sumber: kabar12.com
Tanah Datar, KABA12.com — Ada yang membanggakan bahwa di daerah kita sendiri di Nagari Tuo Pariangan Tanah Datar memiliki motif batik kuno yang terdapat dalam tambo milik keluarga Irwan Malin Basa.
Setelah ditemukan pada beberapa tahun lalu Oktober 2017 Pemerintah Kabupaten Tanah Datar melalui Dinas Koperidag melaksanakan pelatihan membatik yang diikuti 30 orang peserta pelatihan yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga dan remaja putus sekolah dari nagari Pariangan.
Pelatihan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengembangkan kembali produksi batik asli Pariangan yang selama ini tidak lagi diproduksi.
Dari hasil pelatihan tersebut saat ini di kecamatan Pariangan telah berdiri 3 kelompok UKM yang khusus memproduksi batik dan salah satunya adalah rumah UKM Batik Nagari Tuo Pariangan.
Ketua kelompok Rumah UKM Batik Nagari Tuo Pariangan, Zelmawati menyebutkan saat ini kelompoknya memiliki 10 orang anggota yang telah mengikuti pelatihan. Sehingga setiap anggotanya telah mampu memproduksi 10 helai kain batik dalam tiap bulan.
“Jadi tiap bulannya kami sudah mampu memproduksi 100 helai batik tulis yang siap jual,” ujarnya.
Zelmawati menjelaskan tahapan produksi itu dimulai dari menggambar pola, mencanting, mewarnai (menggunakan kuas dan celup dan terakhir melorot lilin), “kesemua proses itu telah mampu mereka lakukan sendiri,” ulasnya.
Dikatakan khusus untuk pewarna selain menggunakan pewarna sintetis juga menggunakan pewarna alam berasal dari kulit jengkol, daun sawo, daun jati, daun pokat, daun putri malu dan daun katu.
Kendala yang selama ini dihadapinya Zelmawati menerangkan bahwa selama ini dia mengeluhkan masalah bahan yang sulit mereka dapatkan dan pemasarannya.
Bahan-bahan untuk membatik ini harus dibeli di Jogja karena tidak ada dipasaran. Sementara untuk pemasaran, selama ini pihaknya hanya melakukan promosi melalui mulut ke mulut dan media sosial facebook saja, alhasil batik motif Tuo Pariangan belum memberikan hasil yang memuaskan.
Menanggapi hal itu, Kadis Koperindag Tanah Datar Abdul Hakim mengatakan, selain memberikan pelatihan pada pengrajin, ia juga mengupayakan agar batik tuo Pariangan ini bisa dipakai oleh seluruh PNS dan pelajar yang ada di Tanah Datar.
“Sekaitan dengan keluhan tentang pengadaan bahan baku dan proses pemasaran, Abdul Hakim menjelaskan bahwa nanti akan mengarahkannya kepada Perusda. Karena itu berbicara soal modal, kalau sudah dibeli dan dipasarkan langsung melalui perusda tentu tidak ada kendala lagi,” katanya.
Abdul Hakim menambahkan, pada tahun ini pihaknya juga akan kembali memberikan pelatihan membatik lanjutan. Tidak hanya itu, pada pelatihan nantinya juga akan diajarkan bagaimana memadukan warna.
“Khusus pelatihan memadukan warna ini diberikan agar para pengrajin batik bisa mengkombinasikan warna dengan baik sehingga menarik minat pembeli dan hasil produksi batik dari UKM kita lebih menarik dan tidak monoton itu-itu saja warnanya,” tambah Abdul Hakim.
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang