kali ia pulang dari tempat berburu (hutan), ia langsung menuju ke tempat mandi yang didirikannya di sekitar mata air panas (Rano ni Puntiin). Tempat itu, setiap hari dibersihkan oleh pesuruh-pesuruhnya. Pada suatu hari, salah seorang pesuruhnya melaporkan bahwa ada yang mengotori tempat mandi, serta banyak terdapat ampas kelapa tercecer di sana-sini. Adapun perbuatan tersebut, mereka ketahui. Mendengar itu, si Mamanua...
Alkisah Rakyat ~ Menurut cerita orang-orang tua, tuturang datuk moyang, putri Ngiangnilighide bersemayam di suatu tempat yang berbukit batu. Pada suatu waktu saudaranya yang bernama Araro dan Makakundai sibuk membuat perahu di tempat yang bernama Singkaha (dekat dusun Ataurano sekarang). Yang menemani putri Ngiangnilighide pada saat itu hanyalah saudaranya yang bernama Dalinsar dan hambanya Wuso. ilustrasi : puteri ngiangnilighide Sekonyong-konyong nampaklah rombongan penyerang dari Siau, raja Himbawo (pada waktu itu berkedudukan di Pehe) dan pahlawannya yang terdiri dari Mehade, Limbe dan hambanya Wuso. Setelah puteri Ngiangnilighide melihat perahu rombongan penyerang yang berada di laut itu ia merasa takut dan cemas sehingga ber"Kelantok"lah ia sebagai berikut: "Hai Araro, tidakkah anda bermimpi, Hai Kundai, tidakkah anda berangan, Tidak mengimpikan saudari, Tidak mengangankan putri, Mahlig...
Cerita Raja Dalero dan Jogugu Pandialang di Kerajaan Tabukan ~ Pada waktu Raja Tabukan bernama Mahengkelangi telah lanjut usianya, di Tabukan hiduplah dua orang yang ingin menjadi raja. Seorang bernama Dalero sedangkan yang lain Pandialang. Karena keduanya ingin memegang tampuk Kerajaan, hampir saja mereka saling membunuh. Peristiwa ini sampai ke telinga kakak Daleroraja Takaengetang, Raja Manganitu, dan Takaengtang berangkat meninggalkan Manganitu menuju Tabukan. Ia menasehati Dalero dan Panialang katanya, "Sebaiknya begini saudara-saudara. Kamu berdua bila saling membunuh siapa lagi yang akan menjadi raja? Lagi pula akan banyak nanti anak negeri yang tewas sebab kamu berdua dapat dinasehati, sebaiknya kamu berlomba. Masing-masig membuat Kora-kora dan kamu berdua pula yang mengemudinya." Dalero berkata,"Kalau demikian baiklah, agar terhindar bunuh membunuh dalam pemilihan raja ini." Keduanya mulai membuat kora-kora, namun pada wakt...
Cerita Rakyat, Asal Usul Ampuang Pertama ~ Dahulu kala hiduplah dua orang raksasa suami istri dengan anak mereka yang bernama Wataure. Nama raksasa laki-laki itu ialah Wakeng. Dan ada juga tiga orang bersaudara, dua orang adiknya Panggelawang sedangkan saudara perempuan mereka bernama Niabai. Pada suatu waktu kedua saudara laki-laki itu bepergian saudara perempuan mereka tinggal sendirian sementara menyambung-nyambung benang koro. sumber gambar : wikipedia.org Tak berapa lama antaranya datanglah si raksasa lalu didukungnya Niabai di bawa pergi untuk dijadikan lauknya. Setelah Wanggaia dan Panggelawang kembali Niabai tidak nampak lagi di dalam rumah. Mereka memperhatikan pekerjaannya dan menemukan bahwa benang karo itu telah terentang di sepanjang jalan. Timbullah pikiran mereka untuk mengikuti arah benang tersebut. Setelah diikuti arah benang itu jelas kelihatan bahwa ujung be...
Cerita Rakyat Panagian ~ Di sebuah desa yang bernama Wanita Uner hiduplah suami-istri yang sudah sekian lama belum memperoleh anak. Si suami namanya Pontororing dan istrinya bernama Mamalauawan. Mereka itu sudah lama berumah tangga tetapi belum mendapat keturunan (anak). Anehnya setelah mereka itu sudah tua atau berumur, baru istrinya mengandung. Ketika anak itu lahir ia diberi nama Panagian. Ia sangat disayangi oleh orang tuanya. Apa yang dimintanya selalu diikuti oleh orang tuanya, akan tetapi ia tidak boleh sembarangan keluar rumah. Pengawasan orang tuanya lebih ketat lagi ketika ia mulai menginjak masa remaja. Banyak orang mengatakan anak gadis mereka itu sangat cantik. Kebiasaan dahulu bila masa panen suah selesai, orang-orang berkumpul di suatu lapangan untuk mengikuti upacara syukur yang dipimpin oleh walian (pemimpin upacara). Ucapan syukur pada Tuhan ini dilangsungkan dengan masambo dan maengket (menyanyi dan menari) yang diikuti ole...