masyarakat adat
691 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Kandaure, Aksesoris Khas Toraja
Ornamen Ornamen
Sulawesi Selatan

Kandaure adalah hiasan dari manik-manik yang berasal dari Tana Toraja. Hiasan ini sangatlah unik karena diuntai satu persatu dari manik-manik dengan daya cipta tertentu sehingga menyerupai corong yang disertai gambar ukiran-ukiran. Pinggirnya berumbai panjang dengan aneka ragam manik-manik yang teruntai rapi pada tali dan ujungnya tersimpul dengan rumbaian benang. Kandaure biasanya digunakan dengan baju pokko (pakaian adat Toraja untuk wanita) menghiasi dada, gelang, ikat kepala, dan ikat pinggang. Hiasan yang mahal dan berat ini digunakan pada saat upacara adat pemakaman dan pernikahan serta dalam Tarian Pa’Gellu dan Tarian Ma’Gellu. Beberapa Kandaure tertentu tidak hanya sebagai hiasan tapi memiliki kekuatan untuk melakukan sesuatu, seperti mendatangkan hujan. Benda ini juga dipercaya mendatangkan berkat bagi pemiliknya tapi dapat juga mendatangkan malapetaka. Pada masa lalu, pemakaian Kandaure pada upacara adat di Toraja khusus dipakai oleh keluarga bangsawan...

avatar
OSKM18_16518035_Adeline Kartika
Gambar Entri
Budaya Angngaru
Ritual Ritual
Sulawesi Selatan

Budaya Angngaru Apakah itu ARU? Aru merupakan suatu janji dalam bahasa Makassar yang biasanya diucapkan oleh seorang prajurit kepada raja sebelum pergi berperang. Aru juga dikenal sebagai janji setia seorang Hamba terhadap Sang Raja. Aru tidak lepas dari sejarah kerajaan Gowa yang merupakan salah satu kerajaan besar pada zamannya. Hingga saat ini, sumpah (aru) tersebut masih sering diucapkan dihadapan para pemimpin yang datang berkunjung ke daerah Gowa. Orang yang terpilih untuk menyampaikan aru biasanya memiliki suara yang lantang dan wajah sangar. Pada saat tampil, pengikrar aru harus menampakkan wajah setia, loyal, dan dedikasi yang tinggi. Badan tubarania (pengikrar) harus tegap dan sambil memegang keris, tubarania mengikrarkan aru dihadapan raja. Pada zaman sekarang kita dapat menjumpai pengikraran aru bukan hanya sebelum berangkat perang tetapi juga pada berbagai kegiatan seperti upacara adat yang berkaitan dengan hal-hal kerajaan, menjemput tamu dari luar dan pernyataan kese...

avatar
OSKM18_16318167_Kurnaemi Fadelia Hasan
Gambar Entri
Filosofi Tau dari Toraja #OSKMITB2018
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sulawesi Selatan

Suku Toraja adalah sebuah suku asli Indonesia yang berasal dari provinsi Sulawesi Selatan. Banyak budaya unik yang berasal dari suku Toraja yang terkenal diantaranya yaitu "tongkonan" dan makam-makam suku Toraja. Selain mewariskan budaya fisik, orang-orang Toraja mengenal suatu pemikiran atau filosofi yang telah ada sejak jaman leluhur suku Toraja. Pemikiran ini disebut dengan Filosofi Tau. Tau sendiri berarti manusia di dalam bahasa Toraja jadi filosofi tau ditujukan bagi para manusia untuk menjadi seorang pemikir yang baik. Filosofi Tau terdiri dari empat pilar utama yang harus diraih dalam kehidupan dengan tujuan menjadi kaum langit atau kaum pemikir. Apabila keempat pilar tersebut telah dipenuhi maka seorang manusia akan menjadi kaum langit atau pemikir yang baik. Empat pilar tersebut yaitu : 1. Manarang (Pintar) Pintar berarti berpengetahuan luas. Semakin pintar seseorang tentu akan semakin kaya akan ilmu. 2. Sugi (Kaya) Sugi berarti kaya, kaya disini bukan diartikan sebagai kay...

