Ronto' adalah salah satu makanan khas Bugis yang berbahan pokok udang kecil mentah yang masih segar, alias hidup. Udang kecil tersebut dapat dijumpai di berbagai pasar tradisional Sengkang, dimana biasanya dijual dengan harga berkisar Rp.5.000 - Rp.10.000. Bahan ronto' sendiri terdiri dari udang kecil yang sudah dibersihkan, namun tidak dilepas dari kulit dan kepalanya. Yang kemudian dicampur dengan bahan-bahan yang telah dihaluskan dengan cara diulek hingga halus. Bahan-bahan tersebut yakni bawang merah, cabai, jahe, dan juga kemiri yang telah di goreng. Serta diberi perisa rasa (garam) dan perasan jeruk nipis sebagai penetrasi rasa udang.
Makanan ini sering kita jumpai didaerah Bugis, khususnya Ibukota Kabupaten Wajo, Sengkang. Karena ronto' biasanya sering dikonsumsi oleh masyarakat Sengkang, maka makanan ini jarang dijumpai didaerah lainnya di Sulawesi Selatan. Rasa dari ronto' ini sendiri mirip seperti sambal udang mentah. Dengan perpaduan lembut antara daging udang yang masih mentah dengan renyahnya kulit udang yang masih segar.
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang