×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Elemen Budaya

Produk Arsitektur

Provinsi

Sumatera Barat

Asal Daerah

Pulau Punjuang

Candi Pulau Sawah

Tanggal 11 May 2019 oleh Rizki Kitiang.

Tim peneliti Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas), baru saja menyelesaikan penelitian lanjutan terkait Kompleks Percandian Pulau Sawah, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Penelitian selama 13-24 Agustus 2018 itu setidaknya melibatkan 13 orang pakar, antara lain tiga orang arkeolog dari Puslit Arkenas yang dibantu oleh dua orang dari Komunitas Luar Kotak, pakar geologi dari ITB, satu arkeolog dari Universitas Jambi, seorang pakar geografi dan lingkungan dari FMIPA UI, satu arkeolog dari Balai Arkeologi Sumatera Utara, serta empat orang peneliti dari Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumatera Barat.

Ada sejumlah hal baru yang diungkap dari temuan tim ini. Yang jelas terlihat adalah dibenarkannya asumsi klasik soal terjadinya banjir bandang yang sampai mengubah aliran Sungai Batanghari. Agaknya senada dengan amsal yang ingin diajarkan pepatah khas Minangkabau, sakali aia gadang, sakali tapian barubah. Pepatah ini nampaknya yang mengajarkan peristiwa yang juga terjadi di Dharmasraya, dimana datang air besaryang mengubah pinggiran sungai, sehingga mempengaruhi keberadaan kehidupan di sekitar aliran sungai tersebut.

Selain itu, ketua tim peneliti, Eka Asih Putrina Taim juga mensinyalir ada dua aliran agama Buddha yang tumbuh dan berkembang secara berdampingan di masa itu (sekitar abad VIII), yaitu Buddha Mahayana dan Buddha Tantrayana. Eka menyebut adanya beberapa temuan berupa arca yang merupakan identitas atau karakteristik dari masing-masing aliran. Bukti keberadaan Buddha Mahayana ditemukan pada Candi Pulau Sawah II dengan penemuan avalokiteswara serta kaki Buddha. Sementara, bukti dari keberadaan Buddha Tantrayana adalah dengan ditemukannya beberapa arca lain.

Dari temuan yang ada, dapat dilihat bahwasanya pada zaman dahulu ajaran Buddha Mahayana dan Buddha Tantrayana hidup secara berdampingan atau bahkan telah terjadi akulturasi.

Dugaan tersebut diperkuat oleh Taqiudin, pakar Geografi dan Lingkungan terkait Arkeologi dari Universitas Indonesia. Ia menyebutkan bahwa pada komplek percandian tersebut terdapat lebih dari satu ajaran. Sekalipun secara umum di lokasi tersebut ditemukan banyak bukti tentang keberadaan Buddha Mahayana, pada komplek percandian tersebut juga ada indikasi Tantrayana dengan ditemukannya avalokiteswara dalam bentuk tantra.

Selain itu, penemuan keramik asal Cina di lokasi tersebut juga membuktikan bahwa pada kisaran abad VIII daerah tersebut sudah menjalin kontak dengan dunia internasional.

Hal ini membuktikan bahwa toleransi umat beragama di daerah ini sudah berlangsung sejak lama, bahkan di era Hindu-Buddha, demikian pula keterbukaan masyarakatnya pada dunia luar,” ujarnya.

Kepala BPCB Sumatera Barat, Nurmatias menyebutkan, temuan dari penelitian yang dilakukan oleh tim dari Puslit Arkenas tersebut merupakan sebuah perspektif baru terhadap sejarah yang ada di Kabupaten Dharmasraya.

Menurutnya, sejauh ini yang diketahui secara umum keberadaan agama Buddha di lokasi tersebut berasal dari abad XIII, terutama dengan ditemukannya Arca Bairawa di Candi Padang Roco. Akan tetapi temuan yang ada di Komplek Percandian Pulau Sawah ternyata jauh lebih tua dari temuan sebelumnya.

Kompleks Percandian Pulau Sawah sendiri sudah mulai digarap oleh BPCB semenjak 1995, hal tersebut dapat dilihat dari adanya beberapa candi yang sudah dipugar. BPCB Sumatera Barat juga sudah berkomitmen dengan pihak pemerintah Kabupaten Dharmasraya agar komplek Percandian Pulau Sawah dapat menjadi lokasi yang bisa memberikan pengetahuan baru bagi generasi muda.

Nurmatias menambahkan, sejauh ini perspektif masyarakat Minangkabau sangat identik dengan pemahaman bahwa setelah prasejarah langsung masuk pada masa Islam. Namun, temuan-temuan yang merupakan bukti keberadaan Hindu Buddha tidak dapat dilupakan begitu saja. Setidaknya terdapat tiga daerah di Sumbar yang memiliki bukti bahwa peradaban tersebut pernah hidup, seperti Kabupaten Dahrmasraya, Tanah Datar, serta Pasaman.

Kepada masyarakat kita dapat menyampaikan bahwa Dharmasraya sudah memiliki catatan sejarah yang panjang dan mempunyai karakter yang kuat semenjak zaman dahulu,” kata Nurmatias.

sumber: liputan6.com

Candi sawah

DISKUSI


TERBARU


Ulos Jugia

Oleh Zendratoteam | 14 Dec 2024.
Ulos

ULOS JUGIA Ulos Jugia disebut juga sebagai " Ulos na so ra pipot " atau pinunsaan. Biasanya adalah ulos "Homitan" yang disimp...

Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...