uku berjudul “Bagindo Tan Labieh,Pejuang dan Pemersatu Budaya Minangkabau dan Manado” berhasil kami susun dan disajikan untuk para peminat sejarah di tanah air. Buku ini merekonstrusi satu episode sejarah mengenai peranan seorang pejuang, Bagindo Tan Labieh, dalam melawan kolonialisme Belanda. Sebagai pewaris Raja Ulakan/Kuraitaji, Bagindo Tan Labieh prihatin dengan politik pecah belah Belanda untuk menguasai Rantau Pariaman dan pelabuhan dagang di pantai barat Sumatera. Ia tinggalkan Ulakan dan Kuraitaji, sebagai pewaris raja dan bergabung dengan Tuanku Imam, seorang tokoh Gerakan Padri di Bonjol. Sehubungan dengan itu, dua sumber utama berasal dari dokumen pribumi pelaku Gerakan Padri menceritakan perlawanan terhadap kolonialisme Belanda, baik di Rantau Pariaman, maupun kawasan Bonjol. Kedua sumber itu adalah Surat Keterangan Fakih Saghir ditulis sendiri pada tahun 1829 (oleh Mak Tjik nama panggilan Fakih Saghir) dan Naskah Tuanku Imam Bonjol, bagian pertama yang ditu...
Tesis ini bertujuan untuk mengungkap transmisi ajaran tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Minangkabau. Tesis ini ingin membuktikan bahwa tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah telah masuk dan berkembang di Minangkabau pada awal abad ke 19 M atas jasa Syekh Ibrahim Kumpulan, kemudian Syekh Ismail melalui murid-muridnya yang berasal dari Minangkabau yang telah diijazahkannya sebagai mursyid. Kesimpulan tesis ini akan membantah beberapa peneliti seperti Martin van Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia, Survei Historis, Geografis, dan Sosiologis. Bandung: Mizan, 1988, Bruinessen mengatakan bahwa tarekat Naqsyabandiyah berkembang di Minangkabau pada pertengahan abad 19 M (1850) yang disebarkan oleh Syekh Ismail al-Khalidi. Selain itu, Bruinessen juga berpendapat bahwasanya Syekh Ibrahim Kumpulan merupakan khalifah dari Syekh Sulaiman Zuhdi. Sependapat dengan hal ini BJO Schrieke. Pergolakan Agama di Sumatera Barat; Sebuah Sumbangan Bibliografi. Jakarta: Bhatara, 1973, Schrieke ber...
Pelestarian naskah-naskah mendesak dilakukan karena umur naskah yang telah lama dikhawatirkan akan hancur dan tidak dapat di baca lagi. Mengenai pelestarian budaya, termasuk naskah kuno merupakan amanat dari UUD 1945. Pemerintah atau Negara mendapatkan amanat untuk memajukan kebudayaan Nasional Indonesia. Disamping di amanatkan kepada pemerintah atau Negara, upaya pelestarian juga merupakan tugas bersama masyarakat Indonesia. Pemilik kebudayaan diharapkan senantiasa berupaya memelihara dan melindungi kebudayaan (Filtering), disamping berupaya untuk kebudayaan (progression) agar semakin maju sesuai dengan perkembangan lingkungnannya. Dalam penjelasan pasal 32 UUD 1945, kebudayaan Nasional Indonesia memiliki tiga bentuk, yaitu : ( 1) Kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budinya rakyat Indonesia seluruhnya. Hal ini berarti seluruh kebudayaan suku bangsa merupakan kebudayaan nasional. (2) Kebudayaan lama asli sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah...
Sebuah tonggak terpancang dalam sejarah perkembangan kebudayaan umat manusia dengan ditemukannya tradisi tulis. Tonggak ini menjadi amat penting mengingat ia telah membawa kebudayaan umat manusia ke dalam babak baru, yaitu babak sejarah. Masa sebelumnya lazim disebut sebagai masa prasejarah (prehistori). Melalui tradisi tulis, berbagai pengalaman manusia direkam dan "diawetkan"; sehingga dapat diwariskan kepada generasi pelanjutnya. Sebelumnya berbagai pengalaman hidup manusia maupun aspek-aspek kebudayaan lainnya direkam di dalam ingatan manusia dan diturunkan secara lisan melalui tradisi lisan. Sumber: http://repositori.kemdikbud.go.id/7494/
Bahan-bahan 5-7 porsi 1 buah terong 5 biji tahu 3 biji cabai gendot hijau 10 biji cabai keriting hijau 4 biji cabai rawit 1/2 sdt garam 1 sdt gula 1 sdt kaldu ayam bubuk 1/2 sdt merica bubuk 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1-2 lembar daun salam (optional) Secukupnya minyak goreng Secukupnya air Langkah...
