Pakaian Adat Suku Alas Ini adalah pakaian adat dari suku Alas yang berada di Kabupaten Aceh Tenggara
Belum Diperiksa Belo Mesusun di Universitas Gunung Lauser, Fak. Ekonomi Tari Belo Mesusun adalah salah-satu dari sekian banyak kesenian yang tumbuh dan berkembang di Masyarakat Suku Alas , Kabupaten Aceh Tenggara . Belo Mesusun sendiri merupakan penggabungan dari dua suku kata Bahasa Alas yakni Belo (Sirih) dan Mesusun (Tersusun), yang mana tarian ini di bawakan oleh para gadis-gadis Suku Alas dalam suka cita menyambut tamu-tamu kehormatan yang hendak berkunjung ke daerahnya sembari menyusun sirih untuk diberikan pada tamu, tanda bahwa sanya masyarakat Suku Alas terbuka akan hal-hal yang baru.
Manuk Labakh Manukh Labakh adalah salah satu makanan khas dari Suku Alas , Kabupaten Aceh Tenggara , makanan ini sendiri termasuk kedalam makanan sehat sebab, pembuatannya tanpa menggunakan minyak. Biasanya, setiap ada pesta perkawinan atau sunatan rasul, makanan ini tetap terhidang sebagai menu utama. Sebagian besar masyarakat Alas menyakini, Manukh Labakh mampu mengobati penyakit mimbar akibat gangguan jin, sehingga menjadi bagian budaya mereka. Bahan makanan Labakh lebih sering dibuat dari daging bebek dan ayam kampung yang dikukus atau direbus, bumbu lainnya dicampur setelah daging usai direbus, bumbu seperti santan kelapa sengaja dibuat mentah dan kelapa ginseng serta bawang mentah plus merica dan ditambah bumbu lainnya.
Pemamanan Dalam Salah Satu Tradisi Pernikahan Suku Alas Disebuah desa yang nyaman, namanya Engkeran di wilayah Tanah Alas Aceh Tenggara, masyarakatnya hidup dengan kebersamaan dan gemar bergotong royong, masyarakat desa ini hidup dari hasil pertanian, peternakan dan hasil hutan. Hasil pertanian dan peternakan masyarakatnya melimpah ruah. Desa tersebut dipimpin oleh seorang raja yang memerintah secara turun temurun. Raja ini sudah beberapa tahun tidak mempunyai keturunan. Dan menurut kebiasaan atau tradisi di Alas, bahwa seseorang yang tidak mempunyai keturunan apalagi tidak laki-laki maka silsilah itu akan putus. Sebab yang hanya bisa menyambung silsilah dari keturunan keluarga hanya anak laki-laki sebab kalau perempuan dia akan dibawa suaminya. Pada malam hari, si istri raja berdiskusi dengan suaminya, “suamiku,,, sudah lama kita berumah tangga, ingin rasanya aku mempunyai anak” si istri berkata...
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dalam beberapa definisi, di antaranya seperti berikut ini: Dheleng (hutan) sebagai kekayaan imum alias kepala mukim bersama rakyatnya di Tanah Alas. Luasannya selebar wilayah kemukiman dengan panjang jauh ke dalam hutan ½ (setengah) hari perjalanan kaki, atau hingga dhalan/pasakh mesosen. Pemanfaatanya diarahkan untuk menjaga air sungai/ pakhik jume tetap normal untuk pertanian/bersawah atau pun keperluan hidup lainnya terhadap air. Jika ada pencuri hasil hutan atau terjadi perusakan (menebang kayu, pengambil rotan, dan produk non kayu) tanpa sepengetahuan MAA kampung setempat dan tanpa izin dari imum/kepala mukim, maka pelaku akan dikenakan sanksi adat. Harus menyerahkan seluruh hasil curiannya ke kampung tempat kejadian pelanggaran adat. Selain itu pelaku juga dikenai denda tiga p...
