Kegunaan Jenglot:
Jenglot adalah figur berbentuk manusia yang berukuran kecil (sekitar 10-17 cm), berkulit gelap dengan tekstur kasar (seperti mumi), berwajah seperti tengkorak dan bertaring mencuat, serta memiliki rambut dan kuku yang panjang. Jenglot ditemukan di beberapa wilayah di nusantara, misalnya Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Bali. Jenglot dipercaya memiliki kekuatan mistis dan memakan darah manusia. Masyarakat Indonesia meyakini jenglot sebagai makhluk yang memiliki kekuatan mistik dan dapat mengundang bencana.
Kegunaan jenglot menurut kepercayaan masyarakat di antaranya sebagai berikut :
Selain yang disebutkan di atas, masih banyak kegunaan jenglot menurut kepercayaan masyarakat. Namun dengan demikian, kegunaan-kegunaan tersebut belum dapat dibuktikan kebenarannya karena hanya bersumber dari “katanya” masyarakat.
Apakah Jenglot Berbahaya?
Belum ada orang yang dapat memastikan apakah jenglot adalah makhluk berbahaya atau tidak, yang jelas dari penampakan serta cerita yang pernah beredar di Indonesia setidaknya terdapat 2 versi berbeda dalam menggambarkan sosok seram yang identik dengan taring dan rambut panjang tersebut.
Pendapat pertama mengatakan bahwa jenglot adalah perwujutan dari sosok manusia pada masa lampau yang memiliki ilmu tertentu. Sebutan lain makhluk ini juga kerap dikenal dengan nama betara karang serta betara katon. Dari ketiga sebutan ini ada yang berpendapat bahwa memiliki perbedaan serta khasiat berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Ada pula yang menceritakan bahwa betara karang dulunya adalah seseorang yang semasa hidupnya mempelajari berbagai macam ilmu hitam, dan sepeninggalnya mausia tersebut tidak diterima bumi dan berubah wujud seperti mumi mengecil dan tetap hidup di dunia.
Cerita mengerikan juga kerap dituturkan oleh beberapa orang bahwa jenglot adalah makhluk berbahaya karena membutuhkan makanan berupa darah manusia. Konon para kolektor yang memiliki benda ini akan terlihat sering membeli darah entah itu dari PMI maupun tempat lain guna memberikan makanan terhadap makhluk koleksi mereka.
Kasus Terkait Jenglot
Di lain sisi, kasus penipuan terkait jenglot pernah terjadi di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Siti Nurjannah, menyerahkan uang sekitar Rp 100 juta kepada Sihrum (51), pemilik jenglot, untuk digandakan. Namun setelah itu Sihrum tidak tau menau kemana perginya uang itu. Hasil penggeledahan kamar pelaku, polisi hanya menemukan dua buah jenglot berukuran kecil, 7 sampai 10 cm untuk mengelabui korbannya.
Sumber:
http://blogadadisini27.blogspot.com/2016/05/jenglot-adalah-figur-berbentuk-manusia.html?m=1
https://www.ceritapesugihannyata.com/2015/12/jenglot-adalah-makhluk-berbahaya.html
https://www.liputan6.com/regional/read/2464312/ingin-gandakan-uang-siti-nurjanah-malah-tertipu-jenglot
Dengan perubahan seperlunya.
#OSKM2018
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...