Bahan-bahan 1 papan tempe 1/4 kg cabai hijau besar 6 siung bawang merah 5 siung bawang putih 2 lembar daun salam 1 ruas laos/lengkuas 1 buah santan kara kecil secukupnya Garam secukupnya Penyedap rasa jika suka Saori saos tiram bila suka Gula Langkah Potong tempe, cabai hijau besar, bawang merah dan bawang putih sesuai selera...
Sumber: Ensiklopedi Musik dan Tari Daerah Sumatera Barat Gandang lasuang termasuk salah satu musik tradisionil di Kecamatan Pariaman. Satu-satunya yang masih berkembang sekaraRg terdapat di Kenegarian Sikapak, Keca matan Pariaman, Kabupaten Padang/Pariaman, sedang di Kenegarian lain telah mulai lenyap. Alat musik ini terdiri dari sebuah saluang, terletak di atas dua potong batang pisang panjang 30 em; lima buah telempoang terletak pada rumah-rumah telempong dan sebuah gandang (dol). Lasu!illg ini berbentuk sepotong kayu dari batang eempedak hutan yang jantan, Iebar sepull}h ern dan tebal lima em. Pada pertengahan panjang lasuang terdapat sebuah lobang lasuang. Musik gandang lasuang timbul dari pekerjaan wanita-wanita yang menumbuk tepung pada lasuang kayu untuk membuat kue waktu perhelatan perkawinan, adakalanya berjurnlah sampai enam orang. Mereka menumbuk seeara berganti-ganti sambil berkelakar, sehingga tidak merasa letih. K...
Tim peneliti Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas), baru saja menyelesaikan penelitian lanjutan terkait Kompleks Percandian Pulau Sawah, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Penelitian selama 13-24 Agustus 2018 itu setidaknya melibatkan 13 orang pakar, antara lain tiga orang arkeolog dari Puslit Arkenas yang dibantu oleh dua orang dari Komunitas Luar Kotak, pakar geologi dari ITB, satu arkeolog dari Universitas Jambi, seorang pakar geografi dan lingkungan dari FMIPA UI, satu arkeolog dari Balai Arkeologi Sumatera Utara, serta empat orang peneliti dari Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumatera Barat. Ada sejumlah hal baru yang diungkap dari temuan tim ini. Yang jelas terlihat adalah dibenarkannya asumsi klasik soal terjadinya banjir bandang yang sampai mengubah aliran Sungai Batanghari. Agaknya senada dengan amsal yang ingin diajarkan pepatah khas Minangkabau, sakali aia gadang, sakali tapian barubah . Pepatah ini nampaknya yang mengajarkan peristiwa yang j...
sumber: kabar12.com Tanah Datar, KABA12.com — Ada yang membanggakan bahwa di daerah kita sendiri di Nagari Tuo Pariangan Tanah Datar memiliki motif batik kuno yang terdapat dalam tambo milik keluarga Irwan Malin Basa. Setelah ditemukan pada beberapa tahun lalu Oktober 2017 Pemerintah Kabupaten Tanah Datar melalui Dinas Koperidag melaksanakan pelatihan membatik yang diikuti 30 orang peserta pelatihan yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga dan remaja putus sekolah dari nagari Pariangan. Pelatihan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengembangkan kembali produksi batik asli Pariangan yang selama ini tidak lagi diproduksi. Dari hasil pelatihan tersebut saat ini di kecamatan Pariangan telah berdiri 3 kelompok UKM yang khusus memproduksi batik dan salah satunya adalah rumah UKM Batik Nagari Tuo Pariangan. Ketua kelompok Rumah UKM Batik Nagari Tuo Pariangan, Zelmawati menyebutkan saat ini kelompoknya memiliki 10 orang anggota yang telah mengikuti pelatihan. Sehin...