Ada beberapa tahapan dalam Adat Perkawinan Aceh, yaitu: Tahapan melamar (Ba Ranup) Ba Ranup (ba-membawa ranup-sirih) merupakan suatu tradisi turun temurun yang tidak asing lagi dilakukan dimana pun oleh masyarakat Aceh, saat seorang pria melamar seorang perempuan. Untuk mencarikan jodoh bagi anak lelaki yang sudah dianggap dewasa maka pihak keluarga akan mengirim seorang yang dirasa bijak dalam berbicara (disebut seulangke) untuk mengurusi perjodohan ini. Jika seulangke telah mendapatkan gadis yang dimaksud maka terlebih dahulu dia akan meninjau status sang gadis. Jika belum ada yang punya, maka dia akan menyampaikan maksud melamar gadis itu. Pada hari yang telah disepakati datanglah rombongan orang-orang yang dituakan dari pihak pria ke rumah orangtua gadis dengan membawa sirih sebagai penguat ikatan berikut isinya. Setelah acara lamaran selesai, pihak pria akan mohon pamit untuk pulang dan keluarga pihak wanita meminta waktu untuk bermusyawarah dengan anak gadis...
Legenda Puteri Pukes Pemandangan di seputar danau sangat eksotik dan menarik. Banyak cerita legenda yang mengelilingi keindahan danau ini, seperti legenda beberapa goa. Yang cukup terkenal adalah Legenda Goa Puteri Pukes. Cerita kehadiran goa yang berada di pinggir danau ini cukup menggelitik. Konon, saat tuah orang tua masih menjadi kenyataan, hiduplah seorang puteri bernama Pukes. Puteri Pukes kemudian dipinang oleh seorang pangeran dari seberang Danau Laut Tawar. Sesuai adat, jika seorang perempuan sudah dipinang dan diperistri, maka ia harus ikut dan tinggal dalam lingkungan keluarga besar suaminya. Setelah dipinang, Puteri Pukes pun harus meninggalkan kedua orangtua, saudara dan kampung halamannya menuju kampung halaman sang suami. Sebelum sang puteri berangkat, terlebih dahulu ia diberi petuah oleh orangtuanya. Satu pesan yang harus ia ingat dan patuhi adalah, agar sang anak tidak menoleh ke belakang melihat orangtua, saudara ataupun kampung halamannya. Ia harus me...
Timphan adalah sejenis penganan kecil yang aslinya berasal dari Aceh. Bahan untuk membuat timpan terdiri dari tepung, pisang, dan santan. Pisang yang dipakai adalah Semua bahan ini kemudian diaduk-aduk sampai kenyal. Lalu dibuat memanjang dan di dalamnya diisi dengan srikaya atau kelapa parut yang dicampur dengan gula. Kemudian adonan ini dibungkus dengan daun pisang dan dikukus (rebus tanpa direndam air) selama 1 jam. Kue khas Aceh ini legit dengan aroma pisang yang kuat/menonjol. Dibuat dari campuran tepung ketan dan pisang pilihan yang benar-benar matang sehingga cita rasa dan aromanya begitu kuat dan menggugah selera. Tersedia dalam dua rasa; pisang dan srikaya. CARA MEMBUATNYA Bahan Timpan: – 5 bh Pisang raja haluskan – 90 gr tepung ketan rosebrand – 50 ml santan kental – 4 sdm gula pasir – 1 sdt garam Bahan Srikaya :...
Meuseukat adalah Penganan khas Aceh sejenis dodol dikarenakan tekstur yang lembut dan rasanya manis.Rasa manis ini didapat dari buah nanas yang digunakan dalam pembuatannya sehingga kue ini disebut juga dodol nanas.Warna kue ini adalaha putih karena hanya menggunakan tepung terigu tanpa pewarna makanan.Adapun warnanya yang kuning dikarenakan buah nanas yang digunakan sebagai campuran. FILOSOFI Seperti halnya makanan dari daerah lain, Meuseukat ini juga memiliki filosofi tersendiri yang kemudian menempatkannya dalam kasta tertinggi kue tradisional khas Aceh.Dalam memperlakukan tamu masyarakat Aceh dikenal dengan kesopanannya yang tinggi.Tidak hanya dari perilakunya tetapi juga dari penyajian makanannya.[1]Warna putih kue inilah yang kemudian diartikan sebagai kejernihan hati masyarakat Aceh saat menyambut tamu. PENYAJIAN Berdasarkan makna filosofi diatas maka penyajian kue ini hanya dihadirkan pada saat-saat tertentu.Yang paling utama adala...