avatar
Oskm18_16318260_chris
Gambar Entri
Adat Malam Mappacci
Ritual Ritual
Sulawesi Selatan

Mappacci adalah kata kerja dari 'mapaccing' yang berarti bersih atau suci. Upacara adat mappacci dilaksanakan pada waktu tudampenni, menjelang acara akad nikah/ijab kabul keesokan harinya. Mappacci dilaksanakan oleh kedua mempelai botting(pengantin) dirumah masing-masing, dalam artian kedua mempelai mappaci sendiri-sendiri.Upacara mappacci adalah salah satu upacara adat Bugis yang pada pelaksanaannya menggunakan daun pacar atau Pacci.Proses mappaci harus dilakukan sesuai adat yang diturunkan yaitu di mulai dengan penjemputan (paddupa) mempelai untuk dipersilahkan duduk di pelaminan.Setelah duduk di pelaminan,lalu didepannya diberi satu buah bantal sebagai simbol mappakalebbi (penghormatan), tujuh lembar sarung sutera sebagi simbol harga diri, sepucuk daun pisang simbol hidup yang berkesinambungan, tujuh daun nangka sebagai simbol menas (harapan). Sepiring wenno (padi yang disangrai hingga mengembang) sebagai simbol berkembang baik, sebatang lilin yang berapi simbol penerangan, dan d...

avatar
Oskm_16418223_nuraisyah
Gambar Entri
Pallu Basah
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Pallu basah merupakan salah satu makan traditional Makassar yang dapat dikatakan hampir mirip dengan coto Makassar. Bagi yang tidak tahu akan coto Makassar, coto Makassar adalah makanan khas daerah Yang tentunya nikmati dan sangat enak yang terdiri atas berbagai rempah yang tercampur dalam kuahnya dengan berbagai isi dalam dan daging sapi. Dari berbagai rempah dan bumbu yang sama dengan coto Makassar, yang membuat pallu basah unik yaitu tidak menggunakan bubuk kacang melainkan menggunakan santan. Dengan santan ini, racikan aneka rempah dan bahan menjadikan pallu basah memiliki kuah pekat yang nikmati. Satu hal lagi yang membedakan pallu basah dengan coto Makassar adalah coto Makassar dimakan dengan buras, sementara pallu basah dimakan dengan ketupat ataupun nasi. Proses memasak pun hampir sama dengan coto Makassar, yakni jeroan dimasak dalam air rebus dalam waktu yang lama. Setelah matang, ditaruh dalam mangkuk lalu dituangkan dengan kuah santan. Dahulu, pallu basah merupakan makan...

avatar
OSKM_16418167_[Andrian] Lauwis
Gambar Entri
Siri' dan Pesse
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Sulawesi Selatan

Dampak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengaruh globalisasi pada kalangan remaja, tak jarang membuat mereka tidak siap kehilangan identitas daerahnya masing-masing. Sebagai putra asli dari Sulawesi Selatan, tulisan ini diangkat karena tidak sedikit generasi muda sekarang sama sekali tidak mengetahui bahasa dan budaya mereka masing-masing, salah satunya adalah budaya Siri’ dan Pesse’ . Kedua kata ini menjadi pandangan hidup dan merupakan azimat kebanggaan daerah ini. Pemaknaan ini dapat dibuktikan dengan tingkah laku orang-orang Bugis, Makassar, Mandar, dan Tana Toraja. Pemaknaan yang cukup luas sehingga penulis hanya mengangkat makna Siri’ dan Pesse’   berdasarkan pandangan dan persepsi orang-orang Bugis saja. Nilai-nilai ini dianggap sudah terlanjur masuk ke dalam sumsum masyarakat daerah ini, sehingga mereka senantiasa menjaga dan memeliharanya dengan baik dan sudah identik dengan harga diri. Siri' dan Pesse’ memiliki ar...

avatar
OSKM18_16918241_Ahmad Baiquni Khawaritzmi
Gambar Entri
Kegunaan, Bahaya, dan Kasus Terkait Jenglot
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sulawesi Selatan

Kegunaan Jenglot: Jenglot adalah figur berbentuk manusia yang berukuran kecil (sekitar 10-17 cm), berkulit gelap dengan tekstur kasar (seperti mumi), berwajah seperti tengkorak dan bertaring mencuat, serta memiliki rambut dan kuku yang panjang. Jenglot ditemukan di beberapa wilayah di nusantara, misalnya Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Bali. Jenglot dipercaya memiliki kekuatan mistis dan memakan darah manusia. Masyarakat Indonesia meyakini jenglot sebagai makhluk yang memiliki kekuatan mistik dan dapat mengundang bencana. Kegunaan jenglot menurut kepercayaan masyarakat di antaranya sebagai berikut : Pesugihan tanpa tumbal, memudahkan meraih kekayaan. Kelancaran rejeki segala arah dimanapun anda berada. Mudah meluluhkan / Menaklukan hati siapapun. Menarik pusaka lain, dengan memiliki jenglot mudah mendapat pusaka sakti lainnya. Mengirim santet penyakit sampai kematian.   Selain yang disebutkan di atas, masih banyak kegunaan jeng...

avatar
OSKM18_16518068_Leavinindya Aulia Nissa Adjie
Gambar Entri
Budaya Mattekkeng
Ritual Ritual
Sulawesi Selatan

Budaya Mattekkeng/ Mappattekkeng (terjemahan bebasnya menggunakan tongkat) dalam masyarakat Bugis merupakan upacara tradisional yang dilakukan ketika anak/bayi sudah berumur ±1 tahun atau sudah bisa berdiri dan melangkah sendiri tanpa bantuan. Upacara ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kedua orang tua dan keluarga besarnya, yang ditandai dengan menyediakan ketan putih yang dibungkus dengan daun kelapa yang masih muda atau sering disebut Janur Kuning. Adapun prosesi pembuatannya yaitu ketan putih yang telah dimasak dan diberi santan kemudian dibungkus dengan daun Janur Kuning dan diikat tali dari daun lontar kering sehingga menyerupai sebuah tongkat. Tongkat ketan tersebut selanjutnya dimasak kembali sekitar 3 jam. Ada 2(dua) ukuran tongkat ketan yang disediakan yaitu (1) tongkat ketan dengan panjang ±1 meter dan diameter ±3 – 3,5 cm dan (2) tongkat ketan dengan panjang ±20 cm dan diameter ±2 cm. Tongkat ketan ini kemudian dikenal...

avatar
OSKM18_16918241_Ahmad Baiquni Khawaritzmi
Gambar Entri
Ronto' Khas Sengkang
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Ronto' adalah salah satu makanan khas Bugis yang berbahan pokok udang kecil mentah yang masih segar, alias hidup. Udang kecil tersebut dapat dijumpai di berbagai pasar tradisional Sengkang, dimana biasanya dijual dengan harga berkisar Rp.5.000 - Rp.10.000. Bahan ronto' sendiri terdiri dari udang kecil yang sudah dibersihkan, namun tidak dilepas dari kulit dan kepalanya. Yang kemudian dicampur dengan bahan-bahan yang telah dihaluskan dengan cara diulek hingga halus. Bahan-bahan tersebut yakni bawang merah, cabai, jahe, dan juga kemiri yang telah di goreng. Serta diberi perisa rasa (garam) dan perasan jeruk nipis sebagai penetrasi rasa udang. Makanan ini sering kita jumpai didaerah Bugis, khususnya Ibukota Kabupaten Wajo, Sengkang. Karena ronto' biasanya sering dikonsumsi oleh masyarakat Sengkang, maka makanan ini jarang dijumpai didaerah lainnya di Sulawesi Selatan. Rasa dari ronto' ini sendiri mirip seperti sambal udang mentah. Dengan perpaduan lembut antara daging udan...

avatar
Siti_zulyain